58~ Akhir dari kisah ini

667 28 1
                                    

Sore hari, pantai sangat indah, di tambah lagi pantai ini sangat sepi, Eneli terduduk di atas pasir dengan air mata yang tak berhenti bercucuran, sakit, kecewa, nyilu, perih, semua tergabung jadi satu,  Eneli sangat terpukul dengan kenyataan ini.

"EMMMMM,,, KENAP LO NINGGALIN GUE HAA? GUE SAYANG SAM LO, HARUS NYA LO KASIH GUE GINJAL SATU AJA, BIAR LO DAN GUE SALING MELENGKAPI, GUNJAL ITU AKAN SATU SAAT LO DAN GUE SAMA SAMA," teriak Eneli dengan suara seraknya, air matanya selalu mengalir dengan derasnya tampa mau memberi sedikit jeda.

"ARGHHH, GUE NYESEL EM, NYESEL BANGET UDAH JAHAT SAMA LO,GUE JAHAT, GUE BINTANG YANG ENGGAK TAU DIRI, GUE ENGGK BISA ENGGK NANGIS EN, PERASAAN GUE YANG MEMINTA GUE NANGIS, BUKAN GUE, GUE SANGAT KEHILANGAN EM, MAAF KAN GUE MAAFKAN GUE, EM, GUE BELUM BISA JADI TEMAN, GUE BELUM LIHAT LO BAHAGIA, GUE PENGEN KITA SAMA SAMA, GUE PENGEN KITA MAIN SAMA SAMA, JALAN JALAN BERSAMA. TAPI ITU MUSTAHIL," ucap Eneli membayangkan masa masa lalunya bersama Emeli.

"Bener kata orang, penyesalan selalu di akhir," ucap seseorang, suara yang sudah Eneli kenal sejak dulu. Gavin duduk di sampin Eneli.

"Gue sadar, gue adalah orang ketiga di antara kalian berdua," ucap Eneli sambil berdiri di ikitu Gavin

"Lo bodoh En, dari dulu lo adalah proritas gue, tetapi karna keseirikan lo, gue jadi benci sama lo, andai lo enggak jahat, mungkin lo akan selalu ada di dalam hati gue," jawab Gavin, Eneli terseyum pilu dengan air matanya.

"aku tau, kak gavin sayang sama aku, aku mintak maaf atas semuanya kak, aku terlalu cinta sama kakak sampai sampai aku lupa caranya mencintai seseorang dengan sewajarnya, dan pada akhirnya kak Gavin membenci aku," ucap Eneli terseyum.

"En, gue mau lo tau, gue akan memprioritaskan lo lagi, seperti dulu lagi, gue akan berusaha mencintai lo dan kita akan sama sama, ini dasar permintaan Emeli . Gue enggk mau nolak permintaan Eneli," ucap Gavin.

"Maaf kak, kita gak bisa bersama aku cuman gak mau lihat Em di sana sedih, gimana kalau Em tau kalau kita bersama pasti Em akan sedih, dan aku gak mau buat perasaan Em disana kecewa, aku gak mau merasa bersalah kedua kalinya pada Em, mungkin aku baru sadar dunia terlalu kejam buat Emeli, dan dunia terlalu baik buat aku, yang memberikan aku hidup dan Emeli yang harus meninggal jauh dari Orang tua, jauh dari aku, jauh dari cintanya dan jauh dari dunia." Ucap Eneli sendu kini air matanya mengalir dan Eneli tetap terseyum, Gavin hanya bisa mendengarkan semuanya.

"mungkin hari ini adalah hari dimana terakhir aku ada di dekatmu, mungkin takdir tidak ingin kita bersama, aku sadar sekuat apa pun diriku menguba takdir, sekuat itu pun takdir menjaga kisahku, kak selama ini aku selalu ingin ada di samping dirimu tetapi suatu saat nanti aku harus sadar, kalau kakak memang bukan milik aku, dan bukan takdir aku ataupun Em, mungkin jodoh kakak bukan aku melainkan orang lain, aku dan Em cuman ada di masalalu kakak dan akan menjadi sebuah cerita, kak Makasih untuk semuanya dalam kisah ini aku banyak belajar, aku ga  bisa memaksakan seseorang yang benar benar bukan jodohku, selama ini aku jahat sama kakak."

"Itu mau kamu? " Tanya Gavin, Emeli hanya mengagguk.

"oke En, sekarang atau di masa depa lo akan jauh dari gua, lo akan belajar hidup tanpa gue, hari hari lo akan berbeda tanpa kehadiran gue, Galaxi enggak akan seheboh dulu lagi karna sifat lo ke aku, Galaxi akan menjadi kenangan lo, gue, dan Emeli, sudut belakang sekolah akan menjadi saksi bisu atas kelakuan lo,  gue harap lo bisa nemuin orang baru dalam hidup lo, Stander juga akan bubar,"  jelas Gavin Eneli hanya terseyum dan mennagguk, Gavin memutuskan untuk pergi dari sana.

Tak terasa air mata Eneli terjatuh, ini semua kesalahannya, perktaan Gavin tadi emang benar, apa Eneli sanggup hidup tampa ada orang orang yang selalu ada di setiap episode cerintanya. Dan itu akan sangat berbeda, saat Eneli kembali memasuki Galaxi apa akan ada cowok bad boy, cuek, dingin lagi, apa ada lagi ketika semua siswi relah jepit jepitan demi melihat Idolanya yaitu Gavin.

"Aku Emang bodoh, " ucap Eneli dengan air matanya.

"Em, mungkin kamu udah enggak ada di sini, tetapi organ tubuh kamu ada di sin, sama aku, aku janji aku akan jadi pribadi yang lebih baik lagi, enggak egois, dan aku akan berusaha menjadi pribadi sepeeri kamu, selamat tinggal Emeli, selamat tinggal Gavin."

Dari kejauhan Emeli terseyum melihat kembaranya.
"Aku senang kamu berubah En, selamat jalan En."

Mungkin perpisahan adalah hal yang paling menyedihkan, apalagi perpisahan untuk selama lamanya, pertemuan pasti ada perpisahan, tetapi dengan cara yang berbeda beda. Ada yang sakit, kecewa, bahagia, yang intinya harus ikhlas, mungkin Eneli sangat kesepian menjalani hari harinya, dua sosoak pemeran penting dalam hidupnya kini memilih untuk meninggalkanya, mungkin Eneli memutusakan pindah sekolah, Eneli tidak mau mengenang masa masa sulit, kejahatannya, di sana, Eneli mau membuka lembaran baru.


_Tamat_

I'm ~ Twins Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang