5 - Keputusan Final

99 7 0
                                    

Happy Reading.
___

Anara menatap lesu album foto dan beberapa kepingan lain, dikemas rapih dalam sebuah kotak yang terletak diatas meja. Kurang dari 1 jam, sekeping masa lalu yang sudah ia pendam sejak 2 tahun lalu hari ini akan diberitahukan kepada KON dalam bentuk kemasan sebuah video dan akan di tunjukkan di suatu ruangan. Ruangan yang digunakan sendiri adalah MCR "Mini Cinemas Room".

Sebenarnya, Anara enggan membeberkan itu. Mengingat ada rasa tak menyenangkan dirasakan hati setiap kali terlintas hal yang berhubungan dengan kepingan itu. Tapi ketika saran Andrio, Alfano dan juga KON terngiang jelas bahwa ia harus coba membebaskan diri dari hal yang mengurungnya dalam ketidaknyamanan rasa dan ketidak tenangan suasana hati akibat ketidak pastian akan sesuatu hal menyangkut perasaan. Ia memutuskan untuk memberitahu apa yang selama ini masih di rahasiakan.

Karenanya, Anara bertekad menguatkan diri dan membukanya hari ini. Agar beban tentang ketidak adilan dirasakan akibat KON belum mengetahui satu kejelasan tentang sesuatu menyangkut masa lalu nya segera hilang. Setelah itu, ia akan lebih leluasa membuka hati untuk hal baru.

"Gue pasti kembali. Lo harus pegang kata-kata itu sampai kapanpun."

Anara menjambak rambutnya sendiri ketika sebuah kalimat itu tiba-tiba saja terlintas dan memberikan rasa yang buruk ke relung terdalamnya.

Bangkit; itulah kata yang selalu Anara inginkan dapat ia wujudkan. Tapi entah kenapa, usahanya sampai sekarang tak membuahkan hasil. Padahal Anara mencoba keras dengan menjalani hubungan asmaranya dengan benar. Mencoba melibatkan perasaan tapi tak pernah berhasil. Kepekaan matanya selalu saja menangkap maksud terdalam deretan mantan yang tertarik dengannya karena penampilan. Lalu ketika baru-baru ini menemukan sebuah tatapan yang berkesan, ia sendiri malah menghancurkan perasaan orang itu. Padahal--

"Tok... Tok... Tok..."

Lamunannya menguap begitu saja ketika terdengar suara ketukan pintu.

Anara merapihkan penampilan lalu menghampiri pembatas itu. Ketika sudah terbuka, senyum riang KON menyapanya. Hal itu cukup memberikan pengaruh sehingga sudut bibirnya pun terangkat membentuk senyum.

"Hai. Princess Oci sudah datang, mana red carpet nya?"

"Gila." Anara terkekeh. "Ayo masuk."

Kanza merengkuh tubuh Anara. "Muka lo kusut gitu. Belum apa-apa padahal."

"Sakit hati lho dikatain muka kusut. Pengen ke luar negeri jadinya. Biar mengkilap," canda Anara, membuat KON tergelak. Anara melerai pelukan. "Masuk yuk. Biar cepet dan kita bisa ngobrol setelahnya."

"Sebentar." Kanza menahan tangan Anara yang hendak menggiringnya masuk.

Anara berbalik. "Kenapa?"

"Kita bawa sesuatu hal yang istimewa. Buat lo." ujar Nanda riang.

"Bisa dibilang... Surprice?" timpal Kanza.

"Dan kita yakin lo bakal suka karena ini adalah sesuatu hal yang di tunggu-tunggu." Oci menambahi.

Tidak biasanya KON bermain rahasia seperti ini. Mereka selalu blak-blakan menyangkut apapun. Karena nya, Anara dibuat penasaran mengenai apa sesuatu istimewa itu.

"Tunjukin sekarang sesuatu istimewanya. Penasaran soalnya," ujarnya tak sabar. Sempat ingin bertanya menyangkut apa. Tapi ketika ingat bahwa harus menghemat waktu, Anara memutuskan untuk langsung mengetahui surprice itu.

"Oke. Hal istimewanya akan ditunjukkan sekarang juga." Kanza bertepuk tangan.

Anara mengikuti arah pandang Kanza yang melirik ke sisi sebelah kirinya.

PRAETERITA [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang