Sagara berjalan memasuki fakultas nya sambil beberapa kali membalas sapaan dari orang kepadanya. Dia memang seterkenal itu. Bukannya sombong, tapi faktanya emang begitu.
Suasana hatinya hari ini sungguh ceria, maklum saja kemarin habis pergi bersama orang yang disuka. Siapa yang tidak bahagia kalau jadi dia.
"Liat tugas Auditing dong," ujar seseorang sambil merangkul lehernya.
"Lepas dulu anjing!" Ujar Sagara dengan kesal.
Orang itu lalu melepaskan tangannya dari leher Sagara.
"Makan yuk nyet, laper gua," ucap seseorang yang baru saja datang bergabung.
"Bentar sih, gua mau liat tugas Auditing dulu sama Sagara," balas orang pertama yang tadi sempat merangkul Sagara.
"Si bego, tugas nanti malem dikumpulin baru dikerjain."
"Emang kebiasaan temen lo," balas Sagara.
Orang itu memang teman Sagara, dia adalah Janu dan Nakula. Yang baru saja meminta tugas padanya adalah Janu.
"Males punya temen kek dia," balas Nakula.
"Tai! Mana Gar?" Pinta Janu. Sagara lalu mengeluarkan tugasnya dan diberikan kepada Janu.
"Nanti selesai kelas hari ini gua balikin," ucap Janu yang diangguki Sagara.
Ketiganya lalu berjalan menuju kantin untuk mengisi perut sebelum nantinya akan bertempur dalam menghadiri mata kuliah.
Hari ini mata kuliah nya lumayan membuat energi terkuras. Yang pertama ada Metodologi penelitian akuntansi yang akan dilaksanakan 1 jam lagi, dan dilanjutkan oleh mata kuliah Auditing II.
Sesampainya di kantin, mereka kemudian menelusuri seisi tempat tersebut guna mencari sosok orang yang pasti sudah berada disana lebih dulu.
"Tuh Ares!" Tunjuk Nakula, Sagara dan Janu pun mengikuti arah yang ditunjukkan. Terlihat Ares sedang makan bersama dengan seorang gadis yang mereka sudah kenal, Adhina. Adik dari Ares- temannya itu.
Ketiganya lalu berjalan menghampiri meja yang ditempati oleh Ares dan Adhina.
Karena Sagara berjalan dibelakang, membuat dia mau tidak mau duduk disebelah Adhina, karena Janu dan Nakula sudah mengambil tempat di kedua sisi Ares.
"Pesen apa lo? Sekalian aja gua pesenin," ujar Janu.
"Sayur ketupat lah," balas Nakula.
"Lo?" Tanya Janu kepada Sagara.
"Nasi uduk," balas Sagara.
"Ah males beda, semua sayur ketupat ajalah," final Janu.
"Tai tadi nawarin," balas Sagara.
Adhina hanya tertawa melihat interaksi para seniornya itu. Sementara itu Janu lalu pergi untuk memesan makanan dan minuman.
"Eh Adhina ada kelas pagi?" Tanya Sagara basa basi.
"Iya kak," balas Adhina dengan senyum yang bahagia.
Ares menatap hal itu dengan intens. Dia tau bahwa adiknya yang satu itu menaruh hati pada sahabatnya.
"Aduh kelilipan!" Ujar Adhina tiba-tiba.
Sagara yang berada disebelahnya reflek menoleh ke arah gadis itu yang sedang panik.
"Eh? Coba sini kakak tiup, jangan dikucek." Sagara berucap sampai tak sadar memegang tangan Adhina.
Ares yang melihatnya tidak mengerti. Ia bingung, beberapa waktu lalu Sagara mengatakan memilih Adhara, namun sekarang perlakuan cowok itu sangat menunjukkan kepedulian yang bisa membuat hati Adhina salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]
Teen FictionIni kisah Adhara yang memiliki kakak dan juga adik. Punya saudara kembar yang akrab denganmu adalah idaman semua orang. Namun ini Adhara dan Adhina yang entah mengapa seperti berjarak padahal keduanya adalah seorang saudara kembar. Sosok kakak yang...