10 - Ancaman

57 4 0
                                    

Happy Reading.
___

Meja makan malam ini suasananya terasa hangat bagi Firash. Bunda dan Ayah terlihat akur. Bunda dengan perhatiannya mengambilkan makanan untuk Ayah sambil tersenyum. Begitupun sebaliknya, Ayah dengan telaten mengambilkan makanan untuk Bunda yang juga sambil tersenyum.

Untuk ukuran suami istri yang sudah lama menikah, yang mereka lakukan saat ini termasuk langka. Bahkan tidak ada yang seperti itu mungkin. Di zaman modern seperti sekarang, gengsi menguasai hampir sebagian besar orang di dunia. Karena itu, Firash rasanya sedikit iri terhadap kedua orang tuanya.

"Bunda, kok nasinya banyak banget. Nanti Ayah gak bisa ngabisin makanannya."

"Itu gak banyak kok Ayah, masa iya gak abis. Kalo gak di abisin Bunda marah."

"Iya, iya, Ayah abisin. Apa sih yang nggak buat bidadarinya Ayah."

Firash geli sendiri mendengar percakapan orang tuanya. Dia segera menghabiskan makanan supaya cepat meninggalkan tempat itu. Firash tidak ingin menjadi orang ketiga disaat kedua orang tua nya sedang romantis. Bahasa anak mudanya orang Sunda, Firash tidak ingin menjadi Kambing Conge.

"Ayah, Bunda, Firash duluan ke kamar ya." ujar Firash tepat setelah menyelesaikan makan.

"Cepet banget kamu makannya. Yakin udah kenyang?" tanya Bunda yang di jawab sebuah anggukan oleh Firash.

"Ya sudah kalau begitu. Jangan tidur malam-malam ya nak."

"Beres Bun."

***

Firash membaringkan tubuh di tempat tidur. Otaknya memutar kembali adegan dimana Ayah Bundanya terlihat harmonis. Hal itu, tak urung membuat senyumnya terbit dan pikirannya tertuju kepada seseorang yang sangat dirindukan nya. Padahal terakhir kali bertukar kabar sesudah maghrib.

Firash merogoh laci sebelah kanan dan mengambil ponsel. Dinyalakannya alat itu lalu terpampang lah foto seorang gadis yang sedang tertawa. Dilihatnya foto itu dengan senyum simpul yang tersuguhkan.

Firash ingat sekali bagaimana susahnya mengambil foto ini. Saat itu, sekolah sedang ada kegiatan class meeting. Alasan Anara tertawa sendiri adalah karena melihat Oci menjadi salah satu pemain footsal tersungkur akibat tersandung kakinya sendiri. Anara yang duduk di tribun atas bersama yang lain, membuatnya yang ada di bawah kesusahan untuk mengabadikan sehingga baru dapat setelah berkutat selama lebih dari 30 menit. Meskipun susah, Firash tetap senang karena berhasil mendapatkan.

Firash membuka lock screen lalu membuka sebuah forum chat dan mengetik sesuatu kepada Anara.

Test

Hm...

Lagi apa?

Sibuk

Sibuk apa?

Mikirin apa yang duluan ada antara ayam dan telur

Kirain sibuk mikirin kenapa aku ganteng banget. Hehehehehe

Ih ngarep
Gantengan ikan aku dari pada kakak

Tega ya
Bandingin aku sama ikan
Kamu gak nanya aku lagi apa

Kakak lagi apa?

PRAETERITA [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang