#38 Kemarahan Cita

517 55 7
                                    

Cita meletakan piring yang berisi 2 roti panggang dengan telur orak-arik buatannya diatas nakas samping kasur kamarnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi namun seorang gadis yang semalam sempat bercerita dan menangis padanya masih asik bergelung didalam selimut tebal yang membungkus tubuhnya.

"Adhara," panggil Cita sambil menggoyangkan tubuh gadis itu supaya terbangun.

Adhara yang merasa tidurnya terusik hanya bergerak sebentar namun tetap terpejam melanjutkan tidurnya.

"Astaga kebo banget sih nih anak," omel Cita.

Dengan gerakan bertubi-tubi Cita memukul tubuh Adhara, membuat yang dipukul mau tidak mau terbangun karena merasakan sakit di lengannya.

Adhara mengusak matanya lalu menajamkan penglihatan dan melihat sosok Cita sudah siap dengan pakaian rapih. Seperti nya gadis itu akan berangkat menuju kampus, pikir Adhara.

"Itu sarapan lo, dimakan ye. Gua mau berangkat dulu, abis kelar matkul pertama gua langsung balik," ujar Cita yang diangguki Adhara.

"Makasih ya kakak ipar, suer gua akan dukung lo sama kakak gua. Abis itu lo nikah dan kita jadi kakak ipar-adik ipar goals gitu yang se frekuensi," ujar Adhara dengan asal membuat Cita jengah.

"Ogah gua sama abang lu," balas Cita dengan tatapan yang dibuat-buat tidak suka membayangkan dirinya bersanding dengan Ares. Sungguh mimpi buruk.

"Ogah-ogah sampe bener jadian terus nikah gua akan ungkit ini semua. Jilat ludah sendiri emang paling enak, asli." Ucapan Adhara hanya dibalas tatapan malas Cita, lama-lama disini ia merasa bahwa Adhara akan terus meledeknya.

"Dahlah gua cabut ," balas Cita.

"Hati-hati, kalau ada lampu merah berhenti, kuning siap-siap, ijo jalan."

"Bego! Anak TK juga tau," sahut Cita.

"Ingetin doang, emosian ye lu hari ini," balas Adhara.

"Lu buat gua darah tinggi." Cita membalasnya.

"Kagak berangkat-berangkat lu , mending bolos aja gak sih sama gua," jawab Adhara.

"Iye nih anjing, dah ye , bye putri kebo," ucap Cita lalu gadis itu benar-benar pergi dari hadapan Adhara.

Sepeninggal Cita, Adhara pun menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh Cita. Ia benar-benar bersyukur memiliki sahabat seperti Cita yang sangat baik.

--
Cita berjalan turun dari mobilnya menuju kelas yang akan di berlangsung kannya kelas mata kuliah pertama hari ini.

Mata kuliah Bahasa Indonesia. Kalian pasti mikir, kenapa ada? Katanya sih materinya tentang beberapa hal kecil yang nantinya akan dipakai saat menyusun sebuah skripsi. Well, materinya didapat di semester 2 namun saat menyusun skripsi akan dilakukan beberapa semester yang akan datang, tentu Cita sudah pasti akan lupa.

Sebelum masuk ke dalam kelas yang akan dimulai pukul 11 , Cita tak sengaja menangkap sosok Sagara sedang berjalan bersama Ares. Cowok itu pasti baru saja kelar kelas pagi.

Melihat Sagara membuat Cita ingat keadaan Adhara yang benar-benar kacau akibat cowok itu acuh pada sahabatnya. Tiba-tiba saja Cita mendadak dibuat kesal. Berani-berani nya Sagara yang katanya berjanji tidak akan buat Adhara bersedih menjadi alasan gadis itu bersedih untuk yang pertama kali akibat cinta dan semua itu akibat Sagara yang menjadi alasan dibaliknya.

Kaki-kaki Cita melangkah menghampiri kedua cowok itu, menjegat nya. Membuat Sagara dan Ares memberhentikan langkah mereka.

"Gua mau ngomong sama lo," ujar Cita sambil menunjuk Sagara.

Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang