Suara ketukan diatas meja yang dihasilkan dari sebuah pulpen berbahan plastik yang beradu dengan meja kayu terdengar di indera pendengaran.
Seperti ucapan Adhara dan Cita yang ingin belajar bersama, keduanya saat ini sudah berada dikediaman Adhara.
Ya, mereka mengubah tempat belajar yang awalnya ingin di cafe Cita namun jadi dirumah Adhara. Itu semua karena ide dari Cita. Gadis itu tiba-tiba malas ke cafe, alasannya karena berisik. Adhara hanya bisa menurut. Toh, tidak ada masalah juga mau belajar dimana bagi dia.
"Gua tetep gak ngerti," ujar Cita setelah 15 menit menatap soal yang menjadi tugas bagi mereka.
Adhara yang tengah mengerjakan diatas kasur pun menoleh ke arah sahabatnya yang berada dimeja belajar milik dia.
Adhara tadi sudah menjelaskan kepada Cita tentang materi mata kuliah mereka hari ini yaitu Akuntansi yang mana membahas tentang persediaan barang dagang.
"Coba sini gua jelasin lagi dengan bahasa yang sederhana," ujar Adhara. Cita lalu berjalan sambil membawa bukunya untuk mendekati sahabatnya itu.
"Nih lo gak ngerti metode FIFO kan?" Tanya Adhara dan Cita mengangguk.
"FIFO itu kan First in First out. Pertama masuk, pertama keluar. Misal ini ditanggal 2 dia ada pembelian ya, lalu ditanggal 4 dia ada pembelian lagi. Kemudian ada transaksi penjualan di tanggal 5 dia gunain harga per unit yang ditanggal 2. Sampai sini paham?" Tanya Adhara.
Cita lalu menyerap ucapan Adhara sambil menatap bukunya.
"Ohhh iya ngerti. Nah kalo bedanya sama LIFO?" Tanya Cita lagi. Karena jujur ia masih suka kebalik.
"LIFO itu Last In First Out. Terakhir masuk, pertama keluar. Maksudnya gimana? Jadi misal nih ,ya ditanggal 3 ada pembelian, kemudian ditanggal 6 ada pembelian lagi, lalu tanggal 7 tuh ada transaksi penjualan. Nah itu dia pake harga per unit ditanggal 6. Jadi yang terakhir masuk, pertama keluarnya. Paham?"
Cita kemudian terdiam, lalu mengangguk.
"Kalo average itu tinggal langsung aja ya dirata-rata?" Tanya Cita memastikan.
"Iya bener,"balas Adhara kemudian kembali mengerjakan tugasnya.
"Oke deh gua paham sekarang, gua kerjain dulu. Nanti kalau gua gak paham, gua tanya ya?" Ujar Cita yang diangguki Adhara.
Cita lalu ingin kembali ke tempat dia sebelumnya, yaitu meja belajar milik Adhara. Namun bunyi ponsel Adhara tanda panggilan masuk membuat perhatian Cita tertuju pada benda persegi panjang tersebut.
Tertera nama Sagara disana. Cita memicingkan matanya menatap curiga Adhara. Dia heran kapan sahabat nya itu bertukar nomor dengan cowok yang bahkan Cita lihat Adhara selalu merespon tidak suka.
"Apa?" Tanya Adhara.
"Mencurigakan," balas Cita.
Adhara lalu mengangkat telfon tersebut. Ia menekan tombol hijau tanda menerima panggilan. Kemudian, diseberang sana terdengar suara cowok yang sudah Adhara hafal.
"Kenapa?" Tanya Adhara dengan nada ketus.
Cita yang melihat itu segera mencubit Adhara, dan memberikan tatapan serta mulutnya mengatakan sesuatu tanpa suara.
"JANGAN.GALAK-GALAK." itu yang Cita katakan tanpa suara dan tertuju untuk Adhara.
Adhara meringis kesakitan kemudian mengangguk.
"Shh kenapa?" Tanya Adhara lebih lembut namun diawal tanpa sadar mengeluarkan suara nya saat merasakan cubitan dari Cita.
"Dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]
Teen FictionIni kisah Adhara yang memiliki kakak dan juga adik. Punya saudara kembar yang akrab denganmu adalah idaman semua orang. Namun ini Adhara dan Adhina yang entah mengapa seperti berjarak padahal keduanya adalah seorang saudara kembar. Sosok kakak yang...