Anara berjalan dengan langkah cepat ke kantin. Tak lama, di ikuti KON tentunya. Sampai di kantin, Anara menatap meja pojok lalu tiba-tiba hatinya merasa resah karena sosok yang dia ingin lihat tidak ada. Disana ada Heri, Andra dan Maryo dengan meja yang sudah dipenuhi makanan. AKON pun sampai dan langsung duduk di tempat masing-masing.
"Udah lama nunggu. Maaf ya tadi ada gangguan sedikit." Oci menjelaskan.
Andra menggeleng. "Gak pa apa. Pas kamu belum dateng kita pake kesempatan itu buat pesen makanan lengkap sama minum tentu saja."
"Makasih."
Anara tersenyum melihat Oci dan Andra yang tampak bahagia. Ia lalu melihat makanan di meja yang jumlahnya ada 7. Tepat di bagian paling pojok kanan, ada ruang kosong. Itu artinya, Firash tidak makan, karena itu tempat biasanya. Berniat bertanya, Anara melirik ke sahabat cowok itu. "Kak Firash mana?"
"Em ... em ... Firash ada kok. Tapi lagi ada urusan."
Anara menggeleng karena melihat gelagat yang aneh dari pacar teman nya ini. Anara menelpon Firash, tapi tidak diangkat. Jika seperti ini, jelas ada hal terjadi yang tidak di ketahui nya. "Kak Her, serius. Kak Firash mana?"
"Beneran ada, tapi lagi ada urusan penting. Jadi gak bisa kesini."
Anara mendengus karena Heri masih saja menyembunyikan yang sebenarnya. Ia yakin ada hal lain yang seharusnya ia tahu. "Kalo kak Heri gak ngomong yang sebenernya, aku bakal bilang ke Kanza. Masih inget kan gimana kesalahan mantan Kanza sebelumnya, yang bikin Kanza sempat mati rasa. Itu awalnya bohong, dan Kak Heri sekarang gitu."
Kanza yang mendengar, sontak menatap Heri sengit. "Udah berani gitu sekarang kamu, ya? Mau aku-"
"Bukan gitu, sayang."
"Ya udah, jujur."
"By, tapi ini tuh--Iya ... iya ... iya. Aku ngomong deh." Sorry Fir, bukan nggak setia kawan.
Flashback On.
UKS 08.15.
Firash berbaring di salah satu ranjang dengan tangan yang menutupi mata.
"Jangan bilang kalo gue lagi sakit. Kalo sampe bocor, gue gorok lo."
"Kalo dia maksa gimana?"
"Ya, pokonya sebisa mungkin jangan lo kasih tau. Siapa tau dengan gue istirahat bisa sembuh secepatnya. Jadi sebisa mungkin lo harus tutupin ini."
"Ya udah. Tapi gue gak janji bakal berhasil."
"Iya. Sono pergi, gue mau istirahat."
Flashback Off.
Anara meletakkan sendok ke mangkok kembali. "Ya udah. Anara ke UKS sekarang."
Heri menggeleng. "Jangan. Lo harus makan dulu. Gue nggak mau Firash
ngamuk kalo tau lo kesana belum makan. Udah cukup nanti gue dimarahin karena bilang ke lo."Anara mendengus, tapi dia tetap duduk. Sangat paham bahwa Firash jika sudah mengatakan harus bagaimana, maka sebaiknya di turuti. "Emang kak Firash kenapa bisa sakit?" tanyanya kemudian.
"Soal itu, sorry ... banget. Gue gak bisa cerita. Itu hal pribadi yang lebih bagus lo denger langsung dari dia."
"Ya udah, nggak pa apa." seru Anara tenang. Tapi ada hal lain yang sudah ia pikirkan. "Sebentar, ya." sehingga berdiri, lalu melenggang pergi. Yang ternyata memesan makanan.
Kanza yang paling peka pun, menggeleng. Sadar bahwa Anara tidak setenang biasanya. "By, Kak Firash sakit apa sebenernya?" tanyanya kemudian.
"Maaf sayang, aku nggak bisa bilang." Heri menyelipkan rambut Kanza, agar tidak mengenai makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAETERITA [Complete]
Teen Fiction_____ GENRE : Fiksi Remaja ____ Firash Miftahul Rashad. Cowok yang menjelma sebagai pentolan kelas sebelas itu tiba-tiba datang dengan segala karakter yang baru pertama kali Anara temui. Satu hal yang membuatnya istimewa adalah kejujuran yang terpa...