Jam baru saja menunjukkan pukul 6 pagi dan Adhara sudah rapih dengan pakaian olahraganya. Hari ini adalah hari sabtu yang berarti Adhara akan melakukan rutinitas dia setiap minggunya, yaitu jogging.
Rute yang Adhara pilih hanya sekitaran komplek rumah milik dia saja.
"Wih udah cantik nih," ujar Bi Hawa yang kebetulan sudah datang. Tiap hari sabtu dan minggu Bi Hawa memang datang sedikit lebih awal dari hari lainnya.
"Bisa aja Bi Hawa. Yaudah, Adhara mau jogging dulu." Bi Hawa lalu menganggukan kepalanya.
Adhara kemudian melanjutkan langkahnya ke arah luar untuk segera melakukan jogging pagi.
Namun baru saja lima langkah dari gerbang, terdengar suara seseorang yang memanggil namanya.
"Adhara!"
Adhara pun menoleh dan mendapati sosok teman kakaknya yang semalam sudah mengganggu waktu tenang miliknya.
Ya, Sagara.
"Ck!" Decak Adhara.
Menurut Adhara, Sagara itu penganggu. Benar-benar selalu mengusik waktunya.
"Mau jogging?" Pertanyaan bodoh Sagara membuat Adhara memutar bola matanya dengan malas.
"Ya lo liat sendiri aja sih? Emang pakaian begini mau ngampus?"
Bukannya marah, Sagara malah tertawa. Ia padahal hanya basa basi saja, biar semakin dekat. Dan lagi, melihat wajah marah Adhara sungguh menyenangkan, lucu sekali gadis itu, Pikir Sagara.
"Galak banget."
"Udah tau galak, masih aja ngajak ngomong. Kalau mau sama yang alus, sana Adhina memenuhi kriteria." Jawaban ketus Adhara membuat Sagara tersenyum.
"Tapi, gua maunya kan sama lo." Goda Sagara.
"Gak jelas. Udahlah gua mau jogging, keburu siang. Ganggu aja," balas Adhara.
"Ikut dong!" Pinta Sagara.
Adhara hanya memandang malas cowok yang pagi itu menggunakan kaos oblong putih polos dan celana training hitam.
"Terserah."
Saat keduanya ingin melangkah untuk melakukan jogging pagi, ada suara yang mengintrupsi keduanya. Membuat Adhara lagi-lagi berdecak kesal karena tidak juga jogging. Banyak sekali pengganggu.
"Kak Sagara! Adhara!" Itu suara Adhina. Gadis itu keluar dengan pakaian olahraganya juga.
"Kalian mau jogging? Aku ikut ya!" Pintanya.
"Lo berdua aja nih sama cowok gak jelas. Gua beda rute, lebih jauh. Lo deket sini aja, nanti Bang Ares nyariin." Belum Sagara menjawab, gadis itu sudah pergi menghilang.
Sagara yang awalnya jogging karena ingin berbincang dengan Adhara pun pupus sudah harapannya. Sagara itu tipe cowok yang malas gerak, tapi entah kenapa pagi ini melihat Adhara yang sudah rapih untuk jogging menarik perhatiannya dan membuat dia jadi ingin ikutan. Tapi, bukannya jogging bersama gadis itu, ia malah terjebak dengan kembarannya. Ingin menolak tidak enak, jadi Sagara pun menerimanya.
--
Adhara mengatur nafasnya yang tidak teratur akibat tadi memutuskan untuk berlari. Pernapasan nya memang sedikit tidak bagus karena merokok. Terbukti baru sebentar berlari saja sudah sesak.Gadis itu melihat gerobak bubur ayam dekat pintu masuk komplek nya. Dengan hati senang Adhara berjalan dan memesan seporsi bubur ayam disana.
Matanya menatap sekeliling yang sudah mulai ramai. Beberapa orang terlihat sedang olahraga sama seperti dia, ada juga beberapa penjual yang mulai membuka kios dagangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]
Roman pour AdolescentsIni kisah Adhara yang memiliki kakak dan juga adik. Punya saudara kembar yang akrab denganmu adalah idaman semua orang. Namun ini Adhara dan Adhina yang entah mengapa seperti berjarak padahal keduanya adalah seorang saudara kembar. Sosok kakak yang...