Happy Reading.
___Andrio sudah menunggu di teras sejak 15 menit yang lalu. Saat ini, cowok itu sedang mondar-mandir tak sabar menunggu kedatangan sosok yang biasanya selalu mendahului kepulangan.
Tidak biasanya Anara seperti ini. Gadis itu selalu menyempatkan waktu untuk mengabari jika akan pulang terlambat sekalipun membawa kendaraan sendiri. Tapi kali ini dengan kondisi bersama orang lain, adik perempuannya itu belum pulang. Padahal adik bungsunya Alfano yang notabene nya laki-laki sudah sampai rumah.
10 menit mondar-mandir, terdengar suara klakson mobil. Andrio yang sudah dibuat kesal, wajahnya menampilkan ekspresi dingin dan mencekam.
Firash turun terlebih dahulu lalu memutari mobil dan membuka pintu Anara. Anara melesat ke teras ketika sudah turun diikuti Firash.
"Assalamualaikum." ucap Anara dan Firash bersamaan.
"Waalaikumsalam." jawab Andrio ketus.
Anara dan Firash menyalami Andrio.
"Maaf Kak. Anterin Anara pulangnya terlambat." ujar Firash sungkan.
Andrio menatap tajam Firash masih dengan wajah yang dingin. "Saya kira kamu berbeda dengan pacar Anara yang sebelumnya. Mengingat tadi pagi kamu berani menemui saya langsung. Tapi ternyata kamu sama saja. Mengajak pergi Anara di waktu yang tidak seharusnya sampai sangat terlambat seperti baru saja."
Firash melirik Anara dengan kening berkerut, lalu melirik ke Andrio kembali. "Maaf jika Firash lancang. Kata Anara, tadi sudah mengabari Kak Andrio akan keterlambatan ini."
"Alah, alasan saja. Saya tau kamu pasti ngarang cerita. Setelah saya memaklumi, kamu nanti akan mengatakan ke Anara untuk memberi alasan yang sama. Ikut-ikutan berbohong. Saya gak mempan dengan tipuan seperti itu, jadi lebih baik kamu mengaku salah."
"Kak Andrio jangan marah dulu." Anara sudah cukup bersabar dengan sikap Andrio. "Aku tadi memang udah kasih kabar. Coba cek ponselnya."
Andrio menurut. Ia rogoh saku lalu mengambil benda itu. Ketika dicoba berulang kali supaya menyala tapi tidak ada respon, ekspresi dinginnya hilang seketika. Andrio tahu bagaimana Anara dan adik perempuannya itu tidak pernah berbohong padanya.
"Ponsel Kakak low bath ternyata. Hehehe." cengirnya dengan kulit wajah yang berubah merah. "Mana liat dari hp kamu."
"Nih." Anara memberikan apa yang Kakak nya minta. Tak lama setelah memastikan bukti, senyum canggung tercetak di wajah Andrio, membuat Anara terkekeh pelan. "Lain kali, kalo mau marah itu pastiin dulu semua hal. Jangan asal semprot. Malu kan?"
"Ya maaf. Kakak kan khawatir sama keadaan kamu." sahut Andrio jujur.
Anara beralih melirik Firash. "Kak Firash mau masuk?"
Firash melirik Andrio, membuat Kakak Anara berdehem terlebih dahulu sebelum berbicara untuk merespon tatapan Firash yang bermaksud meminta izin. "Kamu boleh masuk. Kebetulan ada beberapa hal yang harus saya tanyakan mengenai hal menyangkut kamu dan adik saya."
***
Andrio mengajak Firash untuk duduk di sofa ruang tamu. Firash yang baru pertama kali, duduk dengan tegak. Membuat Andrio diam-diam tersenyum karena baru kali ini pacar Anara ada yang duduk sekaku itu.
Andrio melirik Anara yang masih berdiri. "Kamu ke atas. Datengin kamar Alfano dan bilang Kak Andrio nyuruh ke bawah sekarang juga. Setelah manggil kamu langsung ke kamar dan gak boleh ke bawah sebelum ada yang nyuruh. Ngerti?"
"Ngerti." jawab Anara. Matanya berpindah melirik Firash. "Jangan tegang gitu Kak. Gak akan di apa-apain kok. Paling di serobot pertanyaan." yang dijawab anggukkan oleh Firash.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAETERITA [Complete]
Teen Fiction_____ GENRE : Fiksi Remaja ____ Firash Miftahul Rashad. Cowok yang menjelma sebagai pentolan kelas sebelas itu tiba-tiba datang dengan segala karakter yang baru pertama kali Anara temui. Satu hal yang membuatnya istimewa adalah kejujuran yang terpa...