Dunia ini masih dipenuhi orang-orang baik..
-Gemma Queenarra-***
LIMA menit lagi menuju bel masuk kelas Narra baru tiba di sekolahnya. Pagi ini dia bangun kesiangan, belum lagi ojek online yang ia pesan juga lama sekali datangnya. Sementara Hanum sudah berangkat duluan dijemput Reno.
"Gara-gara si Ganen bawa motor gue, hampir aja gue telat." Dumelnya pada diri sendiri. Padahal sebenarnya, dia sendiri yang menyuruh Ganen membawa motornya malam kemarin.
Narra berjalan melewati ruang guru yang letaknya tak terlalu jauh dari kelasnya. Langkahnya terhenti ketika ia melihat Karin disana. Ia tampak berbicara dengan guru TU, beberapa saat kemudian Karin beranjak dari tempat duduknya dan memasuki ruang kepala sekolah bersama guru tadi.
Di salah satu sudut kursi tunggu Narra melihat sebuah tas dibiarkan tergeletak begitu saja. Persis seperti tas yang Karin kenakan beberapa hari lalu.
"Kesempatan bagus.." Gumam Narra.
Ruang guru tampak sepi, sepertinya karena jam pelajaran sudah akan dimulai. Perlahan Narra mengendap-endap memasuki ruang guru dan mengambil tas milik karin. Ia membuka kantung bagian belakang tas perempuan itu dan memasukan amplop yang ia bawa di tas nya.
"Berhenti!" Suara seseorang tiba-tiba mengejutkan Narra. "Ngapain lo pegang-pegang tas orang?!"
Mati gue!
Narra meneguk salivanya sendiri. Kok ada orang sih?!
Perlahan Narra menyimpan tas Karin di tempat asalnya lalu menoleh ke sumber suara yang mengejutkannya tadi.
Mata kecoklatan Agas kini menatap tajam ke arahnya. "Lo?!"
Narra menggigit ujung bibirnya. Seketika ia disergap kepanikan melihat laki-laki yang kini berdiri di hadapannya.
Sebenarnya sejak tadi Agas mengamati gerak gerik perempuan yang mengendap-endap masuk ke ruang guru itu. Tapi ia sama sekali tidak menyangka kalau perempuan itu adalah Narra.
"Lo ngapain disini?" Tanya Agas memastikan. "Dan tas itu, kenapa ada di tangan lo?!"
Narra bergeming. Harus bilang apa dia sama Agas? Kalo ketahuan gimana?
"Jawab pertanyaan gue, Nar!"
Gue harus bilang apa??
"Sini tas lo!" Pinta Agas.
"Lo mau apain tas gue?!"
Agas mendengus kesal. "Balikin barang cewek itu."
"Barang?!" Narra mengerutkan keningnya. "Barang apa?!"
"Gue liat lo ngambil sesuatu dari tas itu, Nar!"
"Elo?!" Narra menarik napas panjang menahan emosinya. "Lo ngira gue maling?!"
"Kalo lo balikin barang dia, gua janji bakal keep kejadian ini antara kita berdua."
Narra hampir tak percaya dengan apa yang didengarnya. Tanpa mengatakan sepatah katapun lagi ia berlari menabrak tubuh Agas dan bergegas masuk ke kelasnya.
"Narra tunggu, Nar!"
✍
Narra menaruh kepalanya di atas tangan yang terlipat diatas meja. Sesekali ia menguap, menginap di rumah Hanum tak pernah membuatnya bisa tidur tepat waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternité
Fiksi Remaja"Demon's still demon. Thousands kindness couldn't change what he really is." -Gemma Queenarra Narra tak pernah menyangka jika hanya karena sebuah insiden ia akan terlibat sesuatu yang besar disekolahnya. SMA Pelita memiliki cerita tentang Angel and...