39.Amarah yang memuncak

119 21 7
                                    

Gavin mendobrak pintu dengan sangat kencang, membuat Emeli kaget setengah mati, yah Emeli kini bersandar di salah satu lemari sambil memluk lututnya 

Gavin mendekati Emeli dan langsung memeluk Emeli erat.

"Hiks Hiks, aku takut kak," Ucap Emeli yang ada di pelukan Gavin.

"Jangan takut,  aku udah ada di sini," jawab Gavin prihatin dengan penampilan Emeli sekarang.

"Kak, aku takut," ucap Emeli lagi, Gavin kini menarik Emeli keluar dari gudang dan di sana ada banya orang.

Tak lain adalah anak Stander, Eneli, Fiya, Dini, Hely, dan Sifia yang tengah berdiri di depan gudang, saat Emeli dan Gavin keluar dengan Cepat Sifia dan Hely memeluk sahabatnya yang masih menangis itu.

Gavin kini mentap Eneli dengan penuh amarah, namun Eneli berpura pura biasa saja walau kenyataannya Eneli sangat takut.

Gavin kini melangkah mendekati Eneli dengan tangan iya gepalkan sangat kuat.

"Apa yang lo lakuin itu udah keterlaluan En," bentak Gavin dengan seluruh amarahnya, Eneli masih diam dan tak menjawab.

"Dan lo adalah orang satu satunya yang paling gue benci," ucap Gavin lagi.

"Kenapa? Kenapa kamu selalu gak ngertiin aku Kak, aku cuman mau kakak apa susahnya asal kakak tau aku selalu sakit hati saat melihat kakak sama Em," jawab Eneli yang kini mulai menjawab.

"Suka lo bilang, gue gak pantas disukai sama Iblis kek lo, gue mau lo mati aja biar gue dan Em bahagia, sakit hati? Lo pantas mendapatak itu," teriak Gavin membiat Eneli sakit hati.

"Lo itu  Iblis gak pantas di sebut Manusia lo bukan manusi, lo jahat gue gak mau dekat sama lo lagi karna gue udah salah besar ngaggap lo orang baik, bahkan lo relah ngelakuin ini sama Em," Bentak Gavin menatap Eneli dingin.

"Aaaaa!! Kenapa kamu gak pernah ngerti, Aku cinta sama kamu dan perasaan aku yang selalu bilang siksa Em, gara gara Em kamu pergi, gara gara Em juga kamu benci sama aku bahkan kamu tega ngatain aku jahat, iblis," teriak Eneli, tiba tiba air mata itu menetes dan Eneli menahan satu sakit yang sangat menyusuk di dalam perutnya di tambah lagi hati Emeli kini sangat sakit oleh perkataan Gavin.

"Yah lo penjahat, dan gue gak akan mau suka apalagi cinta sama seorang penjahat kaya lo MULAI SEKARANG JANGAN PERNAH ADA DI SAMPIN GUE KALAU PERLU LO PERGI DARI DUNIA INI UNTUK SATU HARI SAJA AGAR GUE BISA BAHAGIAA..!!! Tetriak Gavin dengan kerasnya membuat orang orang yang ada disisni kaget.

Emeli yang mendengar itu kini melangkah mendekati Gavin dan meminta Gavin untuk tidak sekasar ini.

"Cukup kak, jangan seperti ini lagi pula En sodara aku," bela Emeli yang membuat Eneli tambah marah dan langsung menarik rambut Emeli dengan sangat kencang.

"Lo gak usah so soan bela gue, lo seneng kan liat gue di bentak sama orang yang gue perjuangin, lo seneng kan," teriak Eneli yang terus menarik rambut Emeli.

Gavin yang melihat itu berusaha melepaskan tangan Eneli dari kepala Emeli tetapi tarikan Eneli sangat kuat, membuat  Gavin hilang kesabaran dan langsung mendorong Eneli dengan kencang yang membuat Eneli terjatuh.

"Lo gak ada kapok kaponnya yah, kalau lo bukan cewek yang pernah gue hargain dan yang pernah gue kasih sayangin dan menjaga lo, mungkin detik ini juga gue udah pukul muka lo," bentak Gavin dengan kerasnya.

"kak udah, jangan kaya gini bagaiamana pun dia kembar aku, cukup katain dia penjahat iblis, kalau sampai kak Gavin main tangan sama En, mungkin aku gak akan bisa sama kakak lagi," ucap Emeli yang kini menangis, dengan segera Gavin memeluk Emeli.

"Jangan seperti ini, karna dia berhak jangan khwatirkan dia karna dia gak pernah Khwatir dengan dia," jawab Gavin.

"Tuhaan, aku gak sanggup lagi seperti ini, aku hanya mau bahagia sama kak Gavin, tapi Em yang selalu ngehancurkan aku, tuhan kenapa perut ku sakit lagi seperti dua tahun yang lalu, kenapa aku merasa perutku kembali sakit dengan sakit yang pernah aku rasakan" batin Eneli yang kini memegang perutnya yang terasa sakit sekali,tetapi Eneli akan menahannya.Eneli kini berdiri yang di bantu oleh kedua sahabatnya dan menatap dua orang itu.

"Aku gak nyangka, orang yang selalu jagain aku kini meperlakukan aku seperti binatang, hanya karna dia," tunjuk Eneli.

"kak Gavin, selama aku belum mendapatka kakak aku gak akan berhenti nyakitin dia," ucap Eneli lagi.

"setiap lo nyentu Em, mako lo siap siap untuk mendapatak kan hukuman," jawan Gavin dingin.

"Udah En, kita pergi aja jangan kaya gini," bujuk Dini  yang kasihan melihat sahabatnya.

"Benar En, kita pergi aja," lanjut Fiya lagi yang di anggukin oleh Eneli, mereka bertiga pun pergi.

_TwinsGirl_

I'm ~ Twins Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang