#24 Tutor

481 55 1
                                    

Selepas kejadian di kantin, Adhara tidak mengikuti jam mata kuliah pertamanya. Itu juga karena Sagara yang tiba-tiba menariknya dan mengatakan pada Cita untuk menitipkan absen untuk dia.

Adhara sebenernya baik-baik saja, cuma agak pusing sedikit karena gelas yang melayang pada kepalanya.

Saat ini Adhara memutuskan untuk pergi menuju koridor kelas yang kebetulan tidak digunakan untuk kelas. Ia ingin mengerjakan tugas yang baru saja diberikan kemarin.

Tangannya beberapa kali memijat kepalanya yang terasa nyeri. Baru 10 menit membaca soal tapi kepalanya seakan enggan diajak kerja sama untuk berfikir dengan berat.

"Sakit?" Tanya seseorang tiba-tiba lalu duduk dihadapan Adhara.

Adhara mendongkak dan melihat kakak tingkat yang tadi menolongnya, dia Sagara. Seperti nya dia mengikuti Adhara.

"Hm," balas Adhara.

"Rumah sakit aja yuk," ajak Sagara.

"Gak deh, gua gak apa-apa."

Sagara menghela nafasnya kasar, Adhara itu keras kepala. Tapi entah kenapa dia bisa jadi gadis yang mudah mengalah dan menurut jika sudah berhubungan dengan kakak dan adiknya.

"Ada tugas? Mau gua bantu?" Tawar Sagara.

"Emang bisa?" Tanya Adhara.

"Cih ngeremehin, coba sini."

Sagara lalu melihat buku yang dipegang Adhara, gadis itu mendekat sedikit untuk mempersilahkan Sagara supaya lebih mudah melihat. Jarak mereka begitu dekat, membuat Sagara mati-matian menahan debaran jantungnya. Sementara Adhara yang merutuki kebodohan dirinya pun sedang berusaha menjernihkan pikirannya akibat harum bau parfume milik Sagara yang memabukan.

"Oh penyusutan aktiva tetap. Itu ada beberapa metode kan, yang pertama itu ada Metode garis lurus, kedua metode unit produksi, ketiga metode saldo menurun ganda, keempat metode jumlah angka tahun, dan terakhir kelima itu ada metode penyusutan jam satuan kerja ..." Sagara mulai menjelaskan dengan nada sederhana supaya Adhara mengerti.

Adhara menyimak dengan seksama. Ternyata belajar dengan Sagara jauh lebih mudah. Cara pembawaan yang cowok itu sampaikan mudah dipahami dan dimengerti.

1 jam lebih berlalu, Sagara sudah usai menjelaskan materi kepada Adhara. Cukup lama karena memang materinya cukup rumit.

"Gimana ada yang masih perlu ditanyain?" Tanya Sagara.

"Gua udah paham sih, makasih ya." Adhara berucap yang diangguki Sagara.

"Kepalanya masih sakit?" Tanya Sagara khawatir.

"Dikit," balas Adhara.

"Maaf ya," ujar Sagara tiba-tiba.

"Hah? Untuk?"

"Maaf gua telat nolongin lo, padahal udah pernah janji untuk selalu ada buat lo."

"Yaelah ngapain minta maaf sih? Bukan salah lo kok, santai aja." Adhara kemudian merapihkan beberapa alat tulis dan buku yang ia pakai tadi saat belajar bersama dengan Sagara.

Sementara Sagara hanya memperhatikan gerak gerik Adhara. Ia tak sadar tersenyum, berada didekat Adhara seperti ini tak pernah ada dibayangannya. Bahkan ia tidak pernah melihat Adhara sebelumnya. Ya, maklum saja , Ares selalu bersama Adhina , bukan Adhara.

"Mau kemana?" Tanya Sagara ketika Adhara sudah berdiri. Cowok itu pun dengan segera ikut berdiri.

"Gua mau kerjain rundown sama anak-anak buat acara nanti."

"Selesai?"

"Mungkin abis makan siang kali ya," jawab Adhara sambil melihat jam dipergelangan tangannya.

Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang