"Karena sekarang gue udah jadi Abang dari cewek inceran lo!"
-Ganendra Aksara-***
Suara dentingan mengiringi pintu lift yang terbuka di lantai 7. Dengan pakaian yang basah kuyup Ganen menuju kamar tempatnya menginap, kamar 703. Di ujung koridor ia melihat Agas yang masih berdiri di depan pintu kamar 711, tepat di depan pintu kamarnya.
"Mau gue pinjemin baju?" Tanya Ganen seraya membuka pintu kamarnya. Baju Agas juga sedikit basah karena insiden di kolam renang tadi.
Agas menggelengkan kepalanya. "Gue abis ini juga pulang kok.."
"Dan ninggalin Narra sendirian?" Sinis Ganen. Agas bergeming tak mengatakan sepatah katapun.
"Narra butuh lo.." Lanjut Ganen. "Kamar gue twin bed kok.."
Agas tak punya pilihan. Ia mengikuti Ganen masuk ke kamarnya. Sesampainya di kamar Ganen membuka kopernya kemudian menggantung beberapa baju yang ia bawa di dalam lemari.
"Pake mana aja yang lo suka." Ucap Ganen seraya memasuki kamar mandi.
Selagi menunggu Ganen selesai mandi, Agas mengambil kaos dan celana training milik Ganen. Postur tubuh keduanya memang hampir sama, jadi sudah pasti baju Ganen pas di badannya.
Tak berselang lama, Ganen keluar dari kamar mandi.
"Gue pinjem yang ini ya?" Ucap Agas seraya menunjukan baju di lengannya. Ganen hanya balas mengangguk seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Hanya menghabiskan waktu 5 menit, Agas sudah selesai dengan mandinya. Ia melihat Ganen yang tampak terlelap di tempat tidurnya.
Dulu, adalah hal yang biasa untuknya dan Ganen tidur dalam satu ruangan. Sering kali Agas dan teman-teman lainnya menginap di ruang organisasi di sekolah. Bahkan saat sekolah mengadakan study tour pun, mereka menginap di wisma yang sama bersama 4 orang lainnya.
Tapi kali ini terasa berbeda bagi Agas. Apalagi mengingat perselisihan di antara keduanya yang terjadi setahun belakangan ini. Dan kejadian hari ini, membuat keduanya merasa makin canggung.
"Nen.. lo udah tidur?" Tanya Agas. Hening, tak ada jawaban.
"Gue tau lo cuma pura-pura tidur." Ucap Agas kemudian, membuat Ganen menggeliat di balik selimutnya dan mendelik tajam ke arahnya.
"Lo kesini buat numpang tidur kan?" Sindir Ganen.
"Gue ga bisa tidur." Kilah Agas. "Di otak gue banyak banget pertanyaan tentang lo."
"Sayangnya gue ga punya kewajiban buat jawab pertanyaan lo." Sinis Ganen.
"Aksa..." Agas menggantung kalimatnya sesaat. "Aksa anak lo?"
Ganen tertawa dengan nada terpaksa. "Sebejat itu gue dimata lo?"
"Jadi bener dia anak Kak Mahen?" Tembak Agas.
"Bukan." Jawab Ganen singkat.
Agas mengernyit. "Trus?"
"Terus apa?" Ganen balik mengernyit.
"Trus dia siapa? Sampe lo jagain mati-matian."
"Lo mau tidur apa mau maksa gue buat cerita?" Dengan wajah kesal Ganen bangkit dari tidurnya. "Kalo gue harus cerita semuanya, sampe subuh juga ga bakalan kelar."
"Better, dari pada lo biarin orang-orang di sekeliling lo salah paham."
"Salah paham?" Ganen mengerutkan keningnya. "Maksudnya lo yang salah paham sama gue?"
"Narra." Balas Agas yakin. "Dia yakin banget Aksa itu anak lo. Hasil hubungan gelap lo sama Kanaya."
Ganen tertawa sejenak. "Bagus lah.."
"Bagus?!" Sungut Agas. "Maksud lo?!"
"Lo yakin mau maksa gue buat cerita?!" Ganen menghela nafas kasar.
"Satu aja pertanyaan gue." Tawar Agas. "Mereka berdua itu sebenernya siapa?"
Ganen berdecak kesal. "Besok pagi aja gue jelasin."
"Elaah...tinggal jawab doank sih, Nen.."
"Gue ngantuk!" Balas Ganen cuek. "Besok gue cerita."
Ganen kembali merebahkan diri dan menarik selimutnya. "Jangan maksa!"
"Baek-baek lo sama gue!" Ancam Ganen. "Karena sekarang gue udah jadi Abang dari cewek inceran lo!"
✍To be continued....
Mon maap slow update..
Sibuk banget belakangan ini...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternité
Teen Fiction"Demon's still demon. Thousands kindness couldn't change what he really is." -Gemma Queenarra Narra tak pernah menyangka jika hanya karena sebuah insiden ia akan terlibat sesuatu yang besar disekolahnya. SMA Pelita memiliki cerita tentang Angel and...