21 - Ruang BK

32 3 0
                                    

Anara menatap lekat pintu di hadapannya.

Sejak pertama terjun ke dunia sekolah, Anara selalu menempatkan diri di zona aman. Sekecil apapun, Anara mengusahakan untuk menjauhi hal yang membuat keributan. Alasan melakukan itu, Anara ingat bahwa di rumah hanya ada saudara. Jika ia membuat kesalahan, bisa dipastikan pihak rumah akan terbawa dan Anara tidak ingin hal itu terjadi. Karena selama ini, saudaranya sudah cukup kesusahan akibat mengurusnya.

Tapi hari ini, entah apa yang terjadi dan entah apa yang telah di perbuat. Albert, ketua kelas 10-1 memberitahu bahwa dirinya di panggil untuk mendatangi sebuah ruangan yang mayoritas di datangi oleh orang yang terkena masalah.

Para pelajar menyebutnya ISTANA PAK SANGEM. Yang tak lain dan tak bukan adalah ruangan BK.

Semua orang yang kebetulan saat itu sedang ada di kelas, terkejut. Apalagi KON yang notabene nya selalu menempel dengan Anara ketika di sekolah. Kenapa Anara dipanggil BK? Kesalahan apa yang di perbuat? Apa hukuman yang akan di terima? Dan masih banyak lagi.

Anara sendiri, terkejut pastinya. Tapi ia tak terlalu menganggap serius. Karena tidak merasa melakukan kesalahan. Sekalipun ada suatu kesalahan yang dilakukan, Anara akan ikut dengan prosedur sekolah. Lagi pula, ia sudah besar. Sekedar melanggar satu kali bukan hal yang serius.

Tok... Tok... Tok...

"Siapa?" suara berat dari dalam merespon ketukan pintu Anara.

"Anara Pak." jawab Anara ketika ia menebak bahwa suara itu milik salah satu guru yang di segani di sekolah ini.

"Oh Anara, silahkan masuk."

Anara membuka pintu dengan hati-hati. Ketika terbuka cukup untuk badannya, Anara melangkah masuk lalu menutup pintu. Dengan gerakan lambat, Anara berbalik.

"HAH. ASTAGFIRULLAH..." kaget Anara dalam hati ketika melihat pemandangan yang awam.

Ternyata, di ruangan bukan hanya Pak Sangem selalu guru BK, tapi ada pelajar lain dan itu bukan satu orang, melainkan 4. Entah hanya perasaan saja, Anara merasa 4 pelajar laki-laki itu terlihat kikuk. Bahkan ada yang telinganya berwarna merah. Malu karena kedatangannya mungkin.

Dari pada mengamati satu persatu wajah pelajar itu, Anara lebih antusias membaca slogan yang di gantungkan di leher 4 orang itu. Dimana slogan berisi kalimat yang berbeda dan tanpa sadar Anara terkekeh karena isinya sedikit lucu.

1. Ngintip, hobi cuy. Tapi sayang gue lagi kena apes. Ketahuan deh

2. Jangan pernah ngerokok. Nanti lo kecanduan. Kecanduan masuk BK. Wkwkwkwk

3. Nyontek adalah hal wajib buat anak sekolah. Tapi alangkah baiknya, menyontek dilakukan hanya ketika sedang di rumah. Supaya apa? Supaya kalian tidak mengunjungi istana PAK SANGEM.

4. PAK SANGEM. Pangeran yang menghuni istana BK. Ganteng, baik hati, dan sayang sama seluruh pelajar sekolah. Gue dan yang lain adalah bukti nyata pemerintahan dia. Katanya, silahkan aja bikin masalah. Tapi jangan sampe ketahuan sama yang di atas. Hohoho...

Anara yang tidak bisa menahan kekehan, berbalik. Menyembunyikan itu karena takut menyinggung pelajar yang di hukum. Setelah tenang, Anara berbalik kembali.

"Bapak sudah katakan apa yang harus kalian lakukan. Sekarang, silahkan keluar." ucap Pak SANGEM dengan manik yang menatap tenang 4 pelajar itu.

"BAIK PAK."

Anara yang posisinya pas di tengah pintu, bergeser. Menyisakan ruang untuk para pelajar yang dihukum. Anara menganggukkan kepala kepada pelajar yang tersenyum sebelum menutup pintu. Sepertinya, seorang senior. Anara ingat, wajah pelajar itu ada di salah satu surat yang di sertai foto. Surat itu sendiri berisi ungkapan perasaan dan ada sedikit pemberitahuan bahwa si pelajar adalah anak 11-5.

PRAETERITA [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang