53# Serasi

31 8 0
                                    

"Keputusan ada di tangan lo."
-Ganendra Aksara-
 

                                                               
***

Keesokan harinya sepulang sekolah Narra memacu motornya menuju lokasi yang di bagikan oleh Rania. Bermodalkan GPS akhirnya Narra sampai di tempat tujuan setelah menempuh 30 menit perjalanan.

Di hadapannya kini ada sebuah butik besar yang terlihat mewah dan elegant, Gee Galeriè. Seingatnya nama butik itu cukup terkenal di kalangan kelas atas. Harga sebuah gaun saja bisa sampai puluhan juta.

"Mama ga salah nih beli gaun disini?" Guman Narra. Ia lalu merogoh ponsel di sakunya da melakukan panggilan ke nomor ponsel Rania.

"Masuk sayang,," Jawab Rania dari ujung sambungan telepon. "Mama udah di dalem."

Dengan langkah ragu Narra memasuki butik mewah itu usai mematikan teleponnya. Matanya membulat menatap ratusan gaun yang terpampang di etalase.

"Bagus banggeeetttt..." Takjub Narra.

"Sayang!!" Panggil Rania seraya melambaikan tangannya. Rania tampak sedang berdiskusi dengan salah satu staff butik, sementara Yudha tampak sedang memilih beberapa model dasi yang mungkin cocok dengannya.

"Kok melongo gitu sih?" Tanya Rania seraya tertawa.

"Mama serius beli gaun disini, Ma?" Ucap Narra setengah berbisik.

"Om yang pilih butik ini.." jawab Rania singkat.

"Tapi disini mahal, Ma..."

"Buat anak cantik...mana boleh ada kata mahal." Cetus Yudha tiba-tiba menyerobot. "Mas, gaun yang tadi saya pilih mana?"

"Segera di ambilkan, Pak.." Ucap salah seorang staff bernama Andri seraya membuka salah satu etalase.

Tak lama kemudian Andri kembali membawa sebuah gaun berwarna putih dengan siluet keunguan yang benar-benar cantik. Dengan bahan tulle dan aksen payet gaun itu terlihat begitu mewah.

"Suka ga?" Tanya Yudha.

"Cantik banget, Om.." Ujar Narra takjub.

"Ayo cobain.." suruh Rania kemudian.

Narra mengernyit. "Kok Narra yang cobain, Ma?"

"Gaun itu emang buat kamu.."

"Kok?" Tanya Narra semakin bingung. "Yang mau nikah kan Mama?"

"Di hari pernikahan Mama,, anak kesayangan Mama juga harus cantik donk.." Papar Rania. "Ayo sana cobain.."

Bibir Narra melengkungkan senyuman. Di bantu dua orang staff perempuan, Narra kemudian memasuki fitting room.

Salah seorang staff membantu Narra mengikat rambutnya, sementara staff yang lain memasangkan tali di bagian punggung baju yang ia kenakan. Gaun itu benar-benar pas dengan ukurannya. Narra tak henti-hentinya memandangi bayangan dirinya di cermin.

"Cantik banget, Neng..." ucap salah seorang staff butik. "Udah siap keluar?"

Narra mengangguk pelan seraya merapikan bagian kerah gaun model off shoulder itu. Perlahan, salah seorang staff membuka tirai yang menutupi fitting room tadi. Bibir Narra mengembangkan senyuman ketika tirai dibuka. Tapi senyuman itu memudar seketika saat ia melihat seorang laki-laki yang berdiri di depannya. Laki-laki itu Ganendra.

Sama halnya dengan Narra, Ganen tampak terkejut  melihat kehadiran gadis itu disana. Tapi lebih dari itu, ia seakan tersihir dengan kecantikan perempuan di di hadapannya. Hazel matanya menatap Narra dengan penuh kekaguman.

FraternitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang