51~Penjelasan

163 19 0
                                    

Eneli kini menjau hi makam Devon, Gavin yang kini mengejar Eneli dan yang lain membuat Eneli berhenti.

"Aku mau sendiri," ucap Eneli melepaskan tangan Gavin.

"En," panggil Fiya yang berjalan ke arah Eneli.

"Tolong jelasin semuanya sama gue," ucap Fiya yang masih di penuhi airmata.

"Oke gue akan jelasin semuanya," jawab Gavin, Fiya dan yang lain hanya menangguk.

"Jadi dulu."

FlasbackOn

Bugh bughh....

Berkali kali pukulan itu mendarat di pipi Devon Dan Gavin, kali ini Gavin benar benar kacau balau, fikirannya kini kemana mana, di tambah lagi Eneli dalam bahaya.

"Gav, cepat lo pergi," perintah Devon, tetapi Gavin juga tidak bisa meninggalkan Devon sendiri disini apalagi lawannya cukup banyak.

"Enggak, kita lawan mereka dulu dan pergi bantuin En," jawab Gavin setengah berteriak.

"Gavin, lo harus pergi kalau enggak 10 menit lagi En akan tiada, lo harus bantuin En gue masih bisa jaga diri gue sendir," ucap Devon lagi, apa yang  di katakan Devon benar adanya, Gavin hanya mengagguk dan berlalu pergi.

Sesampainya di Gudang tua itu, Gavin mencari letak keberadaan Eneli, dan yaps akhirnya Gavin menemukan Eneli dan di sana sudah ada Rio dan anggota lainya.

"Datang juga lo," ucap Rio dengan angkuhnya, tidak banyak bacot Gavin kini melawan satu persatu dan akhirnya Gavin bisa mengalahkan semuanya dan segera membatu Eneli untuk keluar.

FlasbackOff

Fiya kini memeluk Eneli, Fiya sadar kalau Devon benar benar bukan jodohnya, dan Fiya harus beruntung karna Devon telah membawa cinta mereka.

"En, maafin gue," ucap Fiya memluk Eneli.

"Iya gue maafin lo, dan maafin gue juga, harusnya lo tai dari awal," ucap Eneli.

"Mungkin ini udah takdir, takdir kematian yah walau seberat apapun gue besedih, tetapi pada kenyataanya kak Devon gak akan kembali, maka gue gak memilih dendam kenapa?  Gue gak bisa hancurin persahabatan gue demi masalalu," jelas Fiya, Eneli hanya mengagguk.

_TwinsGirl_

Gavin kini berbaring di kasurnya sambil melipatkan tangan di atas kepala, tangan iya jadikan bantal sambil menatap langit langit kamar.

"Em, kamu memilih pergi demi kebahgiaan kemabaran kamu, di sisi lain aku sangat cinta sama kamu, tapi di sisi lain aku masih mengharapkan En," ucap Gavin yang kini mulai bingun dengan perasaanya.

ARGHHHH

Teriak Gavin.

"Kenapa gue harus terjebat di dalam kisah cinta seperti ini, apa gue sebenarnya suka sama En dan bukan Em, kenapa gue baru sadar kehilang seseorang yang berharga itu menyakitkan."

"Apa ini karma, gue selalu nyiayiain En," ucap Gavin yang mulai kesal, Gavin kini merasa aneh dalam pikiranya, Gavin kini memilih mengambil kunci motor dan jaketnya dan keluar kamar.

"Gavin," ucap Hendra dingin, tetapi Gavin tidak menjawab papanya, Gavin hanya terus berjalan keluar rumah tampa memperdulikan Hendra.

Prakk

Fas bunga kini pecah lagi di lantai, membuat Gavin berhenti dan berbalik menatap Hendra dan Amel, sang mama Gavin.

"Mau papa apa ?" Ucap Gavin dingin menatap Hendra.

"Saya sudah bilang jangar pernah keluyuran di malam hari," jawab Hendra berjalan ke arah Gavin, sementara Amel hanya menatap suami dan anaknya.

"Peraturan itu gak berlaku sama saya," pinta Gavin.

"Kalau kamu gak mau mematuhi ucapan saya, setelah lulus nanti saya akan mengirim kamu ke Amerika," ucapan itu tak di perdulikan Gavin, Gavin memilih pergi dari rumah ini, Gavin sagat tidak suka di bantah dan di atur atur.

_TwinsGirl_

I'm ~ Twins Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang