"Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Gue sih ga akan pernah bisa mentoleransi perselingkuhan."
-Gemma Queenarra-***
Mereka berempat sekarang berada Blue cafe. Usai memilih beberapa buku untuk asupan otaknya, kini perut mereka yang butuh asupan. Dengan kata lain laper.
"Chicken Parmigiana satu, sama orange juice ga pake gula." Narra mulai memesan makanan.
"Saya Beef Cordon Bleu, sama teh manis." Agas mengikuti.
Mereka berdua kemudian melirik duo bucin yang masih berdebat soal menu.
"Ada lagi pesanan yang lain?" Tanya waitress yang sejak tadi berdiri di samping meja Narra.
Narra mencolek tangan Hanum "Han...mba nya kasian nih nungguin lama.."
"Iya lo juga Ren.. masa cowo mutusin mau makan apa juga lama bener." Ujar Agas yang juga tampak kesal lama menunggu.
"Udah lah jomblo mana tau.." Elak Reno. "Dalam suatu hubungan, segala sesuatu nya itu perlu dibicarakan baik-baik. Ga bisa salah-satu ngambil keputusan sepihak, Gas."
"Astaga!" Agas mendengus kesal. "Perkara milih menu makan doank loh ini.."
"Coba deh tanya Narra,," Jawab Reno sok -sok membandingkan. "Lo juga kalo punya cowo pasti pengen segala sesuatunya di diskusiin kan?!"
"Hmm,," Narra mengerutkan dahinya. "Gue sih tipe cewe yang berpendirian ya, ga segampang itu diskusiin prinsip sama gue."
"Tapi selagi itu adalah hal-hal yang ga mengganggu hubungan nih, cowo gue bebas tuh mau ngelakuin apa aja. As long as he takes the responsibility."
"Apalagi cuma soal menu makanan."
Jawaban Narra tampaknya membuat Agas tertarik. "Kalo cowo lo lebih ngutamain hoby nya gimana? Lo terima?"
"Kenapa engga?! Setiap orang punya prioritasnya sendiri-sendiri." Narra mengangkat kedua bahunya.
"Kalo cowo lo selingkuh?" Tanya Hanum antusias.
Narra memutar bola matanya malas. "Kan gue bilang tadi.. as long as he takes the responsibility.."
Reno menatap Narra dengan wajah yang amat kebingungan. "Maksud Lo?"
"Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Gue sih ga akan pernah bisa mentoleransi perselingkuhan."
"Jadi kalo cowo lo selingkuh?" Reno makin penasaran.
"Ya putus lah."
"Segampang itu?!" Hanum mengangkat kedua alis matanya.
Narra mengangguk. "Karena menurut gue, cowo yang bertanggung jawab ga akan memulai suatu hubungan diatas hubungan yang lain. Kalo mau akhiri dulu yang lama, baru mulai yang baru."
Senyuman kecil mengembang di wajah Agas. Ia takjub mendengar pemikiran yang menurutnya luar biasa untuk perempuan seusia Narra, yang masih jauh lebih muda darinya.
"Dan kalo dia ga bisa ngambil keputusan, gue yang akan ambil alih." Narra menambahkan.
Reno berdigik. "Dih...serem ya punya cewe kaya lo.. selingkuh dikit langsung ditinggal."
"Ya kalo lo selingkuh berarti lo udah ga cinta sawa cewek lo donk. Ya kalo udah ga cinta ngapain gue paksa."
"Ngga gitu, Nar." tepis Reno. "Cowok tuh kadang selingkuh cuma buat cari warna baru aja biar ga bosen. Bukan berarti udah ga cinta sama cewenya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternité
Teen Fiction"Demon's still demon. Thousands kindness couldn't change what he really is." -Gemma Queenarra Narra tak pernah menyangka jika hanya karena sebuah insiden ia akan terlibat sesuatu yang besar disekolahnya. SMA Pelita memiliki cerita tentang Angel and...