#34 Kenapa?

509 57 12
                                    

Kembali dihari produktif, Sagara baru saja keluar bersama Janu. Keduanya berniat menghampiri Nakula dan Ares yang berada di kantin sedang makan siang, mereka tadi sempat mengirimkan pesan digrup chat mereka.

Mereka ber-empat memang terpisah disalah satu mata kuliah. Janu dan Sagara, sementara Nakula bersama Ares. Hal itu karena pada saat hari pengisian KRS mereka tersendat oleh signal sehingga berpisah.

"Maksi apaan ye gua, bosen dan makanan kantin gitu-gitu aja," ujar Janu pada Sagara yang sedari tadi diam.

"Lu apaan Gar?" Tanya Janu kepada sahabatnya sambil terus berjalan menuju kantin.

"Gar! Sagara! Woi assalamualaikum pak haji!!" Ujar Janu dengan kencang tepat ditelinga Sagara membuat cowok itu terkejut dan tersadar.

"Paansi lu berisik bener teriak-teriak kayak lagi ospek adik tingkat," balas Sagara.

"Lagian lu budek bener," jawab Janu.

"Gua tuh lagi mikir."

"Mikir apaan? Utang?"

"Palalu. Gua mikir Adhina ada di kantin juga gak ya sama Ares."

Janu yang mendengarnya hanya menyeritkan dahi bingung. Tumben sekali Sagara menanyakan soal keberadaan Adhina.

"Tumben. Kenapa lu? Naksir? Eh lah bukannya abis galau-in Adhara?" Ujar Janu.

"Gak gitu anjing! Gua butuh penjelasan dia soal beberapa hal, dan ini menyangkut dengan Adhara serta gua juga." Janu hanya mengangguk an kepala paham.

Tak terasa keduanya telah sampai di kantin dan langsung bergabung dengan Ares dan Nakula. Dimeja itu Sagara juga melihat Adhina yang tengah tersenyum berbinar menatapnya, menyambut kedatangannya dengan perasaan yang terlihat sangat antusias dan bahagia.

"Lama lo," ujar Nakula.

"Kayak gak tau Pak Juned aja lu," sahut Janu.

"Kak Sagara, ini aku pesenin soto ayam. Kata Bang Ares kakak pesen ini ke dia," ujar Adhina sambil menyerahkan seporsi soto ayam dan nasi putih.

"Nih pesenan lu, sebelum mulut lu rewel protes, gua udah inisiatif." Nakula menyondorkan seporsi ketoprak tanpa tauge untuk Janu.

"Emang lu terbaik," balas Janu.

"Makasih Dhin," ucap Sagara pada Adhina.

Sagara lalu mulai menyantap makan siangnya, sambil berfikir apakah ia harus membicarakan soal masalah kesalahpahaman antara dia dan Adhara kepada Adhina didepan teman-teman nya? Atau ia memilih meminta Adhina untuk berbicara berdua dengan dia. Setelah cukup lama berfikir, Sagara memilih option ke dua.

Cowok itu dengan cepat menyelesaikan makan siangnya. Membuat beberapa temannya yang melihat itu cukup heran.

"Lu makan buru-buru banget kenapa sih? Ini bukan lagi lomba makan," ujar Nakula sambil menyesap jus mangga pesanannya.

"Keselek mampus," sahut Ares.

"Brengsek doanya jelek," jawab Sagara.

"Pelan-pelan kak, nih diminum dulu." Adhina menyerahkan segelas es teh manis pada Sagara yang diterima cowok itu.

"Eum.. nanti kakak butuh ngomong sama kamu, bisa?" Tanya Sagara dan diangguki oleh Adhina.

Ketiga orang lainnya hanya saling pandang lalu memilih tak bertanya lebih lanjut.

--
Disinilah Sagara dan Adhina, duduk berdua dibangku yang berada di taman dekat kantin. Sagara diam beberapa saat, mengumpulkan kata-kata yang tepat untuk ditanyakan pada Adhina.

Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang