19# Pertandingan Persahabatan

81 57 4
                                    

"Kali ini gue ga bakal biarin dia lolos."
-Reno-

***

Siang ini lapangan basket SMA Pelita penuh sesak oleh murid-murid dari SMA Tunas Bakti. Pertandingan persahabatan antara kedua SMA itu akan di adakan sebentar lagi.

Narra dan Hanum sudah duduk di sisi kiri lapangan. Sekolah mengosongkan 2 jam di akhir pelajaran supaya murid-murid bisa memberikan support untuk tim basket.

Suara tepuk tangan dan teriakan penyemangat bersahut-sahutan ketika satu persatu tim basket memasuki lapangan. Diawali Ganen dan Agas yang masuk arena secara bersamaan, disusul kemudian tim yang lainnya.

"Tuh yang itu, Nar." Hanum menunjuk salah satu pemain basket SMA tunas bakti. "Namanya Verio. Ganteng kan?"

Narra membulatkan matanya melihat sang empunya nomer punggung 01 itu. Laki-laki itu berkulit putih dengan rambut berwarna kecoklatan.

"Kak Rio!" Panggil Hanum seraya melambaikan tangannya.

Verio balik melambaikan tangan seraya berjalan mendekat. "Hey, Han.. ini sekolah kamu ya?"

"He-eh." Hanum menganggukan kepalanya. "Eh, kenalin ini temen aku, Narra.."

Narra menyikut lengan sahabatnya itu. "Apaan sih, Han?!"

"Oh..Hey." Verio tersenyum manis. "Gue Rio.. salam kenal ya."

"Iya, Ka..salam kenal juga." Narra malu-malu. Sayangnya ada jaring yang membatasi lapangan dan bangku penonton sehingga mereka tak bisa bersalaman.

"Support tim kita ya, Nar.."

"Ga bisa." Suara Ganen tiba-tiba menyela perbincangan mereka. "Narra kesini cuma buat support gue."

"Hei, Bro.. " Verio mengangkat tangannya untuk tos dengan Ganen. "Cewek lo ya?!"

"Sorry gue ga tau.."

"It's okay." Ganen lalu mengajak Verio bergegas kumpul ditengah lapangan.

Apa-apaan sih Ganen?

"Lo jadian sama Ganen, Nar?" Tanya Hanum. "Ko ga kasih tau gue sih? Jahat lo!"

"Dih amit-amit!" Narra bergidik.

"Trus tadi itu maksudnya apa?"

"Lo tanya aja sama dia!" Dumel Narra. "Orang gila lo dengerin!"

Pertandingan hampir setengah jalan. Skor beda tipis 24 : 21 point untuk SMA Pelita. Saatnya bertukar tempat. Diselingi break beberapa saat, semua anggota team nampak kelelahan tapi masih terlihat bersemangat.

"Sayyaaaanngg..." Reno tiba-tiba muncul dan duduk disebelah Hanum.

"Ih ko kamu baru dateng sih,sayang?" Tanya Hanum dengan gaya kebucinannya. Narra menopang dagu dengan tangan kanannya seraya memutar bola matanya malas.

"Iya, tanggung tadi lagi ulangan."

"Oohh..." Hanum mengangguk.

"Eh ada, Narra...sori tadi ga liat."

Narra mencebikkan bibirnya "Gue bukan Narra... gue kambing. Kambing congek."

"Duh,,sewot.." Hanum menyengol lengan sahabatnya itu. "Nanti gue atur deh lo ketemuan sama kak Verio, ya?"

"Verio siapa?" Tanya Reno.

"Anak SMA Tunas Bakti, Sayang.." jawab Hanum. "Tuh yang itu tuh!" Hanum menunjuk Verio yang sedang mendrible bola basket.

"Nomor punggung 01. Ganteng kan, Yang?"

Mendengar ucapan Hanum, Reno terlihat kesal. "Ko kamu kenal sama dia?"

"Ada lah,, udah kenal dari lama."

Reno sepertinya terbakar cemburu. Wajahnya terlihat cemberut sepanjang pertandingan. Pandangannya terus mengikuti gerak-gerik si nomor 01.

Tapi tiba-tiba sesuatu mencuri perhatiannya. Seseorang dengan nomer punggung 03, dia Randy. Laki-laki itu tampak mengenakan sepatu incarannya. Adidas White Mountaineering Lxcon Shoes warna hitam. Persis seperti yang dia lihat malam itu.

Prrriiitttt....
Wasit meniup peluit tanda akhir pertandingan. Score 43 : 39 untuk SMA Pelita. Suara riuh memenuhi lapangan. Kedua tim basket tampak bertepuk tangan seraya berjabat tangan dan sesekali berpelukan.

Semua pemain tampak kelelahan dan merebahkan tubuhnya di samping lapangan.

"Sayang,, aku kesana dulu ya. Ada perlu bentar." Reno beranjak meninggalkan Hanum dan Narra yang masih betah di tempat duduknya.

Ia mengeluarkan ponselnya lalu melakukan panggilan ke Nomor Agas.

"Hallo, Ren. Lo dimana?" Tanya Agas begitu telponnya tersambung.

"Gas, ke toko buku nya besok aja gimana? Jangan hari ini." Tanya Reno.

Agas tampak kebingungan, "Kenapa emangnya?"

"Gue liat orang yang pake sepatu inceran gue." Jawab Reno. Agas mengedarkan pandangannya ke sekeliling lapangan. Mencari keberadaan Reno.

"Lo dimana?"

"Serahin aja sama gue." Ucap Reno yakin. "Kali ini gue ga bakal biarin dia lolos."

Author notes:

Hari ini double up ya..
Ikutin terus kelanjutan cerita Narra,,

Terimakasih buat yang sudah baca..
Jangan lupa tinggalkan jejak..

🥰

FraternitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang