"Ini sih beneran tamat riwayat gue, Han..."
-Gemma Queenarra-
***Narra merebahkan dirinya di atas kasur milik Hanum, sementara yang punya kamar sedang melahap Bakso Giri yang ia bawa.
"Lo abis dari mana sih, Nar? Malem-malem gini."
Narra menghela napas panjang. "Ga dari mana-mana. Sengaja aja gue kesini karena nyokap gue lembur."
"Oh..."
"Eh, Han.. lo pernah ga kaya tiba-tiba jantung lo tuh deg-degan gitu. Kaya detaknya tuh cepet banget."
Hanum menghentikan makannya
"Lo sakit, Nar?!" Tanyanya panik. "Kalo lo sakit gue anter lo ke dokter."
Narra menggigit ujung bibirnya. "Apa gue punya penyakit jantung ya, Han?"
"Coba sini gue denger detak jantung lo." Hanum menempelkan telinganya di dada Narra.
"Ih apaan sih, Han!" Narra meraup wajah Hanum dan mendorong ya menjauh.
"Normal kok detak jantung lo."
"Sekarang sih udah engga."
Rrrrrr....ponsel Hanum tiba-tiba bergetar. Panggilan masuk dari Reno.
"Hallooo chaayaaannkkk..lagi apa?" Sok imut Hanum mengangkat telpon dari pacarnya itu.
Narra memutar bola matanya malas, ia lalu membenamkan wajahnya dibalik bantal.
"Ih Narra.. iya nih ada Narra sayang, aku video call ya.."
"Narra lo ngapain dirumah cewe gue malem-malem? Bikin gue iri aja." Ujar Reno dari ujung telpon.
Narra mencebikkan bibirnya. "Tenang aja, cewe lo ga gue apa-apain."
"Eh sayang, kamu lagi apa?" Tanya Hanum pada Reno.
"Lagi makan Bakso Giri nih, sama anak-anak."
"Ih..ko sama sih sayang? Kita sehati.." Hanum menunjukkan mangkuk Bakso yang belum habis ia santap.
"Loh,,tadi kamu kesini beli bakso? Kenapa ga bilang aku? Tau gitu aku samperin."
"Ngga...ini Narra yang beliin."
"Lo tadi kesini, Narr?"
"Iyaa..kenapa emang?" Sahut Narra ketus.
"Eh ada Narra.." Ganen merebut ponsel dari tangan Reno. "Narra makin cantik aja.."
Narra mencebikkan bibirnya. Dia lagi...
"Eh jaket nya udah Kak Ganen terima. Narra lupa bilang maksih ya? Apa Kak Agas yang lupa nyampein?" Ujar Ganen sok manis.
"Next time kalo perlu apa-apa lagi bilang Kak Ganen aja ya.."
Ganen mengedipkan matanya genit.
Narra memutar bola matanya malas. "Iya...Kak Ga-nen-dra. Ma-ka-sih ya."
"Apaan sih lo, Ganen?! Pake handphone lo sendiri aja sana!" Reno merebut kembali ponsel nya.
"Maaf, Yang...Ganen nih ganggu aja."
"Iya nih.. ganggu aja." Dumel Hanum. "Eh itu Kak Agas kenapa mukanya BT gitu?"
"Sssttt.." Reno menempelkan jari telunjuk di bibirnya. "Agas lagi patah semangat gara-gara cewek incerannya kabur."
Mendengar perkataan Reno, Agas beranjak dari tempat duduknya. "Apaan sih lo, Ren?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternité
Ficção Adolescente"Demon's still demon. Thousands kindness couldn't change what he really is." -Gemma Queenarra Narra tak pernah menyangka jika hanya karena sebuah insiden ia akan terlibat sesuatu yang besar disekolahnya. SMA Pelita memiliki cerita tentang Angel and...