Beberapa hari Firash menahan diri dengan memilih cara aman untuk menyelesaikan rasa kecewa, yang nyatanya tidak semudah yang di bayangkan. Selama itu, dirinya ditemani Heri menghabiskan waktu di sekolah maupun di luar. Siang hari saat dirinya mengatakan bahwa akan meluapkan emosi diluar, tidak jadi. Firash memilih untuk menenangkan diri di balkon kembali. Kata-kata yang diucapkan Heri dan juga pesan terakhir dari Anara terngiang di kepala sehingga Firash mengurungkan niatnya.
Setelah memutuskan untuk break, semua orang di sekolah sudah mengambil kesimpulan bahwa dirinya dan Anara putus karena Rey dengan terang-terangan mendekati Anara, dan dirinya yang menjaga jarak dari gadis itu. Terbersit sedikit kebahagiaan di hati Firash saat diam-diam melihat Anara yang mengacuhkan Rey setiap kali di tempat yang terjangkau penglihatannya. Seperti saat di kantin, tampaknya Rey bermaksud ingin makan di samping Anara tetapi gadis itu berdiri lalu pergi saat Rey baru saja duduk. Setiap pulang, Rey berjalan di samping Anara dengan mulutnya yang tidak berhenti berbicara sedangkan Anara
menyumpal telinga dengan earphone. Juga, kesenangan Firash bertambah ketika mengetahui bahwa Anara memakai setiap hari kacamata kesayangan yang dirinya berikan. Itu seolah sinyal dari gadis itu bahwa Firash tetap memilikinya.Firash merenung. Jika memang
gadis itu mempertahankan kenyataan bahwa dia tetap kekasihnya, bukankah tidak ada salahnya untuk jujur. Firash yakin Anara sudah tahu hal apa yang membuatnya mundur dari Kanza. Mengingat bagaimana interaksi mereka yang selalu terbuka tentang hal apapun dan sering berdiskusi jika memang ada masalah. Tapi, kenyataannya sampai sekarang pun tidak ada penjelasan sedikitpun. Kepalanya sibuk berpikir tentang banyak hal. Semuanya tampak ambigu. Maju ataupun mundur, persentasenya hampir sama.Apa yang harus aku lakukan sekarang An? Kamu memberikan tanda seolah tidak ada lelaki lain yang kamu inginkan untuk mendekat selain aku dan itu membuat aku sangat ingin untuk memperbaiki semuanya. Lalu aku teringat dengan sesuatu yang membuat kita berdua jadi seperti ini. Aku ragu kembali. Ragu jika alasan kamu tidak meluruskan terlebih dahulu adalah perasaan mu yang condong kepada lelaki lain. Dan hanya masalah waktu untuk kamu bisa memulai kisah baru dengan orang yang memang di harapkan
"Hoy!"
Firash yang sedang menyender terkesiap karena Heri yang menepuknya tiba-tiba. "Kaget, kamvret. Nggak kira-kira." ucapnya sambil mengusap dada.
Saat ini, ia kebetulan sedang mengantar-lebih tepatnya di paksa untuk mendampingi Heri ke toilet. Alasannya supaya tidak kesepian. Karena kebetulan, guru yang harusnya mengajar sedang ada keperluan lain sehingga tidak masuk. Alhasil, jam pelajaran di biarkan kosong. Dengan catatan tidak boleh ribut supaya tidak menggangu kelas lain.
Heri malah nyengir. "Salah sendiri bengong aja. Bae-Bae kesambet." Padahal alasan gue ajak Lo biar nggak ngelamun. Fir ... Fir ... Mellow amat dah
"Woy, itu mulut di jaga." Firash mengacungkan kepalan tangannya.
"Nggak, nggak, ampun Fir."
"Sini Lo!" Firash mendekat, dan Heri segera menjauh. "Sini gue bilang!" Lanjutnya dengan langkah semakin cepat.
Tak mau kalah, Heri pun menciptakan jarak lebih jauh sampai dia sedikit berlari, agar tidak tertangkap. "Nggak, bro." Heri menggeleng.
"Udah berani ngebantah sekarang. Hm, awas Lo ya." Firash pun berlari dengan tujuan menangkap Heri. Sang target pun tidak kalah. Larinya lebih kencang lagi.
Mereka berdua terus saja berlari seperti anak kecil yang sedang bermain tentang polisi dan penjahat. Firash sebagai polisi dan Heri sebagai penjahat. Firash yang ingin menangkap dan Heri yang menolak untuk di tangkap. Hal itu sendiri tidak ada unsur emosi sedikitpun, khususnya dari Firash. Meskipun rasa kagetnya nyata, tapi tidak sampai ingin memukul untuk sebuah balasan. Tapi, ini hanya untuk hiburan saja. Agar beban pikirannya berkurang. Sehingga wajahnya pun tersenyum saja seraya berlari mengejar. Dan Heri pun melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAETERITA [Complete]
Teen Fiction_____ GENRE : Fiksi Remaja ____ Firash Miftahul Rashad. Cowok yang menjelma sebagai pentolan kelas sebelas itu tiba-tiba datang dengan segala karakter yang baru pertama kali Anara temui. Satu hal yang membuatnya istimewa adalah kejujuran yang terpa...