"Dan ngorbanin perasaan lo sendiri??"
-Hanum Cellia-
***Langit sore itu sudah mulai gelap, bulir-bulir air hujan sedari tadi sudah membasahi bumi. Narra tengah bediri di depan pintu ketika tiba-tiba pintu rumah itu terbuka menampakkan Hanum yang berdiri disana.
"Are you akay?" Tanya Hanum menyadari ada yang tidak beres dengan sahabatnya.
Selama beberapa saat Narra hanya tersenyum getir tanpa memberikan penjelasan. Semua kalimatnya tertahan, seperti halnya air matanya. Gadis itu terlihat kacau dengan rambut dan baju yang mulai kebasahan.
"Lo masuk dulu deh.." Hanum mengajak Narra duduk di ruang tamu. "Gue bawain minum.."
Hanum beranjak menuju dapur dan kembali dengan dua cangkir teh hangat. Setelah menghela nafasnya berkali-kali Narra meneguk teh hangat di hadapannya.
"Lo kenapa, Nar?" Tanya Hanum bingung. "Tumben banget lo kesini ga ngasih tau gue dulu."
"Gue ga punya tempat tujuan lain.." jawab Narra dengan terbata-bata.
"Hei...ada apa?" Hanum mulai panik melihat ekspresi di wajah sahabatnya. "Cerita sama gue.."
"Nyokap gue..." jawab Narra perlahan.
"Kenapa nyokap lo?"
"Dia bakal nikah sama Om Yudha.,"
Hanum mengerutkan keningnya. "Bagus dong,, bukannya lo udah setuju soal itu?"
Narra mengangguk pelan. "Iya,, sebelum gue tau kalo---"
"Kalo?" Tanya Hanum penasaran.
"Om Yudha ternyata...Ayah Ganen."
"What?!" Hanum membulatkan matanya tak percaya. "Wait...Lo ga salah ngomong kan, Nar?"
"Ganen anaknya Om Yudha, Han..." tegas Narra dengan suaranya yang terdengar gemetar. "Ganen bakal jadi kaka gue..."
"SUMPAHH??!!" Mata Hanum terbelalak. "Dari sekian banyak manusia di muka bumi ini??!!"
Narra mengangguk yakin "Gue harus gimana???"
Air mata yang coba ia tahan akhirnya tumpah juga. Seketika Hanum memeluk erat tubuh sahabatnya itu. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Ia hanya memeluk Narra erat-erat.
"Gue harus gimanaaaa??" Isak Narra lagi. "Kasih tau gue Han..."
"Ssshhh..." Hanum menepuk-nepuk bahu sahabatnya. "Lo tenang dulu, Nar..."
"Apa ga cukup dia ngancurin perasaan gue selama ini?!"
"Apa masih kurang rasa sakit yang gue terima?!"
"Udah Nar...udah... Lo tenang dulu.." Ucap Hanum. "Kita cari ide buat bikin nyokap lo sama Om Yudha putus gimana?"
Narra menggelengkan kepalanya. "Udah ga bisa..."
"Pasti bisa!" Desak Hanum. "Nanti gue yang cari ide.."
"Ga bisa Han!" Kekeh Narra. "Gue ga mau ngerusak kebahagiaan nyokap gue."
"Dan ngorbanin perasaan lo sendiri??"
Narra terdiam.
"Narr!" Sentak Hanum.
"Gue bakal ngelakuin apapun asal nyokap gue bahagia.."
Hanum menghela nafasnya mendengar perkataan Narra. "Dengan segala resiko nya?!"
Lagi-lagi Narra mengangguk yakin."Tapi gue minta tolong rahasiain ini dari siapapun. Termasuk Reno."
"Lo tau kan kalo ini ga gampang?" Tanya Hanum.
Narra kembali mengangguk. "Tapi gue ga punya pilihan lain."
"Kalo pilihannya cuma kebahagiaan gue atau nyokap gue, gue pasti milih kebahagiaan nyokap gue." Pungkas Narra
"Okk...Kalo gitu lo harus bisa move on!" Seru Hanum. "Dan mulai sekarang gue bakal jadi konsultan pribadi lo buat lupain cowok tengik itu!"
"Lo harus nurutin apapun yang gue suruh biar lo bisa ngelupain si Ganen. Ngerti?!" Suruh Hanum.
Narra hanya mengangguk.
"Tenang aja, gue punya banyak stok cowok-cowok ganteng yang bisa bikin lo move on!"
"Yang kaya Verio maksud lo?" Sindir Narra.
"Nggak lah!" Tepis Hanum. "Tapi gue masih bingung loh, lo pergi sama Rio..tapi pulang bareng Agas. Emang apa yang terjadi sama kalian disana?"
Otak Narra tiba-tiba memutar ingatan hari itu, hari yang paling memalukan untuknya. "Ga terjadi apa-apa kok antara gue sama Kak Rio.."
"Kalo sama Kak Agas?!" Tembak Hanum. "Apa ga terjadi sesuatu?!"
Narra meneguk salivanya sendiri. "Nggak! Mana mungkim terjadi sesuatu antara gue sama Agas. Ngaco lo!"
"Terjadi sesuatu juga gapapa kok.." Goda Hanum.
"Ga ada Hanum!" Tegas Narra. "Lo kalo ga percaya sama gue tanya langgung aja sama Agas!"
"Biasa aja donk!" Balas Hanum. "Kalo lo ngegas gitu gue malah makin yakin ada apa-apa."
"Udah ah skip...jangan bahas itu.."
"Iya..iya.." Balas Hanum. "Ganti baju dulu sana! Baju lo basah."
"Pinjem baju lo ya.."
"Iya.."
"Han, nanti malem gue nginep sini ya?"
"Iya.."
"Han, kalo nanti gue makin sering nginep di rumah lo gapapa?" Tanya Narra ragu-ragu. "Gue..ga kebayang harus serumah sama Ganen."
Hanum kembali merangkul tubuh sahabatnya itu. "Mau lo pindah sekalian ke rumah gue juga boleh, Nar.."
"Makasih ya, Han.." Narra balas memeluk Hanum. "Lo emang sobat terbaik gue.."
"Bukannya sobat lo emang gue doank ya?"
"Iya sih..." jawab Narra seraya tersenyum sesaat.
"Gitu donk senyum..."
"Iya... thanks ya, Han.."
"You are very welcome.."
✍
Author notes
Hari ini double up yah...
Karena udah lama ga update..
Semoga masih pada setia menunggu.
Jangan lupa tinggalin jejak...🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternité
Teen Fiction"Demon's still demon. Thousands kindness couldn't change what he really is." -Gemma Queenarra Narra tak pernah menyangka jika hanya karena sebuah insiden ia akan terlibat sesuatu yang besar disekolahnya. SMA Pelita memiliki cerita tentang Angel and...