#16 Birthday

552 67 2
                                    

Hari berlalu dengan cepat, semua berjalan seperti semestinya, Ini sudah seminggu semenjak permasalahan yang terjadi diantara keluarga Dana. Adhara pun sudah memaafkan semua yang terjadi dan berusaha melupakannya.

Adhara mengedarkan pandangan keseisi kamar miliknya. Hari ini ia tidak ada jadwal mata kuliah apapun, alias libur. Tapi, hari ini juga Adhara sudah janji untuk pergi ke cafe milik Cita untuk membantu sahabatnya itu di sana.

Kemarin, Cita sempat berkeluh kesah pada Adhara kalau Mama dari sahabatnya itu pergi untuk cek lokasi yang akan menjadi cabang kedua dari cafe mereka, membuat Cita ditugaskan untuk menjaga Cafe itu dan dia pun meminta Adhara untuk membantu dan menemani, Adhara juga dengan senang hati menyetujui. Dari pada luntang lantung di rumah, ya kan?

Setelah usai memikirkan apa yang akan ia lakukan hari ini, Adhara dengan cepat menuju kamar mandi dan bersiap karena Cita pasti sudah menunggu dia sebab cafe akan dibuka jam 10, sedangkan sekarang sudah jam setengah 8.

--
Kaki-kaki Adhara menuruni setiap anak tangga yang menuju lantai dasar. Sesampainya di anak tangga terakhir, Papa nya datang dari arah ruang tengah lalu memeluknya.

"Selamat ulang tahun anak Papa," ujar Dana kepada putrinya itu.

Ah, Adhara bahkan lupa bahwa hari ini ia ulang tahun. Tak lama, Mama nya datang dan ikut memeluknya erat bahkan mencium kedua pipi dan kening Adhara cukup lama.

"Selamat ulang tahun anak Mama," ujar Resya.

Adhara membalas pelukan kedua orang tuanya dan berucap terima kasih.

"Ayo duduk dulu, ada yang perlu kita bicarakan soal birthday party kamu dan Adhina." Resya segera mengajak Adhara untuk bergabung dengan Ares dan Adhina yang sudah lebih dulu berada di ruang tengah dan sedang duduk disofa panjang.

"Abang gak kasih hadiah ke Adhara juga?" Tanya Resya pada putra nya.

Adhara menatap Ares dan Adhina sebentar, lalu melihat sebuah kotak dipangkuan Adhina, seperti nya itu hadiah dari Ares. Adhara ingin sekali kakaknya itu juga memperlakukan dia dengan semestinya seorang kakak dan adik. Seperti Ares pada Adhina, tapi Adhara juga tidak ingin egois. Ia tidak mampu membuat Ares semakin membenci nya kalau ia sampai memaksa cowok itu untuk melakukan apapun yang dia inginkan.

"Loh iya Bang, masa Adhina aja." Dana menambahkan. Ia juga heran dengan putranya itu.

"Udah kok Pa, Ma. Bang Ares udah kasih aku hadiah, kemarin." Adhara tersenyum, berbohong didepan kedua orang tuanya demi Ares.

Ares yang mendengar itu hanya diam. Ia tidak tau harus merespon apa. Sedangkan Adhina yang tidak tau apakah itu benar atau berbohong hanya diam.

"Oh ya? Abang Ares kasih apa? Kok Mama gak tau sih. Abang juga gak nanya lagi mau kadoin Kakak apa, padahal waktu pilih kado untuk adek, Abang tanya Mama." Resya berucap dengan bingung.

Ah, Resya dan Dana memang sering memanggil kedua putri kembarnya dengan sebutan Kakak untuk Adhara dan Adek untuk Adhina.

"Rahasia Ma, pokoknya adalah untuk kebutuhan kampus." Dana dan Resya hanya mengangguk mengerti merespon ucapan Adhara.

"Oke, jadi untuk birthday party nya mau gimana?" Tanya Resya sambil menatap kedua putrinya.

Adhara jujur tidak suka acara seperti itu. Ia lebih senang pergi menjelajahi alam atau pergi ke suatu tempat yang buat memori spesial di hidupnya.

Sedangkan Adhina, ia bahkan sudah membayangkan sebuah pesta yang sangat meriah dengan dihadiri beberapa kerabat dekat. Oh dia bahkan juga sudah berencana akan mengundang Sagara dan ingin memberikan kue kepada cowok itu setelah dia memberikan kue kepada keluarganya. Ah, Adhina sangat menantikan itu.

Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang