"Dimana aja asal sama Narra.."
-Ganendra Aksara-***
"Hey...are you okay?" Tanya Ganen ketika melihat gadis yang diboncengnya melamun. Motornya kini sudah terparkir di depan XXI.
Narra menggelengkan kepalanya, ia membuyarkan pikiran yang mengganggunya sedari tadi.
"Sure." Jawab Narra singkat.
Ganen bergeming. Pemandangan yang ia lihat di depan rumah Hanum tadi nyatanya benar-benar mengganggunya.
"Agas tadi ngapain?" Tanya Ganen kaku.
"Hemm?" Narra mengernyit. "Ga ngapa-ngapain."
"Ayo,,katanya mau nonton." Ajak Narra mengalihkan pembicaraan. Ia lalu menarik tangan Ganen memasuki XXI.
"Mau nonton apa?" Tanya Narra seraya menatap jadwal tayangan di depannya.
"The Unholy gimana? Ceritanya tentang demon gitu.." Usul Ganen.
"Cerita tentang lo ya?" Ejek Narra.
"Enak aja." Tepis Ganen. "Gue kan Demon berhati Angel."
Narra terkekeh. "Iya angel..angel bahasa jawa ya. Bukan bahasa Inggris."
"Suka-suka lo deh. Yang penting lo seneng." Pasrah Ganen. "Lo cantik soalnya kalo lagi ketawa."
Narra memutar bola matanya malas. "Jangan mulai deh.."
Ganen terkekeh. "Ayo pesen tiket."
Usai memesan tiket dan beberapa makanan keduanya sudah siap memasuki teather 3. Film sudah mulai diputar lima menit yang lalu.
Ganen menggenggam erat tangan Narra seraya memasuki koridor teater 3 yang cukup gelap. Seketika Narra merasakan desiran hangat ke seluruh tubuhnya. Tapi itu bukan miliknya sendiri, Ganen pun merasakan hal yang sama.
Beberapa kali Narra terlihat mengatur napasnya. Jantungnya terus-menerus berdegup tak terkendali.
Duh...kenapa ini jantung gue? Batin Narra.
"Lo kenapa, Nar?" Tanya Ganen. "Kok kaya ga nyaman gitu?"
"Eh gapapa, kok.." Jawab Narra kikuk. "Kedinginan aja sih nih gue.."
Tanpa banyak bicara Ganen melepas jaket yang ia kenakan dan menyelimuti tubuh Narra yang kedinginan. Sesaat tatapan mereka saling bertemu, membuat Narra meneguk salivanya sendiri.
Grogi, Ganen lalu memalingkan wajahnya seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Norak sih lo, ga biasa AC ya!"
Mendengar ucapan Ganen, Narra kesal bukan main. Baru saja beberapa detik yang lalu Ganen masih bersikap manis. Emang dasarnya orang nyebelin!
Narra melempar jaket Ganen tepat mengenai wajahnya. "Iya gue norak!"
"Ambil nih gue ga butuh jaket lo!"
Ganen mengernyit. "Lo kok marah sih?"
"Siapa yang marah?!" Narra meninggikan suaranya.
"Itu suara lo melengking gitu?! Gue salah ngomong?"
"Ya lo pikir aja sendiri!"
"Ssstttt...Mas, Mba, kalo mau berantem diluar aja. Jangan berisik disini." Seseorang yang duduk di kursi belakang memperingati Narra dan Ganen yang terus berdebat sengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternité
Genç Kurgu"Demon's still demon. Thousands kindness couldn't change what he really is." -Gemma Queenarra Narra tak pernah menyangka jika hanya karena sebuah insiden ia akan terlibat sesuatu yang besar disekolahnya. SMA Pelita memiliki cerita tentang Angel and...