54~ Apa!!! Eneli Sakit

221 23 0
                                    

Di depan IGD keluarga Agantara menunggu dokter untuk keluar, Sindya kini menangis dalam pelukan Adnas, sementara Emeli  menangis di dalam pelukan Angkasa.

30 menit akhirnyaa dokter Raffi kini keluar dari ruangan IGD, dokter pribadi keluarga Agantara, Sindya dan Adnas langsnung berdiri dan mengahampiri dokter itu, begitupun dengan Emeli dan Angkasa.

"Dok, bagaimana kedaan putri saya, dan kenap Eneli seperti ini dok, apa Eneli cuma kecapean," ucap Sindya panjang lebar, membuat dokter Raffi bingun harus berkata apa, tetapi kedua orang tua Eneli harus tau tentang ini.

"Maaf bu, pak, saya sudah menyembunyikan sesuatu," ucap dokter Raffi memtong pembicaraanya membuat Adnas emosi.

"Ngomong, jangan bertele tele," jawab Adnas, Sindya berusaha menenangkan suaminya itu.

"Sebenarnya, Eneli sudah lama sakit, Eneli memiliki keruskan pada ginjalnya," jawab dr, Raffi membuat semua orang di sana kaget.

"Apa dok ? Enggak. Ini,  enggak mungkin," ucap Sindya memgang dadanya, Emeli kini tambah nangis, kalau kembarannya sekarang mengalami penyakit itu.

"Gimana bisa dok, dua tuhun yang lalu, ginjal putri saya sudah di angkat, dan sekaran ginjal anak saya tinggal satu, dan itu pun ginjalnya rusak lagi," ucap Adnas.

"maaf, karna, kerusakan ginjal nya yang dulu, ternyata mengakibatkan kerusakan juga pada ginjal satunya dan ini sudah berjalan 6 bulan," jawab dr Raffi, membuat mereka kaget.

"Dan kenapa dokter, Enggak pernah bilang sama kita kalau Eneli sakit, kenapa dok kenapa? " Tanya Emeli yang kini mulai emosi.

"Ini semua permintaanya Eneli, dan saya harap, kalian mendapatkan donor Ginjal secepat mungkin," ucap Dr  Raffi. "Permisi," ucap Dokter Raffi dan berlalu pergi.

Semuanya kini memasuki ruangan IGD, dan melihat Eneli terbaring lemah, di atas Brangkar, Sindya langsung memeluk sang putri.

"Nak, kenapa kamu bohong sama kami," ucap Sindya yang kini mulai di banjiri air mata.

"Kenapa kamu enggak bilang sama kami nak, kenapa kamu memilih untuk merangkul penyakit kamu sendiri, tampa kamu beri tau kami," lanjut Adnas mencium tangan anaknya.

Eneli mulai sadar, membuka perlahan matanya dan mendapati keluarganya menangi, Eneli sudah menduga kalau mereka semua sudah tau, tetang penyakitnya.

"Mom, Dad," panggil Eneli.

"Sayang," Ucap Adnas dan Sindya bersamaan.

Emeli dan Angkasa mulai mendekat ke Eneli.

"Maaf, selama ini, aku jahat, dan maaf aku enggak cerita semua tentang ini, karna En, enggak mau kalian khawatir, En, sadar aku cuma beban buat kalian, makasih Mom, Dad, udah sayang sama En, walau En enggak tau diri," ucap Eneli, kini air matanya bercucuran.

"Sayang," belum sempat Sindya membalas ucapan Eneli, Eneli kini meraih tangan Eneli.

"dan maafin Aku juga Em, selama ini aku jahat sama kamu,  aku selalu menyiksa kamu, aku selalu merbut barang yang kamu sayangi, dan kak Gavin, maaf cinta kalian rusak gara gara aku, Em, Andai waktu bisa di putar kembali, aku ingin jadi sahabat kamu En, tertawa bersama kamu, jalan jalan sama kamu, main sama kamu, dan saling bercerita sama kamu, tetapi aku terlalu munafik, egois, dan jahat sama kamu, " jelas Eneli, Emeli kini mengeluarkan air mata.

"Enggak En, kamu Enggk salah, aku yang salah, aku yang jahat, dan aku yang mengambil semuanya dari kamu, aku sadar En, semua orang mengasih aku kasih sayang lebih, dan sedangkan kamu Enggak, aku tau En, kamu orang baik, hanya saja kamu suka bandingkan diri kamu sama aku," jawab Emeli, dengan air mata yang membanjir.

"Em, aku mau minta sesuatu sama kamu," ucap Eneli, Emeli mengagguk.

"Puluk Aku Em, aku mau ngersain pelukan hangat dari kembaran aku," ucap Eneli, dengan senang hati Eneli mengagguk dan mereka pun berpelukan, ini pelukan pertama mereka, sejak kecil mereka tidak pernah merasakan pelukan hangat itu.

_TwinsGirl_

I'm ~ Twins Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang