Mereka sudah kalah telak. Perang telah usai dan hasilnya sudah terlihat jelas.
Sisa prajurit Ling Jian yang tersisa berlarian mundur dari medan perang secepat mungkin atau tidak mereka akan dijadikan tawanan perang selama sisa hidup mereka.
Malam yang panjang akhirnya berakhir, Yiu masih tetap pada posisinya sembari menatap ufuk yang mulai tersirat cahaya.
"Wu Xiao, kami menang. Langkah terakhir kuserahkan padamu," lirih Yiu sebelum pandangannya mulai kabur dan ia kehilangan keseimbangan tubuhnya.
"Putri Ying!"
♣♦♣
Jalur perbukitan terdekat menuju gerbang masuk timur laut kawasan ibu kota Bai Qing.
Wu Xiao menghentikan pasukan tepat setelah melihat gerbang timur di ujung pandangannya.
"Pangeran, ada apa?" tanya Jenderal Rong.
Wu Xiao menarik tali kekang kudanya dan berjalan beberapa meter ke depan lalu menghadap pasukannya.
"Aku akan membagikan strategi perangku, dan aku tidak menerima penolakan."
Mendengar nada suaranya yang dalam dan serius membuat para petinggi militer lainnya hanya dapat mengangguk ringan.
"Aku akan membagi pasukan kita menjadi dua. Jenderal Rong dan Jenderal Yao, bawa pasukan infanteri kalian dan seluruh pasukan penembak jitu ke jalur perbukitan di tenggara Gunung Xuanwu."
"Baik, Pangeran."
Wu Xiao melemparkan token giok anggota kerajaan miliknya kepada Jenderal Rong.
"Bawa ini bersamamu dan berikan pada Putri kedelapan. Ingat, setelah menyerahkan giok itu kalian semua harus menuruti perintahnya apa pun itu perintahnya. Anggap dia adalah aku."
Jenderal Rong sedikit menekuk keningnya sembari bertanya, "Tapi, Pangeran, siapa itu Putri Kedelapan dan bagaimana saya akan mengenalinya?"
"Putri Kedelapan sudah menunggu kalian di sana, dan kau akan bertemu dengan kenalan lama dari Putri Ying. Kau pasti akan langsung mengenalinya, tinggal serahkan saja giok itu padanya."
Meski telah dijelaskan oleh Wu Xiao, kening Jenderal Rong hanya merileks sebentar. Ia menatap binggung pada token giok yang berada di tangannya sembari berguman.
Kenalan lama Putri Ying? Dalam dua tahun terakhir Putri Ying hanya disibukkan dengan peperangan, sedangkan kenalan lamanya hampir seluruhnya perempuan. Tetapi Putri Ying sama sekali tidak memiliki teman akrab apalagi sampai berada di wilayah tengah.
Belum usai dengan perdebatan tanpa ujung dibenaknya, Wu Xiao kembali memberikan perintah, "Segera berangkat dan sampai secepat mungkin, Jenderal."
"Laksanakan, Pangeran!"
Wu Xiao kemudian mengalihkan atensi hijau zamrudnya pada Jenderal Guang dan Jenderal Chu sebelum kembali menatap ke seluruh pasukannya.
"Untuk pasukan infanteri yang tinggal, karena hari sudah akan sore segera dirikan tenda di sini dan beristirahat. Pasukan kavaleri tetap pada posisi kalian."
Setelah para prajuritnya mulai sibuk pada pekerjaan masing-masing, Wu Xiao menatap kedua jenderalny yang tersisa--Jenderal Chu Jenderal Guang--dengan tatapan seolah mengisyaratkan mereka untuk mengikuti Wu Xiao yang berjalan menjauh dari perkemahan, masuk lebih dalam ke sisi hutan yang gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Of War (Slow Update)
FantasyYiu Jiefang, gadis berusia 27 tahun, menjabat sebagai Komandan Pasukan Elite Angkatan Darat China yang terkenal akan kejeniusannya dalam bidang militer terutama dalam hal mengatur strategi. Keahlian dalam menggunakan berbagai macam senjata tidak per...