9-Bukan Sekedar Kata

140 4 1
                                    

Jangan lupa vote and komen😊
Hope you'll enjoy

*****


Kelima jejeran bem itu bergidik ngeri dikantin. Pasalnya, dari tadi di kelas, sampai sekarang dikantin, ketua bem mereka, atau si Elang sedang senyum-snyum sndiri.

Ada yang lucu tidak, ada yang ngelawak tidak juga. Percayalah, betapa ngerinya kelima orang itu melihat salah satu temannya senyam-senyum sndiri.

Dareen memberanikan diri untuk memejukan tubuhnya, tangannya di ulur menyentuh dahi Elang. Berniat mengecek suhu. Setelah dirasakan suhu di dahi itu, tangan Dareen berlanjut menyentuh bokongnya.
Ia mengerutkan dahi.

"Sama ah panasnya." Gumam Dareen.

"Si goblok! Jangan taro pantat Udin!." Damprat Adnan ketika melihat Dareen melakukan itu.
Kelima lainnya tertawa, Elang masih sibuk dengan senyumnya sndiri.

Mereka akhirnya berbisik-bisik,
"Elang kenapa anjir? kesurupan dia?." Tanya Abril berbisik.

"Gatau anjir. Dia kemaren malem juga kenapa dah ga ikut nongkrong?." Imbuh Aziel.

"Bangsat ini anak kenapa anjir. Ngeri gue liatnya, nanti kalo tiba-tiba kejang-kejang teriak 'aing macan didie' Bahaya bangsat." Pekik Dareen.

Galen yang dari tadi duduk anteng di samping Elang hanya melirik, ia mengambil satu botol aqua, menusuk tutupnya dengan jarum yang entah ia dapat dari mana dan.

Krek sprutt

"Gila!." Satu kata keluar dari mulut Galen, untuk ketua bemnya. Galen menyembur Elang dengan aqua botol tadi.

Percaya lah, kelakuan Galen patut diacungi jempol. Melihat ketua bem itu di semprot, kelima orang itu tertawa. Akhirnya Elang kembali dari dunianya.

"Anjir. Ada masalah apa lu sama gue Len?." Protes Elang, ia mengusap wajahnya yang basah.

Galen melirik santai, "Lo yang kenapa? senyam-senyum, gila lo?." Balas Galen.

Elang melirik kelima twmannya bergantian. Wajah mereka antara menahan tawa dan penasaran.

"Ngapain pada ngeliat gue? seneng bgt gue di semprot?." sewot Elang.

"Pft, ngga Lang, ngga. Ga seneng gue.. Pft." Abril menahan tawanya. Melihat hal tadi, lalu melihat Elang marah membuatnya ingin ketawa terbahak.

"Lo ngapa si Lang? ada masalah hidup apa, sini sini cerita. Jangan di pemdem sendiri, tar lo gila." Ucap Aziel. Lelaki yang dari tadi sibuk memakan baksonya kini tangannya berganti alih untuk menepuk punggung Elang.

"Anjrit bakso gue!." Pekik Aziel ketika Adnan menyambar mangkok bakso nya.

"Minta elah. Medit amat ama temen." Cibir Adnan. Lelaki itu mulai menyantap bakso milik Aziel.

"Gue di jodohin." Ujar Elang pelan, sangat pelan. Pandangan menerawang ke depan. Kembali tersenyum karena mengingat saat malam dinner.

Pluk

"Hah?!." Semua kompkak.

"Bangsat! bakso gueeee!." Aziel semakin berteriak ketika melihat bakso yang sudah di mulut Adnan kembali masuk mangkok karena kaget.

"Eh, sorry sori, nih gue balikin." Ujar Adnan sambil terkekeh. Lelaki itu ingin mendorong lagi mangkoknya ke arah Aziel,

"Najis! gausah."

"Sut diem! Lang, lo ga halu kan? lo ngga mabok kan? Lang lo sehat?." Ada nada prihatin di ucapan Dareen.

"Ngga anjir. Sehat walafiat gue." Bantah Elang.

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang