41# Merindukanmu

34 13 1
                                    

                         Aku merindukkanmu, dan ku akui itu...
                                           -Gemma Queenarra-

                                                           ***

Malam ini Narra sedang merebahkan dirinya di atas sebuah ayunan saat tiba-tiba ponselnya menerima panggilan dari nomor tak dikenal. Narra menekan tombol hijau di ponselnya tanpa berbicara.

"Hallo..." Suara seorang laki-laki terdengar di seberang telpon. "Narra..."

Narra mengernyit tak mengenali sang empunya suara "Ini siapa?"

"Ini Rio..." jawab Verio. "Gue ganggu ga?"

"Oh...Kak Rio..."

"Lo lagi ngapain?" Basa-basi Verio. "Ga keganggu kan?"

"Nggak kok, Kak... "

"Panggil Rio aja,, ga usah pake Kakak.."

"Gapapa emang?" Tanya Narra sungkan.

"Gapapa lah..." Verio tertawa pelan. "Mau manggil sayang juga gapapa..."

Narra terkekeh. "Ga berani deh kalo manggil sayang."

Verio ikut tertawa. "Becanda... eh besok lo ke sekolah ga? Lagi bebas kan ya abis ujian."

"Kesekolah lah.. ga belajar juga kan absen jalan terooss.."

"Gue besok ngajakin Tim nya Agas latih tanding.." Ujar Verio. "Lo..support gue ya?"

"Oh...iya, Kak.. nanti Narra nonton deh sama Hanum."

"Rio..." Sela Verio. "Kok manggil Kakak terus.."

"Jadinya canggung Kak kalo manggil Rio" Jawab Narra.

"Yaudah deh, gimana Narra aja."

"Eh,, Narra udah makan belom? Jangan telat makan ya, nanti sakit." Verio mulai basa-basi lagi.

"Kalo soal makan sih Narra ga usah diingetin, Kak.." Ujar Narra seraya tertawa. "Udah jago."

"Beneran nih?" Tanya Verio. "Yaudah besok ga akan ngingetin lagi deh.."

"Ngajak makan aja kali ya.."

"Eh bukan gitu kak maksudnya." Elak Narra

"Jadi ga mau nih? Nanti Kak Rio sedih loh ditolak ajakannya.."

Narra merasa serba salah. "Nggak gitu juga sih Kak..."

"Berarti mau ya, besok gue ajak makan?"

Narra terdiam sesaat.

"Gini deh.." Ucap Verio

"Kalo Kak Rio menang lawan Agas besok, Narra harus mau di ajak makan ya.. kalo Agas yang menang, Kak Rio nyerah deh Narra ga mau juga gapapa. Gimana?"

"I..iya deh Kak.." Jawab Narra terbata-bata.

"Yaudah deh,, Sampe ketemu besok ya Nar.. Dah.."

Sambungan teleponpun terputus.

Narra kembali merebahkan dirinya di atas ayunan. Obrolannya dengan Verio tadi tak benar-benar digubrisnya. Ditemani angin yang berhembus perlahan ia memutar lagu kesayangannya.

Hari ini, ia menulis kembali buku hariannya untuk pertama kalinya.

Untukmu yang pergi meninggalkan luka...
Aku tak kan menghindari apapun tentangmu..
Tidak tentang semua kenangan yang ada di kepalaku..
Tidak juga tentang rasa yang tertinggal di hatiku..
Aku memutuskan berdamai dengan semua itu..

FraternitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang