29# Who knows?

58 27 21
                                    

    "Biasanya cewe yang sok kuat kaya lo gini, bakal payah banget kalo sekalinya jatuh cinta."
                                                   -Hanum Cellia-

                                                    ***
      
Pagi ini Narra dibangunkan oleh suara dering ponselnya. Padahal, alarm sengaja ia matikan saat akhir pekan supaya bisa bangun lebih siang.

Narra menggeliat didalam selimutnya, tangannya meraih ponsel yang ia simpan di meja samping tempat tidurnya. Jam di layar ponselnya masih menunjukkan angka 07:15.

"Haloo.." dengan suara parau Narra menjawab panggilan di ponselnya,

"Narraaaa...!!" Suara cempreng Hanum hampir memekakan telinganya. "Gue lupa Reno ulang tahun lusa.."

"Teruss..?" Balas Narra cuek.

"Bantu nyiapin surprise..." Rengeknya dengan suara manja khas Hanum.

"Iya gue bantuin..." Jawab Narra. "Tapi ga sepagi ini juga lo bangunin gue, Han.."

"Masalahnya gue udah ada di depan rumah lo. Nyokap lo lembur lagi ya? Ga ada yang bukain pintu."

Dengan terpaksa Narra beranjak dari tempat tidurnya. Dari jendela kamar ia melihat Hanum tengah berdiri seraya melambaikan tangannya.

Astagaa. Batinnya.

"Iyaa gue bukain.."

Hanum kini menampakkan deretan gigi-gigi putihnya ketika Narra membukakan pintu untuknya. Sudah cantik, rapi dan wangi. Sementara si empunya rumah masih kucel dengan rambut singa yang disasak alami.

"Ayo masuk..." Hanum menerobos.

Narra mendengus kesal. "Harusnya gue yang ngomong, dodol!"

Hanum terkekeh. "Nyokap lo belom pulang, Nar?"

Narra menggelengkan kepalanya.

Narra mengambil sekotak susu cair dari kulkas dan menuangkannya dalam gelas.

"Ga usah repot-repot, Nar.." Sela Hanum. "Tapi emang gue haus sih, belom sarapan juga."

"Ini buat gue!" Sungut Narra.

"Lo ambil sendiri aja sana. Self service!" Tegasnya

"Iya..iya..."

Dengan langkah yang masih sempoyongan seraya sesekali menggaruk kepalanya Narra meraih lemari dan membawa beberapa kotak cereal.

"Lo kalo mau roti, ada di atas meja makan." Ujar Narra seraya menyiapkan semangkuk sereal untuk dirinya sendiri.

"Udah kaya anak kost aja lo makannya beginian." Ujar Hanum seraya mengambil selembar roti dan selai coklat.

"Emang gue ngekost disinia mah." Jawab Narra sekenanya.

"Lo ga mau sisiran dulu apa, Nar?"

"Buat apa?"

"Biar rambut lo ga kaya singa, Narra.."

Narra melirik rambutnya sendiri. Ia lalu merapikannya sedikit dengan kedua tangannya.

"Dah rapi..." Ujarnya cuek.

Hanum memutar bola matanya malas seraya menggelengkan kepalanya. "Serahhh dehh."

"Eh malem ini lo nginep di rumah gue ya.." pinta Hanum. "Bantuin gue nyiapin ultahnya Reno.."

Narra membalasnya dengan anggukan kecil kepalanya. "Lo udah punya rencana?"

FraternitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang