Firash sesekali mencuri pandang kepada gadis yang duduk di sampingnya. Ia merasa bingung dengan perkataan Anara yang sebelum menjalankan mobil hendak pulang tadi, wajahnya serius lalu mengajak pergi ke suatu tempat yang nyaman untuk mengobrol. Firash sempat bertanya, tapi Anara hanya mengatakan nanti saja mengatakan nya jika sudah sampai di tempat tujuan. Perkataan Anara yang seperti itu semakin membuat penasaran.
Saat perjalanan, Anara hanya memandang ke samping mobil dengan mulut yang bungkam. Firash juga ragu untuk membuka pembicaraan yang akhirnya perjalanan dihabiskan dengan suasana mobil yang hening. Firash membawa Anara ke salah satu taman.
Setelah sampai, Firash mengajak Anara duduk di kursi panjang. 2 menit mereka duduk disana, Anara masih bertahan dengan kediaman nya. Firash yang sudah tidak sabar akhirnya memutuskan untuk membuka pembicaraan.
"Ehem ... ehem ..." Firash melakukan pemanasan untuk tenggorokan nya. "Aku udah bawa kamu ke tempat yang nyaman. Yang mau kamu omongin sama aku, bisa di sampein sekarang aja mungkin, lebih cepat lebih baik."
Anara mengangguk, lalu menyerongkan duduknya untuk menghadap Firash. Anara merogoh saku baju, terakhir memberikan handphone. Firash mengernyit saat menerima itu.
"Kak Firash buka WA terus liat kontak percakapan Rey. Baca chat dia dari awal. Aku bakal jelasin semua hal yang berkaitan kalo kakak udah selesai baca nanti."
Firash menggeleng dan menyodorkan hp. "Aku gak berhak. Ini kan privasi buat kamu."
"Memang privasi. Tapi aku ngebolehin kakak buat liat. Aku mau gak ada sesuatu yang ditutupin diantara kita. Jadi buka aja gak pa apa."
Firash akhirnya mengangguk. Ketika mengusap layar, yang pertama terpampang adalah foto dirinya dan Anara. Seketika hati Firash menghangat mengetahui Anara yang menepati janjinya, bahwa akan menjadikan foto berdua sebagai wallpaper. Tanpa berlama-lama, Firash membuka WA.
Firash menggeser ke atas, ingin melihat siapa saja yang mengirim chat. Ia menggeleng karena banyak sekali nomor tak dikenal. Membuktikan bahwa pacarnya ini memang wajar saja jika selalu ingin dia jaga. Yang menginginkan dimana-mana. Tapi, percakapan nya tidak dibuka satupun. Hati Firash menghangat sekali lagi.
Firash lalu melaksanakan perintah Anara yaitu membuka percakapan dengan Rey. Percakapan biasa saja seperti teman pada umumnya. Anara membalas dengan singkat, jeda waktu minimal 3 menit, dan ada juga yang di abaikan. Firash membaca dengan tenang chat bagian awal hingga pertengahan. Mendekati bagian akhir, Firash mulai merasa kesal.
Tangan kirinya yang bebas mengepal kuat. Sampai kepada chat 1 minggu yang lalu, emosi Firash meningkat. Emosinya naik sampai ubun-ubun ketika membaca chat hari ini. Yang cukup banyak mulai dari sapaan hingga gombalan. Hingga yang terakhir kali, dan paling berhasil menumpas rasa sabarnya.
Pacar lo lebay. Gak megang tangan aja pake ngambek. Cowok tapi lembek. Gak ada keren-kerennya
Kenapa sih lo mau-maunya bujukin dia. Biarin aja ngambek. Kalo perlu sampe bilang putus
Masih ada gue yang lebih segalanya dari dia
Hati gue sakit pas liat lo megang pipi dia
Apa sih kelebihan dia sampe lo segitu konsistennya buat bujukin?Bagus
Dia juga berani megang kepala lo dan barusan hampir nyium
Kalo gue gak ngehargain lo, udah gue pukul tuh cowok. Berani-berani nya lakuin itu
Gue liatin lo dari jauh
Hari ini lo makan ditemenin dia lagi. Tuh cowok matanya gak pernah
berhenti nyuri pandang pas lo makan
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAETERITA [Complete]
Teen Fiction_____ GENRE : Fiksi Remaja ____ Firash Miftahul Rashad. Cowok yang menjelma sebagai pentolan kelas sebelas itu tiba-tiba datang dengan segala karakter yang baru pertama kali Anara temui. Satu hal yang membuatnya istimewa adalah kejujuran yang terpa...