"Lo ga tau Ganendra itu manusia seperti apa.."
-Gen Agasthya-***
me tell ya
Oh oh neol dameun siseon
love me don't hurt me
Oh oh nuneul gamado Yeah
just kiss me don't burn me
I'll be yours
and I'll be yours
I'll be yours baby
I'll be yours
I'll be yours
I'll be yours babyLagu i'll be yours mengudara dari ponsel Narra, artinya sudah jam 6 pagi. Tapi sang empunya kamar masih terlelap di balik selimutnya.
"Narra bangunnn...." Terdengar ketukan di balik pintu kamar Narra, disusul kemudian suara Rania membangunkannya. "Udah pagi."
Tak ada jawaban dari si pemilik kamar. Narra masih nyaman memeluk selimutnya yang hangat.
"Narra!!" Rania meninggikan suaranya. "Katanya mau berangkat bareng. Mama ada meeting nih.. harus berangkat pagi-pagi."
Dengan terpaksa Narra membuka matanya. Jam di ponselnya sudah menunjukkan jam 6 lewat 15 menit.
"Narraaaaa!" Kini Rania berteriak di depan pintu kamar.
"Iyaa....iyaaa....." Dengan langkah malas Narra membuka pintu kamarnya yang tadi terkunci. "Udah bangun ini, Ma..."
Rania tampak sudah siap mengenakan setelan kerjanya. Celana abu dan blazer warna senada. Dengan make up natural, Rania sudan terlihat memesona.
"Duh... anak gadis darimana ini? Cantik betul.." Goda Narra.
Rania memutar bola matanya malas. "Ini anak gadis beneran jam segini masih dekil. Ileran lagi."
"Cepet mandi, jangan lama-lama. Seragam udah Mama gantung. Sarapan roti udah Mama siapin. Sepatu, kaos kaki di deket rak. Jangan pake kaos kaki pink lagi, inget. Mama tunggu di mobil." Secepat kilat Rania bicara.
"Jaket pacar kamu jangan lupa balikin." Pungkasnya seraya bergegas menyiapakan perlengkapan kerjanya.
"Iya..." Narra membalikkan badannya malas. Eh, Pacar?
"Dia bukan pacar Narra, Maaa!!" Narra berteriak dari kamarnya, tapi sosok Rania sudah pergi entah kemana. "Pagi-pagi udah sibuk banget."
Sementara Narra mandi dan bersiap-siap, Rania sudah duduk seraya memanaskan mesin mobilnya. Jam di dashboard mobilnya menunjukkan angka 06:30.
Rania mengetuk-ngetuk stir mobil dengan jarinya, hampir tak sabar menunggu Narra yang masih belum muncul juga. Pagi ini Rania memang sedikit terburu-buru. Ada meeting dengan kantor pusat yang harus ia siapkan di tempat kerjanya.
"Naarraaaaa cepetan...!!" Rania berteriak dari dalam mobil. "Mama nanti telat nih.."
Rania memeriksa kembali perlengkapan kerja yang harus ia bawa, jangan sampai ada yang tertinggal. Tapi sebuah mobil putih tiba-tiba mencuri perhatiannya.
Mobil itu berhenti tepat didepan mobilnya. Tak lama kemudian sesosok laki-laki turun dari kursi kemudi dan mendatanginya seraya tersenyum manis.
"Pagi, Tante..." laki-laki itu menunjukkan deretan gigi-gigi putihnya.
"Agas..." Sapa Rania. "Kebetulan kamu dateng."
"Tante lagi buru-buru banget nih.. bisa ga kamu kasih tumpangan buat Narra ke sekolah?"
Wajah perempuan paruh baya itu menatapnya penuh harap.
"Agas kesini emang mau jemput Narra, Tante.."
"Syukur deh.." Rania bernapas lega sejenak. "Kalo gitu titip Narra, ya..."
"Anak gadis satu itu emang jagonya telat bangun.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternité
Teen Fiction"Demon's still demon. Thousands kindness couldn't change what he really is." -Gemma Queenarra Narra tak pernah menyangka jika hanya karena sebuah insiden ia akan terlibat sesuatu yang besar disekolahnya. SMA Pelita memiliki cerita tentang Angel and...