27 - Dialog Film

27 3 0
                                    

Silahkan vote nya Kakak:)

Happy reading

___

Kring.... Kring....

Para pelajar berhamburan ke kantin untuk mengisi perut karena waktu istirahat telah tiba. Selain kantin, ada juga yang hanya keluar ataupun tetap di kelas mencaari hiburan entah itu bergosip ria ataupun melakukan permainan. Yang penting, waktu istirahat dipergunakan untuk hal yang bersifat santai.

Disaat orang lain seperti itu, Firash malah murung dengan wajah yang menunduk ke meja. Tidak berkeinginan keluar kelas padahal biasanya dia yang paling semangat untuk keluar.

Kakinya gatal ingin menemui Sang pujaan hati yang beberapa hati tidak bertemu secara langsung. Tapi ketika teringat insiden pagi tadi ketika matanya dan mata gadis itu bertemu, Firash jadi malu. Meskipun dari jauh dan tidak tampak ekspresi kecewa Anara, Firash tetap saja belum berani bertemu apalagi berbicara langsung.

"Gak usah lebay deh Fir." celetuk Heri yang tahu cerita sejak Firash masuk. "Baru kali ini juga lo terlambat. Anara nggak akan kesel."

"Tetep aja Her." Firash membenamkan wajah di kedua tangan yang di lipat di meja. "Sebelum berangkat gue kecewain dia karna terlambat. Di sekolah gue bikin malu karena dihukum pas dia lagi olahraga. Pacar macam apa gue ini."

"Ck. Itu kan menurut lo. Samperin dulu aja Anara nya. Siapa tau tanggapan dia beda."

"Gue belum siap."

Tap... Tap.... Tap...

Derap langkah terdengar mendekati. Firash tidak mempedulikan itu karena menurutnya itu pasti hanya teman sekelas.

"Hai bby." sapa Heri kepada Kanza yang baru saja tiba di dekatnya. "Cepet banget kesininya. Padahal lebih lama juga nggak pa apa. Secara yang seharusnya nyamperin itu kan aku. Nah ini kebalik jadi kamu yang kesini. Maklumin sahabat mellow ku ya. Emang dasar si kampret ini terlalu berlebihan."

"Ya udah lah nggak pa apa. Kan jarang juga aku kesini. Lagian dateng cepet biar kita bisa cepet ke kantin."

"Iya."

Kanza beralih ke Firash. "Kak Firash gak ke kantin. Anara udah nunggu disana lho. Katanya ada yang I miss you so bad."

Eh busyet. Gue di ledekin. "Gak. Gue absen hari ini. Lagi badmood."

Kanza melirik ke pintu. Menatap beberapa sosok yang berdiri disana. Firash tidak tahu saja bahwa yang lain juga datang, termasuk Anara.

"Serius Kak?" ucap Kanza tidak percaya. "Bukannya kalian nggak ketemu selama ... 5 hari. Nggak pengen melepas kangen, gitu?"

Firash menggeleng dengan kepala terbenam. "Next time aja. Titip pesen aja buat Anara. Bilangin gue kangen, pake banget."

Tap... Tap... Tap...

Hes... Hes... Hes...

Firash mendengar langkah kaki mendekat dengan hidung yang mencium wangi familiar. Wangi yang selalu di rindukannya. Wangi milik Anara. Semakin mendekat dan menyengat, Firash menduga ini nyata. Tapi sesaat kemudian ia mengingat perkataan Kanza. Alhasil, Firash mengelak dugaannya itu.

Jangan halu Firash. Mana mungkin Anara kesini. Jelas-jelas kata Kanza Anara lagi di kantin. Camkan itu...

Anara tersenyum melihat Firash yang menggeleng berkali-kali. "Kenapa gak bilang langsung aja. Aku kan disini."

Suara itu...

Firash mendongak, lalu menengok ke sisi kanan. Ternyata, penciumannya akurat. Anara ada di dekat, lebih tepat, ada di sampingnya. Firash sangat senang akan keadaan ini. Tapi, ia ingat akan insiden pagi hari sehingga kembali membenamkan wajah.

PRAETERITA [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang