Malam ini Adhara memilih untuk sekedar bersantai dikamar, ketika tidak ada tugas yang harus dikerjakan gadis itu memang sering kali menghabiskan waktunya dengan menonton seri film atau sekedar menonton video-video di aplikasi youtube.
Dan hari ini Adhara memilih menonton film yang belum sempat ia selesaikan berjudul The Maze Runner. Film yang menceritakan tentang bagaimana keluar dari sebuah labirin besar dan bagaimana caranya bertahan hidup ketika dunia sudah hancur.
Adhara fokus pada layar televisi dikamar nya, dahinya sesekali berkerut ketika ada adegan yang memang sedikit mengusiknya.
Pintu kamarnya diketuk dari luar, Adhara melihat jam yang menunjukkan pukul 8 malam, Papa nya belum pulang begitupun sang Mama. Sedangkan Bi Hawa masih izin.
Adhara segera bangkit dari duduk nya. Pasti itu Kakaknya. Kalau Adhina, tidak mungkin karena ia tadi habis bertengkar. Ah pikiran Adhara sudah melayang-layang pasti Adhina mengadu yang tidak-tidak dan saat ini Ares sudah bersiap memarahi dia.
Adhara menarik nafasnya dulu lalu menghembuskan dengan kasar sebelum membuka pintu kamarnya.
Suara ketukan kedua kembali terdengar. Adhara lalu dengan segera membuka nya. Dan ternyata benar, sosok Ares sudah berdiri didepan sana dengan pandangan datar nya.
"Ada Sagara dibawah," ujar Ares.
Adhara mengangguk lalu segera menutup pintu kamarnya dan langsung turun menemui Sagara yang entah ada apa karena menghampiri nya malam-malam.
Sesampainya dilantai bawah rumah mereka, Adhara menghampiri Sagara yang sedang duduk di sofa ruang tengah.
"Ada apa lu kemari?" Tanya Adhara to the point. Ia sebenarnya kesal dengan Sagara yang tiba-tiba datang dan mengganggu waktu bersantai nya.
"Jalan yuk!" Ajaknya.
"Udah gila lo! Ini udah malem," balas Adhara dengan sengit.
"Ya siapa bilang siang Adhara," sahut Sagara.
"Ck! Nyebelin."
"Ayo! Pakai jaket ya," ujar Sagara.
"Mau kemana sih?" Tanya Adhara dengan penasaran.
"Ada deh," balas Sagara.
Adhara kemudian berdecak kesal namun tetap menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Beberapa menit kemudian Adhara sudah siap dengan jeans, kaos dan jaket seperti perintah Sagara yang menyuruh nya menggunakan jaket. Tak lupa juga Adhara membawa tas kecil yang isinya ponsel, dompet dan powerbank.
"Udah?" Tanya Sagara memastikan kala Adhara sudah kembali dihadapannya, Adhara pun mengangguk.
Sagara lalu berjalan dengan Adhara mengekor dibelakangnya.
Keduanya sudah sama-sama duduk didalam mobil dengan Sagara yang menyetir.
"Ini mau kemana sih?" Tanya Adhara penasaran.
"Bukit," balas Sagara.
"Luar kota?" Ujar Adhara dengan terkejut.
"Iya."
"Gila lo! Gua belum izin Papa sama Mama, terus besok kita masih masuk ya! Sinting nih," ujar Adhara dengan kesal.
"Gua udah izin bokap lo, dan untuk besok. Kita akan langsung pulang, tenang aja. Mungkin akan sampai rumah lo lagi jam 5 pagi." Penjelasan Sagara membuat Adhara terdiam.
"Lo gak tidur?" Sagara menjawab pertanyaan Adhara dengan menggelengkan kepalanya.
"Gila lo! Gak percaya gua kalau lo gak akan ngantuk, bisa mati berdua kita kalau lo nyetir tapi nahan ngantuk. Kita gantian nyetirnya!" Tegas Adhara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]
Ficção AdolescenteIni kisah Adhara yang memiliki kakak dan juga adik. Punya saudara kembar yang akrab denganmu adalah idaman semua orang. Namun ini Adhara dan Adhina yang entah mengapa seperti berjarak padahal keduanya adalah seorang saudara kembar. Sosok kakak yang...