#47 Pertengkaran

530 59 6
                                    

Flashback on*

Selepas makan malam bersama Nakula, Janu, Sagara, Ares dan Adhina memutuskan untuk pergi menuju pantai dan bersantai. Sedangkan Adhara dan Cita memisahkan diri sebentar karena ada sesuatu yang harus mereka lakukan.

Nakula, Janu, Ares, Sagara dan Adhina Menikmati semilir angin yang menghantam kulit mereka di iringi lagu dan sebuah minuman dengan kadar alkohol rendah. Keempat cowok itu sudah terbiasa minum seperti ini, kecuali Adhina yang memilih untuk minum orange juice.

"Gila gak sadar ,ya udah semester tua gini." Janu bersuara sambil meneguk alkohol nya.

"Nah banyak-banyak mendekatkan diri dah lu sama Tuhan biar dipermudah. Kerjaannya berbuat dosa mulu. Tobat Nu jangan sering ke club," ujar Nakula yang dihadiahi tawa oleh semuanya kecuali Adhina.

"Ngaca bang ngaca, lu berdua sama aja," sahut Sagara diakhiri dengan menyesap alkoholnya.

"Cewek lu mana Gar?" Tanya Janu.

"Tau lu, cari sana! Nanti digoda cowok lain lu!" Nakula menakut-nakuti.

"Iya juga ya, yaudah gua cari." Sagara kemudian bangkit meninggalkan mereka semua.

Membuat Adhina berdecak kesal. Kenapa selalu saja Adhara yang diperhatikan Sagara? Tidak bisakah cowok itu diam disini lebih lama, karena Adhina benar-benar ingin sekali merebut perhatian Sagara supaya kepadanya.

Sagara berjalan mengitari lokasi penginapan. Ia memiliki firasat bahwa Adhara bersama Cita pasti sedang berbincang tak jauh dari sana.

Dan benar saja, setelah 15 menit cowok itu berputar ia melihat sosok Adhara dan Cita yang duduk membelakangi dia dan tengah berbicara dengan serius.

Sagara berniat ingin mengejutkan keduanya, maka dari itu dia tidak bersuara sama sekali.

Namun, yang terjadi malah Sagara ikut mendengarkan obrolan Adhara dan Cita yang justru membuat nya emosi.

"Kemarin, dihari gua tiba-tiba ngilang tanpa kabar sampai lu dan Sagara panik, dihari itu Ares bilang ke gua supaya jauhin Sagara dan ngalah demi Adhina."

Sagara yang mendengar itu terdiam. Ia membeku, tak menyangka bahwa sahabatnya sendiri melakukan hal seperti itu kepada dia dan Adhara.

"bajingan," umpat Cita sambil menghembuskan asap rokoknya.

"Kita berantem hebat. Gua bilang ke dia kalau gua gak akan pernah lepasin Sagara. Gua mau egois seperti kata lu. Gua berhak untuk bahagia kan? Sagara bahagia gua juga," ujar Adhara.

Hati Sagara menghangat mendengar penuturan kekasihnya yang tak akan pernah melepaskan dia. Sagara semakin yakin bahwa Adhara memiliki perasaan yang sama besarnya dengan dia.

Cowok itu terus menyimak obrolan dua sahabat itu. Sampai ketika keduanya telah diam dan selesai berbicara, Sagara kemudian bersuara dan membuat Cita serta Adhara menyadari kehadiran dia.

"Jadi, Ares sama Adhina alasan dibalik kita yang dari tadi terus jauhan? Ares nyuruh kamu jauhin aku dan lepasin aku demi Adhina?"

"Sagara tenang dulu ya," ucap Adhara dengan hati-hati kepadanya.

Sagara sudah kalut. Dia benar-benar emosi sekarang.

"Kak! Tolong tenang dulu," kini Cita ikut membantu Adhara menenangkan emosinya.

"Ares anjing! Bangsat!" Ucap Sagara lalu berlalu pergi meninggalkan kedua gadis itu.

Flashback off*

Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang