"Yang Mulia, baru saja pesan dari perbatasan barat tiba dan di dalamnya mengatakan jika pasukan Bai Qing menyerang kamp mereka dan berhasil mengambil alih kamp kita.
"Mereka menyerang dari barat?! Bagaimana mungkin?! Padahal kita memusatkan hampir seluruh pasukan di timur. Cepat kumpulkan pasukan dan bergerak!"
"Baik, Yang Mulia."
♣♦♣
Suara berisik yang samar perlahan semakin keras, membuat pemilik manik mata coklat itu bergerak di bawah kelopak mata yang masih tertutup rapat.
Kepalanya perlahan mulai terasa bagai tertusuk ribuan jarum, badannya terus bergoyang ke kanan dan kiri menambah pening kepalanya.
Cahaya putih perlahan menusuk retinanya, dan dengan sedikit tenaga yang berhasil terkumpul, Yiu bangun dengan sedikit linglung.
Maniknya menelusuri tempat sempit yang diterjang gempa kecil itu. Berpegang erat pada dinding kayu dan berusaha bangkit duduk dengan tenaga kecilnya yang tersisa.
Baru setelah duduk, ia menyadari jika dirinya sekarang tengah dalam sebuah kereta yang tengah bergerak cepat.
Dicapainya pinggiran jendela yang tertutup kain rapat kemudian menjulurkan kepalanya keluar, mengesampingkan cahaya terang yang semakin memperburuk pusingnya.
Sesosok pria bertunggang kuda hitam yang berada di dekat kereta segera menyadari dan memanggil Yiu.
"A-Ying, kamu sudah sadar? .... Bagaimana perasaanmu?"
Yiu menyipitkan matanya sebelum menjawab sembari menggelengkan kepalanya kuat untuk meredusir rasa sakit di kepalanya.
Seolah ia melupakan alasan mengapa dirinya jatuh tertidur lalu tiba-tiba terbangun di dalam kereta yang melaju dengan kecepatan penuh.
"Ge, apa yang terjadi? Kemana kita pergi?"
"Istirahat kembali. Kita akan menuju ke barat daya, tidak perlu cemas."
"Barat daya? Untuk apa? Tunggu ...."
Yiu seketika melempar kembali memori otaknya kemudian bersiap menyembur api pada Pangeran Hwang yang berada di dekatnya.
Ia ingat semuanya. Kejadian sebelum ia tak sadarkan diri dan tujuan awal pasukan adalah ke timur, mengapa tiba-tiba merubah arah menuju barat?!
"Ge, dimana Wu Xiao? Apa yang terjadi? Kalian melaju seperti orang kesetanan, pasti telah terjadi sesuatu."
Hwang yang ditatap oleh manik tajam yang seolah menusuk tepat ke dalam retinanya membuatnya tidak dapat berkutik. Namun dengan mempertahankan pembawaan yang santai, Hwang membuka kipas dan mengipasi dirinya sembari menghela napas kesal.
"Kita hanya tengah terkejar waktu, kita harus mengecek kondisi perbatasan barat sebelum menuju timur, itu saja."
Raut wajah santai tetapi alis menekuk tajam, kipasan yang terkesan berlebihan, serta menghindari kontak mata. Yiu begitu mengerti kakaknya satu ini.
Tatapan penuh intimidasi terus menusuk retina Hwang hingga ia tidak tahan lagi. Ia berdecih sebelum menutup kipasnya dengan marah dan berkata, "Baiklah, aku akan bicara! Berhenti menatapku seperti itu!"
Yiu tidak merubah raut wajahnya, hanya saya matanya sedikit turun santai.
"Aku, kakak, dan para petinggi kerajaan lain hanya mengkhawatirkan kesehatanmu saja, A-Ying. Kau tidak tidur berhari-hari, membuat jantungku hampir lepas saja, dan Wu Xiao menyarankan untuk memberimu obat tidur, sudah itu saja...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Of War (Slow Update)
FantasyYiu Jiefang, gadis berusia 27 tahun, menjabat sebagai Komandan Pasukan Elite Angkatan Darat China yang terkenal akan kejeniusannya dalam bidang militer terutama dalam hal mengatur strategi. Keahlian dalam menggunakan berbagai macam senjata tidak per...