"Kalo gue minta hati lo? Boleh?"
-Ganendra Aksara-***
Siang itu murid-murid kelas X-2 tampak tak beraturan. Beberapa murid terlihat sedang mengerjakan tugas Matematika karena Pak Abjad yang absen mengisi jam pelajaran, yang lain terlihat sibuk dengan geng nya sendiri.
Ada yang sedang berjoget sambil diiringi musik dan nyanyian, ada juga yang malah tertidur di pojokan kelas. Sekacau itu, tapi terasa seperti surga.
Tuktuk..
Narra mendengar suara ketukan di jendela kaca sebelahnya."Ikut gue." Ucap Ganen begitu Narra menoleh ke arahnya.
Narra memutar bola matanya malas. Ia lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Lo mau kemana, Nar?" Tanya Hanum yang sedang memainkan ponselnya.
"Biasalah."
Hanum mengerutkan keningnya tak mengerti. Tapi ya sudahlah, ia membiarkan Narra dengan urusannya sendiri.
Narra mengikuti langkah Ganen yang berjalan di depannya. Entah apa yang akan laki-laki itu perbuat. Hanya karena ia tahu rahasia terbesar Narra, Narra terpaksa mengikuti kemauannya.
"Lo mau apa sih?!" Dumel Narra ketika Ganen berhenti di gerbang belakang sekolah.
"Naik."
Narra mengernyit. "Naik?"
Ganen mendelik ke arahnya. "Lo udah biasa kan manjat pager?"
Mata Narra membulat menatap Ganen. "Lo mau cabut?! Gila aja ini baru jam 1."
"Gue laper." Jawab Ganen sekenanya. "Temenin gue makan."
"Emang tadi pas istirahat lo ga makan?"
"Udah deh jangan banyak tanya. Naik sini.." Ganen memberikan lututnya menjadi pijakan untuk Narra.
"Merem."
Ganen mendengus kesal. "Lo mau kabur?! Pake suruh gue merem segala."
"Lo ga liat gue pake rok?!"
Ganen menatap rok di atas lutut yang dikenakan Narra. Ia lalu memejamkan matanya. "Iya gue merem."
Hap. Narra memijak lutut Ganen lalu memanjat pagar.
"Aduduh. Ganen tolongin gue!" Ujar Narra tiba-tiba.
Perlahan Ganen berdiri dan membuka matanya.
"Hahaha..lo ngapain?" Ganen terbahak melihat Narra tersangkut di pagar.
"Tolongin gue! Rok gue nyangkut.." Rengek Narra.
Ganen mencoba memanjat dan melepaskan rok Narra yang tersangkut.
"Eh ngapain lo pegang-pegang?!" Bentak Narra ketika Ganen menyentuh bagian bawah rok nya. "Ihh..,tutup mata lo! Kesempatan banget ngintip gue!"
Ganen memutar bola matanya malas. "Trus gimana caranya gue nolongin lo kalo gue harus merem?!"
"Gue ga mau tau! Merem pokok nya!"
"Bawel lo!" Ganen merobek rok Narra yang tersangkut di pagar lalu melompat turun.
"Sini turun!" Ganen merentangkan tangannya bersiap menangkap tubuh Narra.
Satu lompatan. Narra mendarat dengan mulus di pelukan Ganen. Seketika Ganen merasakan detak jantungnya meningkat. Ada perasaan aneh yang menyergap hatinya. Kenapa memeluk perempuan itu membuatnya berdebar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternité
Teen Fiction"Demon's still demon. Thousands kindness couldn't change what he really is." -Gemma Queenarra Narra tak pernah menyangka jika hanya karena sebuah insiden ia akan terlibat sesuatu yang besar disekolahnya. SMA Pelita memiliki cerita tentang Angel and...