"Itu sih masa lalu."
-Demetria Verio -***
Jam di dinding kamar Narra sudah hampir menunjukkan jam 8 malam. Ia sudah selesai bersiap-siap, tapi pikirannya masih mencari cara untuk bisa menjaga dirinya kalau-kalau Verio memang Fakboi seperti yang diceritakan Reno. Tapi belum sempat ia menemukan cara, bel rumahnya tiba-tiba berbunyi. Sudah pasti Verio yang datang menjemput.
Narra berkali-kali menghela nafasnya sebelum akhirnya ia membukakan pintu. Benar saja, Verio tampak berdiri disana seraya menunjukkan deretan gigi-gigi putihnya.
"Hai.." sapa laki-laki itu. "Udah siap?"
Narra mengangguk pelan kemudian mengunci pintu rumahnya. "Kita mau kemana, Ka?"
"Nanti juga tau.." jawabnya sok misterius. "Yuk.."
Verio membukakan pintu mobilnya untuk Narra. Tanpa banyak basa-basi ia kemudian memacu mobil civicnya ke suatu tempat.
"Kamu tuh,,, pake baju kegedean aja cantik ya.." ucap Verio seraya mengemudikan mobilnya.
"Masa sih, Ka?" Narra melirik jaket oversize yang ia kenakan.
Verio mengerling ke arah Narra seraya melempar senyuman. "Serius..."
Ucapan Verio tak benar-benar digubris Narra, ia hanya balas tersenyum kaku sambil sesekali menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Eh, ga ada yang marah kan kalo gue ngajak makan?" Tanya Verio tiba-tiba.
"Asal jangan kemaleman aja sih, Kak pulangnya.." jawab Narra. "Kalo nggak, ya mama marah sih.."
Verio terbahak mendengar jawaban Narra. "Bukan itu maksud gue.."
"Narra belum punya pacar kan?"
Narra menggelengkan kepalanya. "Be-lum"
"Bagus deh.." Sahut Verio.
"Apanya yang bagus?"
"Ya..bagus kalo kamu belum punya pacar." Jawab laki-laki itu. "Maksudnya.. gue kan ga enak lah kalo gangguin pacar orang, nanti takut disangka ngerusak hubungan orang lagi."
Mendengar jawaban Verio, ia sedikit bernafas lega. Laki-laki di depannya terlihat seperti orang baik, mana mungkin fakboi merasa takut disangka merebut pacar orang lain.
Reno salah sangka kayanya...Batin Narra.
Usai menempuh 15 menit perjalanan, mobil Verio kini terparkir di depan Moxy cafe. Lagi-lagi Verio membukakan pintu mobil untuk Narra kemudian menggandengnya masuk ke dalam cafe.
"Rio!" Seseorang melambaikan tangannya dari jauh.
"Kesana yuk!" Ajak Verio.
Keduanya menghampiri sebuah meja di sisi kiri cafe. Sudah ada beberapa orang teman Verio yang duduk disana.
Narra mengedarkan pandangannya ke sekeliling cafe. Didominasi warna hitam dengan kaca-kaca yang cukup besar, cafe itu terlihat elegant dan 'mahal'. Belum lagi deretan botol minuman yang terpampang di salah-satu dinding cafe, membuat kesan mewah yang begitu ketara.
"Kenalin nih, Narra.." Verio memperkenalkan. "Ini temen-temen gue, Nar.."
"Hai..." sapa Narra.
"Itu Vico sama cewek nya Aci. Yang ini Rangga sama Dhaniar, mereka udah mau tunangan bentar lagi." Paparnya kemudian. "Yang di ujung sana itu, namanya Adit.. jomblo akut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternité
Teen Fiction"Demon's still demon. Thousands kindness couldn't change what he really is." -Gemma Queenarra Narra tak pernah menyangka jika hanya karena sebuah insiden ia akan terlibat sesuatu yang besar disekolahnya. SMA Pelita memiliki cerita tentang Angel and...