Beberapa hari berlalu, tak terasa UAS sudah dijalankan selama seminggu lamanya.
Adhara berjalan keluar dari kelas terakhirnya bersama dengan Cita. Keduanya telah menyelesaikan ujian mata kuliah mereka dihari terakhir.
"Akhirnya bebas! Ayo kita mabok dirumah gua!" Ajak Cita.
Adhara hanya menggelengkan kepalanya heran. Cita tuh memang definisi orang yang mau buat dosa tapi ngajak-ngajak.
Kebiasaan mabuk setelah ujian itu udah Cita dan Adhara lakukan semenjak mereka berumur 18 tahun. Itu semua ide dari Cita. Awalnya dia hanya ingin coba minum-minum an beralkohol tersebut tapi tak ingin sendirian. Alhasil, keduanya keterusan dan malah menjadikan hal itu sebagai kebiasaan yang sudah dijalankan selama setahun setelah mereka berhasil menyelesaikan suatu ujian.
Adhara dengan Cita memang bukan gadis yang suka sekali ke bar dan sebagainya. Tapi, mereka juga tidak bisa dikatakan gadis yang 'baik-baik' seperti selalu menghabiskan waktu di perpustakaan, berkumpul bersama teman di cafe atau mall, menikmati waktu bersama dengan melakukan hal positif.
Mereka sering kali mabuk, merokok, atau bahkan untuk Adhara sendiri juga sering sekali bertengkar. Namun memang ke 'nakal' an mereka lebih sering tak ditunjukkan. Seperti soal mabuk dan merokok. Keduanya lebih memilih sembunyi-sembunyi karena merasa semua itu bukan suatu hal yang perlu dipamerkan.
"Di rumah gua aja, kalau di rumah lu nanti nyokap lu marah. Baru mau ngawang udah diambil," ujar Adhara yang diangguki setuju oleh Cita.
Mama nya Cita memang begitu galak. Keduanya pernah ketahuan mabuk setelah ujian masuk universitas, dan semua itu berakhir dengan Adhara dan Cita yang dihukum tidak boleh keluar.
Anehnya Mama dan Papa Adhara setuju, padahal juga itu hal biasa. Bahkan Mama dan Papa nya juga pernah membicarakan hal itu kepada dia dan kedua saudara nya, keduanya pun mengizinkan namun masih tetap harus dibatas wajar dan konsumsilah alkohol dengan tidak di oplos atau dicampur yang aneh-aneh.
"Yaudah lah gas, sekarang kita makan aja kali ya, laper gua." Adhara mengangguk menanggapi ucapan Cita.
Keduanya lalu berjalan beriringan menuju parkiran. Sambil sesekali membicarakan hal yang random.
Saat ingin berbelok menuju area parkir tempat mobil Cita diparkirkan, langkah keduanya dihentikan oleh empat orang cowok yang sudah sangat mereka kenal.
"Kalian mau kemana?" Tanya Sagara.
"Makan," balas Adhara menjawab sang kekasih.
"Yaudah bareng aja, di golden roses cafe. Disana ada dessert sama makanan beratnya juga." Adhara mengangguk setuju.
"Mau gak Cit?" Tanya Adhara pada sahabatnya.
"Boleh," jawab gadis itu.
"Yaudah ayo!" Ujar Sagara.
Ke-enamnya lalu berjalan menuju area parkir. Adhara dan Cita lebih dulu berbelok diparkiran area E. Tadi, Cita memarkirkan mobilnya di sana. Namun, tangan Adhara ditahan oleh Sagara. Gadis itu lalu menghentikan langkahnya, begitupun dengan yang lain.
"Ada apasih tarik-tarik?" Tanya Adhara.
"Kamu semobil sama aku," ujar Sagara.
"Yaelah sama aja sih , aku sama Cita juga."
Cita tertawa melihat wajah Adhara yang kesal sementara Sagara yang lesu dan sedih.
"Udah sama Sagara aja Dhar, gua sendiri atau sama yang lain juga bisa."
"Sama gua aja Cit, karaoke kita," ujar Janu.
"Gak!" Ucap Ares tiba-tiba.
"Lu kan ada mobil sendiri Res," balas Nakula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]
Teen FictionIni kisah Adhara yang memiliki kakak dan juga adik. Punya saudara kembar yang akrab denganmu adalah idaman semua orang. Namun ini Adhara dan Adhina yang entah mengapa seperti berjarak padahal keduanya adalah seorang saudara kembar. Sosok kakak yang...