#27 Edukasi

463 58 6
                                    

[part ini masih 1 hari yang sama dengan part sebelumnya ya. Buat yang bingung jangan skip baca ini😠☺️ hehehe]

Happy reading...

--
Ares berjalan menyusuri koridor loby fakultas, beberapa meter lagi ia akan keluar dari gedung tersebut dan langsung menuju parkiran untuk segera pulang.

Disampingnya ada Adhina sang adik. Ini adalah sebuah rutinitas yang selalu Ares lakukan sedari dulu, yaitu mengantar dan jemput adik tercintanya, Adhina.

"Bang! Aku balik sendiri aja deh," pinta Adhina. Ini udah kali ketiga adiknya itu mengatakan hal tersebut.

"Gak." Katakanlah Ares posesif, dan itu benar adanya.

"Aku balik sama kak Sagara," ujar Adhina.

Ares menatap adiknya disebelah dengan salah satu alis terangkat. Akhir-akhir ini memang Adhina selalu meminta padanya untuk berangkat lebih dulu atau pulang lebih dulu dengan alasan ia akan berangkat dan pulang bersama Sagara.

"Tadi aku berangkat sama dia, dia bilang pulang sama dia juga." Adhina berucap kebohongan. Yang lebih tua hanya diam lalu beberapa saat kemudian mengangguk. Ia percaya sahabatnya. Dan entah ada hubungan apa antara Adhina dan Sagara, Ares akan mencari tahu nanti.

"Hati-hati," ujar Sagara sambil memberhentikan langkahnya, begitupun Adhina. Cowok itu lalu menepuk beberapa kali pucuk kepala Adhina.

"Oke, bye Abang!" Ucap Adhina dengan riang dan senyum merekah kemudian berlari pergi meninggalkan Ares yang menatap kepergian nya sampai tubuh Adhina hilang dibbelokan koridor yang mengarah menuju ruang himpunan.

Ares mengeratkan tali tas disebelah bahunya kemudian melihat jam dipergelangan tangan yang menunjukkan pukul setengah lima sore hari.

Saat langkahnya ingin pergi, ia menangkap sosok seseorang yang sedang berjalan beriringan.

Itu adiknya yang satu, Adhara. Bersama seseorang yang akhir-akhir ini menarik perhatian Ares, Cita. Gadis keras kepala dan sulit diberitahu.

"Gua tunggu di kantin ya!" Ujar Cita dengan suara sedikit lantang sampai Ares ikut mendengarnya.

"Gua sebentar kok, bye!" Teriak Adhara lalu berlari pergi meninggalkan Cita.

Sementara itu Cita terlihat berjalan belok menuju kantin. Sebelum gadis itu pergi, Ares berlari untuk mengejar nya dan menahan pergelangan tangan gadis itu.

"Apaansi? Lepas!" Ujar Cita, Ares pun melepaskan tangannya.

"Ada kelas?"

"Kepo!"

"Kenapa balik lagi?" Tanya Ares lagi. Dia tau bahwa jadwal Cita itu sudah usai, tapi kenapa gadis itu kembali.

"Duh kepo banget ya, pacar juga bukan, temen juga kagak, sahabat apalagi." Penuturan Cita membuat Ares diam. Itu benar.

"Oke," balas Ares dengan pasrah. Cita yang melihat itu jadi tidak tega.

"Yaelah melas banget muka lo. Oke gua kasih tau. Nih ,ya gua emang udah kelar mata kuliah hari ini. Gua balik lagi itu karena nganterin Adhara ada urusan sama UKM nya, dan sekarang gua mau ke kantin nungguin dia sampai kelar." Penjelasan Cita membuat Ares menatap gadis itu bingung.

"Ngapa muka lu? Gak usah sok ganteng," ucap Cita sambil bersidekap dada.

"Kenapa mau?"

"Mau apaan?" Tanya Cita bingung.

"Disuruh-suruh Adhara." Ucapan Ares membuat Cita tidak mengerti, ia lalu menatap tajam Ares.

"Maksud lo?" Tanyanya dengan sengit.

Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang