Chapter 23 : Upacara Melepas Rindu

40K 3.9K 25
                                    

Kini Pangeran Hwang, Yiu, Pangeran Wu Xiao, Jendral Rong dan sebagian pasukan sudah bergerak kembali menuju Istana Qiu Wang menyisakan sebagian prajurit yang berjaga ketat disekitar pusat kota.

Tak berselang lama, rombongan mereka telah memasuki kawasan istana yang tenang hanya ada beberapa prajurit dan pelayan yang berjalan mondar mandir.

Tak ada penyambutan, tak ada pesta perayaan, begitu tenang dan membuat Yiu bertanya tanya saat turun dari kereta.

Dimana ibunda?..

Yiu ingin bertanya keberadaan ibundanya kepada Pangeran Hwang.

Namun tak berselang lama, Seorang tabib istana datang menghampiri Yiu.

"Putri.. Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan.."

Tabib itu menunduk hormat saat Yiu berjalan didepannya dan langsung menghentikan langkahnya saat mendengar suara sang tabib.

Yiu menoleh lalu membalik badan kearah sang tabib dengan pandangan penuh tanya.

"Tentang permaisuri..."

♣♦♣

Ucapan Tabib Ming membuat Yiu sedikit terkejut dan khawatir.

Yiu mengangguk dan berjalan mengikuti Tabib Ming menuju Pavilium Teratai dan masuk hingga depan kamar Permaisuri.

"Ceritakan semuanya"

"Keadaan permaisuri walau sudah membaik tapi mentalnya masih sangat terguncang..."

Belum sempat Tabib Ming melanjutkan ucapannya, Yiu memotongnya dengan nada menekan dan helaan nafas berat.

"Aku tau.. Huh.. Aku sudah mengirim Permaisuri menuju Istana Musim Panas dan memberinya obat tidur agar Permaisuri tidak ikut turun tangan dalam masalah penyerangan kemarin jika ia sampai tau tentang itu maka Permaisuri tak bisa membedakan yang nyata atau khayalan dan yang terjadi kemarin sama persis dengan dugaanku"

"Ahh anda memang benar Putri.. Maka dari itu Permaisuri butuh istirahat total selama kurang lebih 2 minggu. Hanya itu yang ingin saya sampaikan putri"

Yiu mengangguk memberi ijin Tabib Ming untuk undur diri dan membuka pintu kamar Permaisuri.

Yiu berjalan pelan menuju samping ranjang tempat Permaisuri tidur. Yiu duduk disamping ranjang dan menggapai tangan Permaisuri lalu menempelkan tangan Permaisuri dipipinya.

"Maafkan aku ibu.. Maafkan aku yang tidak bisa menjaga ibu.. Seharusnya ibu masih di Istana Musim Panas sampai aku datang menjemput ibu dan seharusnya ibu tidak nekat kembali ke Istana, kalau tadi aku tidak datang dan hal itu terjadi mungkin aku tak akan bisa memaafkan diriku sendiri"

Yiu berucap dengan nada sedikit bergetar dan tanpa sadar setitik air mata lolos dari manik coklatnya.

Setelah dirasa cukup, Yiu menghela nafas dan perlahan berdiri kemudian berjalan keluar kamar kembali menuju Pavilium Dahlia.

Saat akan tiba di Pavilium Dahlia, Yiu menghentikan langkahnya saat mendengar sebuah suara berat yang familier dari arah belakang memanggilnya.

"Putri Ying!"

Yiu membalikkan badan hendak melihat siapa yang memanggil namanya.

"Kenapa kau tidak berada di Paviliummu? Bukankah luka ditubuhmu belum kering?"

Flower Of War (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang