53~ Lagu atau Sebuah pesan

151 20 0
                                    

Kini Emeli berhasil mengajak Sindya,Adnas, dan Angkas, sebelum pergi, mereka menolak untuk pergi kalau Eneli tidak ikut, tetapi di saat Emeli bilang, Eneli yang menyuruh kita semua ke Caffe ini, dan mereka semua pun setuju.

"Em. En mana? Tanya Angkasa.

"Enggak tau juga kak," jawab Emeli, seorang pelayang Caffe datang dengan menu makanan yang sangat banyak, dan mereka juga belum pesan.

"Mungkin embaknya salah meja," ucap Adnas.

"Tidak tuan, ini meja sudah benar, " ucap pelayan itu.

"Tapi saya belum pesan lo," lanjut Sindya, pelayan itu kembali terseyum.

"Maaf tuan, nyonya, sebelumnya meja ini sudah di boking, dan sudah pesan makanan, dan ini atas nama Eneli," jelas pelayan itu.

"Baiklah, dia anak saya. Makasih," ucap Adnas, pelayan itu hany terseyum dan berlalu pergi.

"Tapi En kemana yah? " Tanya Sindya.

"Enggak tau juga mom," jawab Eneli.

Suara MC kini memanggil seseoarang untuk naik keatas panggung, dan sungguh perempuan itu sangat cantik memakai Dres putih sepaha yang tak berlengan, sepatu putih, rambut iya kuncir dua.

Emeli, Adnas ,Sindya, dan Angkasa kini terseyum melihat sosok bidadarinya, yaitu Eneli, yah cewek itu adalah Eneli. Eneli kini mulai memgang Mick dan menatap keluarganya yang tepat berada di hadapanya.

"Pertama tama perkenalkan nama saya Eneli, saya anak  kedua dari keluarga Agantara grub, dan saya akan membawakan sebuah lagu dan pesan buat keluarga saya, di sini saya sangat menyanyangi keluarga saya, maaf yah selama ini En selalu jahat sama kalian, apalagi sama Em, tetapi di saat kalian mendengar lagu ini, aku harap kalian bisa jadikan ini adalah pesan singkat dari saya," ucap Eneli dari atas panggung,

Emeli kini terharu mendengar kata maaf dari Eneli.

Eneli kini menerik nafas panjang dan membuagnya, sambil menatap keluarganya.

Sakit sakit yang ku rasakan dalam hatiku
Apakah kau merasakan sakit yang aku rasakan
Perih perih yang kau berikan dalam hidupku

Tak sanggup aku menahan perih yang aku rasakan
Cukup bagiku dalam tangisku berdoa
Suatu hari nanti kau akan mengerti saat aku pergi
Suatu saat nanti saat ku pergi dan tak akan kembali

Suatu hari nanti kau akan mengerti saat ku tak di sini
Saat tubuhku mulai terbaring mati dan engkau menangis

Keluarga Eneli kini mulai bingun, kenapa dengan lagu ini? Dan seakan akan Eneli akan pergi jauh, apa lagi tadi Eneli bilang, ini bukan lagu tapi sebuah pesan.
Tetapi Keluarga Eneli masih overthingking dan enggak boleh berfikiran negatif.

Sakit sakit yang ku rasakan dalam hatiku
Apakah kau merasakan sakit yang aku rasakan
Perih perih yang kau berikan dalam hidupku
Tak sanggup aku menahan perih yang aku rasakan

Air mata Eneli kini mengalir seketika, saat mengingat hal hal yang menyakitkan dalam hidupnya, mengingat dosa dosa yang pernah iya perbuat, dan mengingat kalau umurnya tidak lama lagi.

Jujur kalau waktu bisa di ulang kembali, Eneli mau mengulang semuanya, Eneli mau baikan dengan Eneli, beteman baik seperti sauda saudara lainnya.

Cukup bagiku dalam tangisku berdoa
Suatu hari nanti kau akan mengerti saat aku pergi
Suatu saat nanti saat ku pergi dan tak akan kembali
Suatu hari nanti kau akan mengerti saat ku tak di sini

Melihat Eneli menangis dan serapuh itu, Emeli naik keatas panggung, dan mengeggam tangan Eneli yang terasa bergetar dan dingin, Eneli mencium tangan Emeli dengan air mata, di tambah perutnya mulai sakit lagi.

"En, kamu enggak apa apa?" Tanya Emeli, Eneli hanya menggeleng, Emeli juga kini mengalirkan air matanya, semua orang yang melihat itu, kini meneteskan air mata haru, begitupun dengan Sindya, Adnas, dan Angkasa.

Saat tubuhku mulai terbaring mati dan engkau menangis
Suatu hari nanti kau akan mengerti saat aku pergi
Suatu saat nanti saat ku pergi dan tak akan kembali

Suatu hari nanti kau akan mengerti saat ku tak di sini
Saat tubuhku mulai terbaring mati dan engkau menangis
Dan engkau menangis

Reff terakhir, Eneli sudah tidak sanggup lagi menahan perutnya yang terasa sangat sakit,  pemandanganya mulai pudar, tampa aba aba, Eneli jatuh pinsang, dengan segera Emeli menolong Eneli agar tubuh Eneli tidak terbentur.

Semua orang yang ada di Caffe itu menjadi panik dan Khwatir melihat Eneli, terlebih Orang tua Eneli dan kakaknya, Sindya, Adnas, dan Angkasa berlari kedepan melihat keadaan Eneli.

"Sayang bangun," ucap Sindya, yang kini sudah di banjiri air mata.

"Dek bangun, kakak udah ada di sini," ucap Angasa lagi.

"Mending kita bawa En, kerumah sakit," ucap Adnas, mereka semua setuju, Angkasa segera menggendong adiknya itu ke rumah sakit.

I'm ~ Twins Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang