#30 Mabok

501 55 0
                                    

Sehari setelah ucapan yang dilontarkan Adhara pada Sagara, membuat cowok itu seperti kehilangan semangat hidupnya.

Terbukti sedari tadi ia hanya diam ketika beberapa temannya melontarkan candaan. Ia tidak tertarik untuk sekedar menanggapi. Pikirannya melayang-layang memikirkan gadis yang kemarin mengungkapkan bahwa ia harus menjauhi dirinya.

Sagara berani bersumpah bahwa ia tidak pernah ada fikiran ingin Adhara menjauhinya. Bagaimana bisa Sagara melakukan itu ketika ia bahkan sehari tak bertemu sudah sangat merindukannya.

Sagara sudah sangat jatuh kepada Adhara.

"Lo kenapa sih? Dari kemarin kayaknya lemes banget," ujar Nakula yang sudah tak tahan melihat Sagara seperti mayat berjalan.

"Lo ada masalah?" Kini Janu menimpali.

Sementara Ares hanya menatap sahabatnya itu dengan bingung. Ia tak pernah melihat Sagara seperti ini. Bahkan ketika cowok itu mengulang mata kuliah pun tak sampai membuat Sagara seperti kehilangan semangat.

"Mabok yuk!" Ajak Sagara tiba-tiba.

Ini sudah lebih dari dua bulan mereka tidak melalukan kegiatan itu. Ares mengangkat sebelah alisnya. Ia tau pasti masalah yang sedang Sagara hadapi sangat berat.

Biasanya cowok itu yang selalu melarang keras mereka untuk mabuk hingga tipsy. Namun kali ini malah dia yang mengajak.

"Ayo! Bill on me." Ares menepuk bahu Sagara.

"Asik! Ayo!" Nakula berucap dengan semangat.

"Asik, udah lama gak hayuk." Janu ikut menimpali.

"Jam 9 di tempat biasa," balas Ares. Semua pun mengangguk paham.

Keempat cowok itu kemudian pergi untuk bersiap mengikuti mata kuliah ketiga hari ini.

--
Suara dentuman musik terdengar memekik telinga siapapun yang datang. Lampu yang begitu minim dengan beberapa orang nampak asik berlenggak lenggok ria dilantai pesta.

Terlihat juga beberapa orang yang duduk dimeja bahtender. Namun ada juga yang mengisi beberapa meja yang tersedia.

Pemandangan orang sedang bercumbu sudah hal yang biasa terjadi disini. Malah terlihat aneh jika kalian melihat beberapa orang yang malah berdiskusi disini.

Ares membawa teman-teman untuk duduk disalah satu meja kosong. Cowok itu mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan untuk memesan minuman yang akan membawa mereka merasa bebas dan tenang.

Minuman tidak bernutrisi dan sehat itu entah mengapa selalu mereka sebut sebagai minuman 'herbal' yang merelaksasi.

"Pesen apapun yang kalian mau. Gua gak mau minum terlalu banyak. Nanti kalian gak ada yang ngawasin. Bisa-bisa bangun besok pagi udah di hotel lu semua. Kecuali Sagara," ujar Ares kepada teman-temannya.

Mereka semua memang tipe anak-anak ibu kota yang lahir dari keluarga berada dan sering kali keluar masuk bar, party hingga larut dan sebagainya. Namun keempat nya masih sering menahan diri dan berada dibatas wajar untuk tidak menyewa 'wanita' yang memang terkadang disiapkan oleh beberapa bar.

"Oke," balas Janu dengan semangat.

"Heheheh tau aja lo kalo kita udah tipsy suka gak sadar apapun," balas Nakula.

Mereka semua kemudian memesan beberapa minuman ber-alkohol dengan jumlah yang tidak sedikit. Terutama Sagara yang memang berencana ingin tipsy.

Ia ingin sekali melupakan hal yang kemarin terjadi. Ia berharap dengan apa yang ia lakukan sekarang dapat mengalihkan pikiran nya dari sosok Adhara.

Antara Sagara, Adhara, dan Adhina [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang