Ini sudah terhitung 4 hari setelah Adhara dan Sagara resmi menjalin hubungan menjadi sepasang kekasih. Tidak banyak orang yang tahu, hanya teman-teman terdekat mereka saja.
Dan dua hari yang akan datang semua akan menjalankan ujian akhir semester atau yang disingkat UAS. Membuat Cita memaksa ingin menginap di rumah Adhara selama masa UAS agar dia bisa belajar dengan giat seperti yang sering Adhar lalukan.
Sebenarnya kebiasaan itu sudah mereka lalukan sejak duduk di bangku SMA. Cita akan menginap dirumah Adhara dan meminta sahabatnya itu membantu dia dalam belajar. Semua itu pun berhasil, nilai Cita benar-benar bagus.
"Apa lo!" Ujar Cita pada Ares saat memasuki kediaman keluarga Dana dan sosok yang pertama kali ia lihat ketika pintu di buka.
"Wle!" Cita menjulurkan lidahnya ke arah Ares lalu kabur menuju kamar milik Adhara.
Sesampainya dia disana, terlihat Adhara yang sedang serius membaca beberapa buku catatan nya dimeja belajar.
"Lu kenapa gak bukain pintu buat gua sih?" Ujar Cita protes sambil duduk diatas kasur milik Adhara.
"Gak usah manja! Lo udah berapa tahun keluar masuk rumah gua!" Balas Adhara dengan tatapan yang masih fokus ke arah rentetan tulisannya.
"Gua males liat muka abang lu," jawab Cita kemudian membuka buku catatannya dan bersiap membaca nya.
"Gak usah dilihat."
"Gua punya mata," sahut Cita.
"Yaudah copot aja."
Tiba-tiba saja sebuah bantal melayang ke arah kepala Adhara, dan itu ulah Cita.
"Lama-lama gua jorogin lu ke bawah," balasnya.
"Lagian ribet bener ye." Adhara berucap dengan kesal.
Saat sedang fokus masing-masing, ponsel Adhara yang berada didekat Cita berbunyi.
"Dhar handphone lo bunyi," ujar Cita. Adhara kemudian tetap acuh, tak bergeming.
"Paling orang nawarin asuransi," jawabnya.
"Orang kaya beda ye, di telfonin orang nawarin asuransi, lah gua yang nelfon orang iseng yang suka modus bohongin bilang bapak gua kecelakaan, berdosa banget. Gua sumpahin salah kirim uang ke rekening gua," ujar Cita pada dirinya sendiri.
Cita kemudian ikut acuh dan melanjutkan membacanya sampai akhirnya handphone milik Adhara kembali berbunyi setelah tadi mereka diamkan sampai berhenti.
"Dhar kata bapak gua kalau dua kali ditelfon berarti penting. Siapa tau tukang asuransinya butuh bantuan lu," ujar Cita.
Adhara kemudian tetap dengan apa yang dilakukan nya. Ia tidak suka jika ada yang ganggu belajar nya.
"Lo angkat deh," balas nya.
Cita lalu melihat siapa gerangan yang menelfon Adhara sebanyak dua kali. Posisi ponsel itu terbalik jd ia dari tadi tidak tau siapa oknum yang menelfon.
Saat berhasil mengangkat dan melihatnya, Cita dikejutkan dengan banyaknya pesan masuk dari orang yang sama dengan yang menelfon ke nomor Adhara, dia Sagara. Kekasih sahabat nya itu.
"Adhara Danarella! Ini cowok lo bego yang dari tadi telfon, dia udah chat lo berkali-kali. Lo gak denger apa gimana sih?" Tanya Cita pada Adhara.
Adhara pun menoleh lalu mengambil ponselnya di tangan Cita, panggilan masuk pun terhenti karena terlalu lama tidak di angkat.
"Gua lupa ubah mode mute kontak Sagara. Waktu itu gua mute dia. Gua lupa dia udah jadi pacar gua. Eh lebih tepatnya gua lupa kalau sekarang udah punya pacar. Lo tau lah kebiasaan gua dari dulu kalau belajar gak suka di ganggu," jelas Adhara yang di angguki Cita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]
Teen FictionIni kisah Adhara yang memiliki kakak dan juga adik. Punya saudara kembar yang akrab denganmu adalah idaman semua orang. Namun ini Adhara dan Adhina yang entah mengapa seperti berjarak padahal keduanya adalah seorang saudara kembar. Sosok kakak yang...