Adhara menatap dirinya di cermin. Gadis itu baru saja membersihkan tubuhnya setelah tadi seharian hanya tertidur.
Sebenernya mereka semua memang tidur setelah sampai di pantai ini. Entah karena lelah selama perjalanan atau memang ingin saja. Tapi, mereka semua baru saja bangun ketika langit sudah berubah warna.
"Ayo Dhar! Kak Janu udah chat gua katanya langsung aja ke table yang udah di pesen untuk makan malem."
Adhara mengangguk lalu berjalan menyusul Cita yang sudah lebih dahulu keluar. Adhina pun mengekor dibelakang Adhara.
Saat ingin menutup pintu, Adhara melihat seseorang yang berdiri disebelah nya.
"Sayang," panggilnya.
Itu Sagara. Kamar mereka memang saling bersebelahan. Jadi, tak heran cowok itu ada disana.
"Kenapa?" Tanya Adhara setelah selesai menutup pintu dan menatap sang kekasih.
"Tidur apa simulasi mati lu? Baru bangun udah malem," ucapnya.
"Lu sama aja ya njing!" Balas Adhara kesal lalu meninggalkan Sagara dengan berjalan lebih dahulu karena yang lain sudah pergi meninggalkan mereka.
"Kasar banget sih, aku gigit ya!" Ancamnya.
"Gua gigit balik!" Balas Adhara tidak mau kalah.
Keduanya lalu berjalan beriringan sambil sesekali bertengkar kecil seperti seorang anak taman kanak-kanak.
Tak terasa keduanya sampai di tempat yang sudah Sagara sengaja booking untuk mereka makan. Salah satu service yang ditawarkan penginapan juga.
Adhara dan Sagara melihat bahwa sudah banyak teman-teman yang duduk dikursi masing-masing. Tinggal tersisa 2 tempat kosong. Pertama di samping Cita. Yang kedua itu didekat Ares dan Adhina.
Adhara dan Sagara saling pandang. Bingung harus duduk dimana. Keduanya ingin duduk berdekatan, namun sepertinya hal itu sirna.
Cita yang menyadari pun segera melihat situasi. Ia benar-benar ingin marah melihat Adhina tersenyum miring padanya. Itu pasti sudah direncanakan.
"Aku deket Cita, kamu deket Adhina gak apa-apa?" Tanya Adhara.
"Aku padahal ngajak liburan kamu biar kita bisa berduaan, kenapa dari berangkat kita misah terus?" Sagara berucap dengan sendu.
"Iya aku tau, nanti kita sebelum tidur ngobrol ya berdua, kangen-kangenan deh kamu nanti sama aku." Adhara mengusap pipi Sagara yang diangguki patuh cowok itu.
Sagara lalu berjalan menuju kursi di dekat Ares dan Adhina. Sementara Adhara berjalan menuju kursi dekat Cita.
(Denah duduk mereka, buat yang bingung)
(Ket: kursinya memang pas 7 karena Sagara juga booking nya untuk 7 orang. Jadi dari pihak penginapan enggak dilebihkan)
"Anjing Adhina beneran definisi babi," bisik Cita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]
Ficção AdolescenteIni kisah Adhara yang memiliki kakak dan juga adik. Punya saudara kembar yang akrab denganmu adalah idaman semua orang. Namun ini Adhara dan Adhina yang entah mengapa seperti berjarak padahal keduanya adalah seorang saudara kembar. Sosok kakak yang...