41. Telur

117 21 17
                                    

Benar saja Eneli tidak pulang sejak kemarin membuat semua orang khwatir begitupun dengan Emeli.

"Lo mikir apaan sih?" tanya Sifia sambil memukul pundak Emeli.

"Kemarin tuh si En pergi, dan gak pulang pulang," jawab Emeli dengan tampan senduhnya.

"yah ngapain lo mikirin dia, paling juga nginep di rumah temannya," ucap Hely yang sedang menikmati cemilannya.

"Yah gimana pun dia sodara aku, aku takut fia," jawan Emeli murung.

Tak lama kemudia guru pun masuk, namun Eneli belum masuk ke kelas dan itu yang membuat Emeli semakin Khawatir.

Selang beberapa menit Bel Istrirahat pun  berbunyi membuat semua anak anak berhamburan untuk keluar kelas menuju kantin.

"Hee, kalian berdua duluan aja, aku mau ke toilet dulu," ucap Emeli di tengah jalan menuju Kantin.

"Oke," jawab mereka kompak.

"Gak mau ikut sekalian?" tanya Emeli setengah menunduk.

"Haa, gak usah lah," jawab Sifia tertewa.

"Iya nih ngapain mau ikut," lanjut Hely lagi.

"Ohh, bener gak mau," goda Emeli.

"Benarlah."

"Oke, aku pergi dulu," ucap Emeli berjalan menjauhi kedua sahabatnya.

Di tengah jalan, tiba tiba tangan Emeli di tarik seseorang membuat Emeli kaget, dan ternyata  orang yang menarik Emeli adalah Fiya dan Dini,

Saat sampai di lorong belakang di sana ada Eneli terseyum licik menatap Emeli, Emeli yang melihat Eneli kini tersenyum karna Eneli baik baik saja.

"Eneli."

Panggil Emeli dengan senyumnya, menatap Eneli, saat Eneli melihat wajah itu Kini raut wajah Eneli kini berubah menjadi amarah.

Eneli mendekat kearah Emeli dan langsung mendorongnya sangat kuat membuat Emeli terjatuh ke lantai.

"En apa yang," ucap Emeli terpotong.

"Gara gara lo Daddy dan Mommy mara sama gue, ini semua salah lo," bentak Eneli dengan seluruh kekesalanya kemudian mengeluarkan kantong pelastik hitam.

"Gara gara lo Daddy dan mommy marahin gue," bentak Eneli lalu mengeluarkan sebutir  telur dan

Prakk

Telur pecah di kepala Emeli membuat rambutnya lengket dan Amis, Eneli Fiya dan Dini yang melihat itu langsung tertawa.

"Dan gara gara lo, gue di jauhin sama kak Gavin,"  teriak Eneli dan satu lemparan telur yang mengenai baju Emeli.

Eneli terus melempari Emeli Telur membuat baju Emeli bauh amis Emeli hanya bisa dim dan menangis menerima perlakukan sang kakak.

Tidak lama kemduan Gavin dan yang lainnya datang, sekarang Gavin di bakar Emosi saat melihat kekasinya di siksa seperti itu,

"En, CUKUUUP,"  teriakan bartion menggema di sekitar lorong ini membuat Eneli kaget dan mundur satu langkah, Eneli tidak mau lagi di bentak oleh Gavin dan kata kata Gavin akan membuat dirinya sakit hati.

"Berapa kali gue peringatin jangan ganggu Em, lo punya telinga apa lo budek haa, " bentak Gavin dengan kerasnya lalu mendekati Emeli yang tengah duduk.

"Dan gue akan kasi lo pelajaran, mungkin bukan dari gue tapi guru, gue akan laporin pembullyan ini sama Guru BK," Jelas Gavin dingin tapi penuh penekanan.

"Kak, jangan kaya gini aku milik kakak jadi jagan prnah bela dia aku benci dia harusnya kakak harus benci dia juga," bentak Eneli tapi tiba tiba perutnya sangat terasa sakit membuat Eneli menunduk memegang perutnya.

Fiya dan Dini yang melihat itu langsung Khawatir tapi tidak dengan Gavin iya hanya tampak biasa saja dan Emeli belum menyadari kalau Eneli kesakitan.

"Awwww, perut gw sakit," ringis Eneli, Emeli yang mendengar itu langsung mendonggak dan menghampiri Eneli.

"En, kamu kenapa?" tanya Emeli dengan cepat Eneli mendorong Emeli membuat Emeli terjatuh.

"EN," bentak Gavin tak terimah.

"Kak Gavin tolong aku, Perut aku sakit hiks hiks," ucap Eneli yang memegang perutnya.

"Lo pikir gue percaya enggak, lo udah bohongin gue beberapa kali, alasan mana lagi yang lo pake buat gue dekat sama lo," ucap Gavin terseyum miring dan menarik Emeli tapi dengan segera Emeli menahan tangan Gavin.

Eneli yang sudah tidak tahan lagi kini kepalanya mulai pusing di sekitarnya pun mulai pudar dan braaak.... Eneli pinsang tepat di pangkuan Fiya.

Seseorang berlari ke arah Eneli yang pinsang dan menatap Gavin sinis bisa bisanya Gavin tidak menolong Eneli yang lagi membutuhkan bantuanya tapi malah membantu Emeli yang tidak apa apa.

Alex,Gibran,Emeli,Hely, Sifia, Dini dan Fiya langsung bingun kenapa cowok itu langsung menggendong Eneli terlebih anak anak Stander.

"Cuman cowok brensek yang ngelihat cewek pingsang tapi gak di bantu malah membantu pacaranya yang gak apa apa," ucapnya dingin tapi masih bisa di lihat di sana ada rasa cemburu.

"Kak Leon," ucap Emeli, tetapi Leon segera pergi tampa membalas ucapan Emeli membuat Emeli Kecewa.

_TwinsGirl_

I'm ~ Twins Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang