45~Kata maaf yang tak ada artinya

134 18 2
                                    

Sesampai di rumah Eneli sudah di sambut oleh mommy, dadday dan Emeli yang tengah duduk di ruang keluarga, Eneli hanya bisa terseyum dan menyalimi kedua orang tuanya.

"Dari mana aja kamu?" Tanya Adnas dengan tatapan dinginnya, yah kalau Adnas masih bisa menahan amaranya pasti Adnas akan berubah menjadi dingin, Eneli tak menjawab, Eneli masih setia berdiri di tengah tengah keluarganya.

"Jawab En, sudah i lima hari kamu gak pulang," bentak Adnas yang kini amarahnya sudah memuncak.

"Aku dari rumah Fiya dan Dini," jawab Eneli.

"Bohong, kamu bohong Dadday udah kerumah Fiya dan Dini menceri kamu kemana mana, tetapi kamu gak ada di sana, jadi selama lima hari ini kamu kemana dan jelaskan juga selama lima bulan ini saat  kamu gak pulang kerumah kamu juga bohong kalau kamu pergi kerumah teman kamu," jelas Adnas, Sindya dan Emeli hanya bisa diam, Sindya sebagai seoarang ibu jujur sangat sedih saat melihat anaknya sedih seperti itu.

"Daddy gak perlu tau,  yang pentin En bisa jaga diri En, dadday tenang aja En gak pernah ngelakuin hal hal yang merusak diri En," jawab En.

"Dadlday tau kamu anak baik baik, maka dari itu cerita kamu kemana selama ini?" tanya Adnas lagi.

"En gak bisa jawab Dadday, Mommy mungkin waktu yang akan menjawab semuanya," jawab Eneli dan memilih naik ke kamarnya dan mengunci dirinya dari dalam.

"Aku gak bisa nahan sakit ini terus menerus, aku akan mati kapan saja dalam waktu dekat ini, tampa ngerasain gimana menjadi seorang mahasiswa, menjadi seorang istri, Tuhan gak adil sama aku gak adil,semua kebahagiaan aku di renggut oleh Em, kenapa sih aku harus lahir di dunia ini kalau aku akan menjadi orang seperti ini, orang cacat, " ucap Eneli setengah menangis sambik memeluk lututnya.

"Arghhhh," Teriak Eneli.

"Tuhan ambil nyawaku sekarang, aku udah gak sanggup sama perih di perut aku dan di hati aku, biarkan aku pergi Tuhan, biarkan aku melupakan kak Gavin orang yang sangat aku cintai," lanjut Eneli dan

PRAKKKKK

kramik pecah dengan mudahnya Eneli melempar keramik itu, Emeli yang ada di samping kamarnya mendengar itu dan segera berlari ke arah sumber suara.

"En."

"Kamu gak apa apa?" Tanya Emeli berteriak.

"Pergi, gua gak butuh lo, lo jahat, lo munafik,lo cewek bermuka dua, gua benci sama lo sampai gua mati gua benci sama lo," jawab Eneli membuat Emeli sakit hati.

"aku minta maaf En, aku tau aku salah, maka dari itu tolong maafkan aku, aku akan memberikan kamu kebahgiaan dan memberikan kak Gavin buat kamu, aku sadar selama ini aku selalu bahagian dan kamu enggak, maaf kan aku tolong maafkan aku," ucap Emeli yang kini mulai manangis dan memukul mukul pintu kamar Eneli.

"Enggak, kata Maaf lo itu udah gak ada artinya lagi, selama ini lo kemana haa, kemana, di saat gua benar benar udah rapu dan mengalah sama dunia kenapa baru sekarang lo berikan semuanya," jawab Eneli.

"Tapi aku benar benar gak ada maksud untuk nyakitin kamu, dan mengambil apa yah kamu mau En," ucap Emeli dan

PRAAKK...

Lagi dan  lagi Eneli melempar gelas kaca tepat di pintu kamar membuat Emeli kaget.

"Pergiii... Gua gak butuh lo gua benci sama lo, pergiiii," teriak Eneli dari dalam kamar membuat Emeli menghele nafas dan beranjak pergi.

Pagi harinya Eneli siap siap untuk  pergi sekolah tak lupa Eneli membawa obat obatanya yang menurutnya itu sangat penting, awalnya En sudah nyerah untuk makan obat yang sangat sangat pahit, tetapi itu jalan satu satunya membuat Eneli sembuh.

"Dadday uang En udah  habis," ucap Eneli dingin, saat mereka sudah selesai makan.

"En, setiap minggu dadday kasih kamu yang yang cukup besar, dengan segampangnya itu habis, kamu harus hemat En," jawab Adnas, yang sudah pusing karna setiap seminggu sekali Adnas menstransfer uang kerekening Eneli yang lumayan banyak.

"Dadday, karna En sangat butuh uang itu kalau En gak punya uang En bisa apa?" Tanya Eneli yang tertuju pada penyakitnya namun orang tuanya tidak tahu.

Yah setiap kali di beri uang, Eneli selalu menggunakan uang itu untuk kesembuhannya, Eneli merelahkan uang jajannya demi Kesembuhanya, Eneli juga sudah tidak pernah Shopeeng atau ke salon.

"En sebenarnya kamu kenapa? Selama ini aku gak pernah lihat kamu jalan jalan lagi, kaya ke mall atau salon biasannya kamu selalu pergi, sekarang lo bahkan gak pernah pergi lagi dan uang kamu cepat habis," batin Emeli.

"Udah Ad, kamu kasih aja uang buat En," ucap Sindya.

"Tapi Sin," ucap Adnas terpotong saat Eneli memeluk Daddaynya.

"Maaf dad, sekarang aku sangat butuh uang bahkan uang yang dadday kasih itu gak cukup buat kebutuhan En sekarang, En mintak maaf selama ini En suka kasar, dadday uang yang dadday berikan kepada En, dadday tenang aja uang itu tidak aku salah gunakan tapi itu untuk kebaikan En sendiri," jelas En membuat Adnas bingun, apa arti semua ini dan tidak cukup? Bahkan dulu En selalu mersa cukup saat Adnas memberikan Eneli dan Emeli uang sekitar 50 juta selama sebulan, sekarang setiap minggu Adnas memberikan Eneli uang sekitar 30 juta perminggu.

"Sayang jelaskan sama Dadday dan Mommy kamu mau apa ?" Tanya Sindya.

_Twins Girl_

I'm ~ Twins Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang