Kalau ada hal yang paling Adhara tidak sukai selain makanan pedas, itu adalah mengikuti acara kampus dimana dia yang akan menjadi panitia. Baginya, semua itu rasanya akan sangat melelahkan. Dari sebelum acara sampe saat hari acara tidak akan ada yang namanya istirahat. Mau menolak pun Adhara tidak bisa, karena itu semua perintah langsung dari Birendra sang ketua dari UKM muai thai dimana ia ikuti.
Seperti saat ini, Adhara menahan kantuknya sambil mendengarkan Birendra menjelaskan beberapa hal tentang acara yang diadakan. Hari ini padahal Adhara ada mata kuliah yang membuatnya lelah yaitu praktikum akuntansi. Ia merasa otak nya sudah diperas untuk bekerja lebih ekstra, tapi saat jam mata kuliah selesai ia masih harus mendengarkan Birendra dan melakukan beberapa persiapan untuk acara, apalagi Adhara itu berada di divisi acara, yang mana akan semakin sibuk menjelang hari acara berlangsung.
Acara yang diadakan sebenarnya adalah acara yang rutin dilakukan setiap tahun. Namanya Pekan muai thai. Ini sudah berjalan 10 tahun belakangan ini.
"Adhara, ngerti?" Tanya Birendra tiba-tiba setelah 45 menit berbicara. Membuat semua mata tertuju pada Adhara yang hampir saja tertidur karena kepala gadis itu yang hampir terjatuh saat hanya ditopang menggunakan tangannya.
"Hah?" Ujar Adhara. Semua tertawa melihat wajah kebingungan gadis itu, sepertinya jika ada orang yang berani menunjukkan bahwa dirinya ngantuk disaat rapat itu hanya Adhara seorang. Apalagi Birendra itu terkenal sekali galak dan tegasnya, semua anggota muai thai takut padanya. Tapi, tidak berlaku pada Adhara.
Semua itu terjadi ketika Adhara baru pertama kali masuk UKM itu, dimana ia melihat Birendra yang dihari pertama sudah marah-marah mengatakan tentang disiplin, tidak boleh ini itu membuat Adhara jengah. Gadis itu langsung mengajak duel Birendra karena tepat disaat kakak tingkat yang berada di semester 6 itu juga menawarkan siapapun bagi anggota baru yang bisa mengalahkan dia atau bisa membuatnya jatuh, maka akan dikabulkan permintaan nya.
Dan saat itu seperti perkiraan kalian, Adhara mampu melakukannya. Selama kurang lebih 30 menit berlangsung, Adhara mampu menjatuhkan Birendra. Dan kalian tau apa yang gadis itu minta? Adhara bilang,
"Stop marah-marah, kita bisa bicarakan semua dengan baik-baik dan perlahan."
Hal itu sontak membuat semua anggota muai thai yang didominasi dari senior tertawa. Seorang Birendra diperintah, itu hal baru. Dan sejak saat itu kedekatan Adhara dan Birendra layaknya kakak dan adik. Ditambah juga, Birendra cukup kenal dengan Ares.
"Jadi, ngerti gak?" Ulang Birendra.
"Iya ngerti," balas Adhara dengan malas. Jujur, Adhara sebenernya tidak tau apa-apa. Pikirannya hanya memikirkan ia harus tidur setelah selesai.
"Apa coba jelasin," ucap Birendra dengan senyum penuh kemenangan. Cowok itu tau adik tingkat nya yang baru bergabung tapi sudah menyumbangkan piala kemenangan untuk kampus dan UKM nya itu tidak mendengarkan dia berbicara. Sedari tadi, Birendra melihat Adhara menguap , mengusak mata dan memejamkan matanya dibeberapa kesempatan.
"Ya..." Saat Adhara sedang berfikir apa yang harus dikatakan, ada seseorang yang mengintrupsi. Dia adalah Fana, kakak tingkat nya.
"Maaf Bi mengintrupsi, ini udah kelar belom lo ngomong nya? Keburu kemaleman nih , biar langsung anak-anak persiapan aja buat acara nanti. Kita butuh susun untuk arena juga kan," jelas Fana.
Birendra melihat jam dipergelangan tangannya, jam sudah memasuki sore hari. Tak terasa ia berbicara.
"Ah iya, oke deh. Berarti sampe sini dulu, tolong ketua per divisi untuk arahin anggota masing-masing buat jalanin tugas, kalo butuh apa-apa atau ada sesuatu yang mengharuskan lewat gua, ya ngomong aja. Buat Adhara, hmm aman lo ye, seneng kan?" Ujar Birendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]
JugendliteraturIni kisah Adhara yang memiliki kakak dan juga adik. Punya saudara kembar yang akrab denganmu adalah idaman semua orang. Namun ini Adhara dan Adhina yang entah mengapa seperti berjarak padahal keduanya adalah seorang saudara kembar. Sosok kakak yang...