Wu Xiao segera menyusul Ming Zijing. "Aiyah kau ini kenapa tidak bisa diajak bercanda?! .... Baiklah ini serius. Bukankah kamu merasa aneh? Selama perjalanan kita tidak mendapatkan halangan apa pun, bahkan bertemu beberapa bandit kecil saja tidak ada."
"Aku juga merasa ada yang janggal. Apa akan terjadi sesuatu?"Tepat setelah Ming Zijing selesai dengan perkataannya, rombongan memasuki tanah kosong di tengah hutan bambu dan tiba-tiba serangan panah melesat bertubi-tubi dari segala arah.
"Kita terkepung! Lindungi para pangeran!"
♣♦♣
Wu Xiao menarik pedangnya, menangkis anak panah yang menyasarnya. Ia mendekati kereta.
"Liying, kalian jangan keluar! Serahkan pada kami!"
Ketiganya menjadi waspada. Xiao Gie segera memeluk Yiu dan merangkul Hwang. "Menunduk! Hwang, cabut kursi kayu ini dan jadikan tameng!"
Ming Zijing juga mengambil anak panahnya dan mulai membidik.
Anak panah yang datang terlalu banyak, mereka sulit mengendalikan situasi karena keberadaan musuh yang sulit terlihat di rimbunnya hutan bambu.
Hampir setengah dupa Pasukan Wu Xiao hanya bisa menangkis serangan tanpa balasan. Sementara itu, serangan lawan terus menimbulkan korban nyawa.
"Kita tidak bisa terus menangkis! Kita harus melawan balik!" ucap salah satu prajurit.
"Pangeran, beri kami perintah!"
Wu Xiao berteriak pada Ming Zijing, "Ming Zijing, bawa sebagian pasukan dan kabur bersama Pangeran Wang Xiao Gie dan adiknya. Aku akan menahan mereka sementara."
Ming Zijing yang masih sibuk melesatkan panah buta melirik Wu Xiao tidak suka.
"Aku bukan seorang pecundang yang hanya tau caranya melarikan diri."
"Kamu membawa panah, kamu bisa melindungi mereka. Cepatlah! Jangan sia-siakan anak panahmu!"
Ming Zijing mendecih sebelum berlari mundur mendekati kereta dan mendobrak pintu.
"Cepat pergi dari sini!"
Ming Zijing membawa enam prajurit dan ketiga bersaudara itu kembali masuk menuju jantung hutan.
Yiu berlari terseret-seret oleh Pangeran Hwang, ia kemudian memutar kepalanya ke seluruh penjuru. "Kenapa kita lari? Dimana Wu Xiao?"
Ming Zijing, "Dia mengalihkan perhatian. Kita harus sembunyi."
Yiu seketika menghentikan langkahnya. "Kalian meninggalkannya sendiri?! ...."
Yiu merebut pedang prajurit di dekatnya dan hendak kembali menyusul Wu Xiao. Namun, niatnya terhalang oleh kakaknya
"Ge?! ...."
"Kamu tidak boleh pergi. Berbahaya."
Yiu meledak marah, "Kalau gege sendiri tahu itu berbahaya kenapa masih membiarkan Wu Xiao bertarung sendirian?!"
"A-Ying, dengar du-"
Boom!!
Terdengar suara ledakan dari kejauhan. Sepertinya suaranya berasal dari jalur kereta tempat Wu Xiao berada.
Yiu dan yang lainnya mematung. Segala pemikiran terburuk muncul di benak Yiu.
Xiao Gie yang pertama bereaksi. Ia menarik tangan Yiu dan menyerahkannya pada Ming Zijing sembari berkata, "Jaga adikku. Aku pergi membantu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Of War (Slow Update)
FantasyYiu Jiefang, gadis berusia 27 tahun, menjabat sebagai Komandan Pasukan Elite Angkatan Darat China yang terkenal akan kejeniusannya dalam bidang militer terutama dalam hal mengatur strategi. Keahlian dalam menggunakan berbagai macam senjata tidak per...