Kembali dihari produkif, Adhara menatap pantulan dirinya di cermin. Hari ini mata kuliah pertama Adhara berada di jam 1 siang, dan akan dilanjut di mata kuliah kedua dijam 3.
Hari senin memang adalah hari yang sangat Adhara malas, karena pastinya dia akan pulang ketika langit sudah gelap.
Ketika dirasa semua siap, gadis itu langsung menyambar tas nya yang berada dikursi belajar lalu turun menuju lantai dasar rumahnya.
Kondisi rumah dia kala itu sudah sangat sepi. Hanya ada dia dan Bi Hawa. Papa nya berada dikantor, sang Mama sedang si butik, Kakak dan Adiknya juga sudah di kampus dari pukul 8 pagi.
"Bi Hawa, Adhara berangkat." Adhara berpamitan pada asisten rumah tangga nya itu yang sedang berkutat didapur.
"Eh gak makan dulu?" Teriak Bi Hawa.
"Gak Bi, Adhara makan di kantin aja." Bi Hawa mengangguk dan tersenyum.
Sementara Adhara dengan cepat memakai sepatu miliknya dan mulai keluar rumah karena hari ini ia harus berangkat sendiri menggunakan ojek online, sebab Cita sedang tidak bisa hadir karena ada urusan keluarga.
"Eh!" Ujar Adhara bersamaan dengan seseorang yang berada tepat di depan pintu rumah nya dan baru saja ingin mengetuk.
"Mau berangkat?" Pertanyaan orang itu membuat Adhara menghela nafas malas.
"Lo tuh selalu tanya hal-hal yang jawabannya bisa di lihat sendiri." Jawaban Adhara dihadiahi tawa orang itu.
"Basa basi namanya."
"Yayayaya," balas Adhara.
"Gua mau ambil charger yang ketinggalan." Orang itu berucap.
Orang yang selalu muncul dihari libur Adhara kemarin. Ya siapa lagi, Sagara.
"Yaudah ambil sana," balas Adhara dengan acuh.
"Lo berangkat naik apa?" Tanya Sagara.
"Ya apaan kek, bukan urusan lo." Adhara menjawab dengan ketus.
"Sama gua aja. Bentar! Gua gak lama!" Sagara berucap kemudian berlari masuk rumah Adhara.
Sementara cowok itu masuk, Adhara tetap berjalan keluar dari perkarangan rumah nya. Gadis itu mulai membuka aplikasi ojek online.
Saat ingin menekan tombol pesan ketika sudah selesai mengetikan alamat tujuan dan alamat penjemputan, ada tangan yang merampas ponsel Adhara lalu mematikannya.
"Gua udah bilang tunggu, kenapa ngeyel?" Itu Sagara yang muncul kembali dengan nafas tak teratur. Cowok itu beneran berlari.
"Gua gak ada bilang mau nurut."
Sagara hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya lalu mempersilahkan Adhara masuk ke dalam mobil milik dia.
Adhara hanya memandang malas cowok yang hari itu memakai sebuah topi di kepalanya. Kemudian masuk ke dalam mobil dengan perasaan terpaksa.
Sagara yang sudah memastikan Adhara masuk ke dalam mobil milik nya langsung berlari kecil untuk menuju kursi pengemudi.
Selama perjalanan hanya ada keheningan diantara mereka. Adhara yang malas dan Sagara yang bingung mau memulai dari mana. Mata cowok itu sesekali melirik ke arah gadis di sebelah nya yang selalu memandang ke arah jalanan.
Sampai akhirnya, Sagara tidak tahan dengan keheningan yang menyelimuti mereka mulai mengeluarkan suara.
"Udah makan?"
"Udah." Bohong. Adhara berbohong.
"Bohong." Sagara berucap tanpa menoleh.
Adhara langsung memutar pandang ke arah cowok yang sedang menyetir itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]
Novela JuvenilIni kisah Adhara yang memiliki kakak dan juga adik. Punya saudara kembar yang akrab denganmu adalah idaman semua orang. Namun ini Adhara dan Adhina yang entah mengapa seperti berjarak padahal keduanya adalah seorang saudara kembar. Sosok kakak yang...