62# Kebersamaan seperti apa?

25 5 5
                                    

            "Buat apa kita sama-sama kalo cuma rasa sakit yang bisa lo kasih!"
                                                     -Gemma Queenarra-

                                                                    ***

Ganen baru saja keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrobenya, saat tiba-tiba ponselnya yang tergeletak di atas meja berdering. Sudah sejak pagi tadi ia mengabaikan ponselnya, membiarkannya begitu saja.

Nama Kanaya muncul di layar ketika Ganen membuka ponselnya. Tapi belum sempat ia mengangkat telpon, dering ponselnya berhenti. 4 panggilan tak terjawab dari Kanaya terpampang di daftar panggilan terakhirnya.

"Ada apa ya dia telepon?" Gumam Ganen .

"Kenapa, Nen?" Tanya Agas bingung.

"Kak Naya telpon gue.. ada apa ya?"

Agas mengangkat bahunya. "Coba aja telpon balik."

Ganen mengerutkan dahinya sesaat. Apa terjadi sesuatu?

"Telpon aja dulu..." Celoteh Agas. "Kali aja penting."

Ganen  hanya terdiam seraya memandangi ponselnya.

"Gue mau mandi kok, ga bakal nguping." Pungkas Agas seraya beranjak masuk ke kamar mandi.

"Hubungan gue sama Kanaya ga kaya yang lo pikir.." Balas Ganen dengan nada gusar. Tak lama berselang muncul pop up pesan masuk di WA miliknya.

Kak Naya : Nen, tadi pagi aku habis ketemu Narra. Aku udah jelasin semuanya, semoga kesalahpahaman di antara kalian bisa selesai ya.. maaf aku ga bisa berbuat banyak. Tapi mudah-mudahan dengan ini kalian bisa kembali seperti dulu.

Hazel mata Ganen membulat menatap kata demi kata yang Kanaya kirimkan padanya. Buru-buru Ganen melepas bathrobe yang ia kenakan, menggantinya dengan baju yang ia ambil sekenanya dari dalam lemari.

Dengan langkah terburu-buru Ganen menghampiri kamar tempat Narra menginap. Pintu kamarnya tampak terbuka, seorang staff hotel tampak sedang berbenah membereskan tempat tidur yang acak-acakan.

"Orang yang nginep disini kemana ya, Mas?" Tanya Ganen.

"Kurang tahu, Mas... saya cuma diminta membereskan kamarnya, disini pas saya masuk sudah ga ada orang." Jawab staff itu.

Ganen kemudian merogoh ponselnya dan melakukan panggilan pada nomor ponsel Narra. Tapi tak lama berselang, terdengar suara dengungan ponsel tak jauh dari tempatnya berdiri. Perempuan itu bahkan tak membawa ponselnya.

Selama beberapa saat Ganen hanya berdiri disana, tak beranjak kemana-mana. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari keberadaan Narra. Ia menyusuri koridor kemudian turun menuju resto dengan menggunakan lift.

Matanya kini menelisik setiap sudut area resto, berharap ia bisa menemukan wajah yang ia kenal. Tapi hasilnya nihil.

"Mba, Maaf.." Ganen menghentikan salah seorang waitress yang sedang bertugas. "Tamu dari kamar 711 udah sarapan belum ya?"

"Sudah, Mas.." Jawab waitress itu. "Tadi sekitar jam sepuluhan.."

Jam di tangan kiri Ganen sudan menunjukkan angka 12. Sudah dua jam lebih. Kemana Narra selama itu?

Tiba-tiba Ganen teringat satu hal, tempat yang Narra tuju malam tadi ketika ia ingin menenangkan diri. Setengah berlari Ganen menuju lift kemudian menekan tombol dengan angka 9. Ia menuju rooftop.

Ternyata dugaannya tepat, begitu pintu lift terbuka ia melihat sosok yang ia cari. Perempuan itu tampak menyandarkan tubuhnya di tepian pembatas kaca. Dengan tatapan kosong ia menatap langit yang terlihat begitu biru.

FraternitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang